Itulah pemandangan di depan Bandeng Presto Syakilla, di Jalan Lintas Medan-Banda Aceh, Desa Keude Cunda, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe, Senin (16/3/2020).
Restoran yang menyediakan bandeng tanpa tulang itu membeli ikan dari nelayan lokal, sehingga bisa dipastikan selalu segar saat disajikan.
"Kami beli langsung dari tempat pendaratan ikan. Jadi, kami pastikan ikannya masih segar-segar," terang Desi, pegawai di Bandeng Syakilla.
Setelah dari nelayan, seluruh tulang bandeng itu dibuang. Lalu, ikan bandeng langsung dimasak di depan pembeli. Tujuannya menyakinkan pembeli proses kebersihan.
“Sebagian besar pembeli memilih dibungkus. Satu bandeng ini kan bisa dimakan berdua,” sebutnya.
Bandeng dimasak dalam dua varian--bakar dan goreng. Ada juga asam manis, namun hanya tersedia saat bulan Ramadhan tiba.
"Karena kalau asam manis itu tidak disukai hari biasa begini. Kalau Ramadhan baru laris,” katanya.
Menikmati legit ikan bandeng presto Syakilla belum lengkap jika tidak memakai sambal kecap dan cabai merah.
Rasa sambalnya pedas, sehingga sangat pas dipadu-padan dengan irisan jeruk nipis. Boleh dibilang menggugah selera.
Ada juga lalapan, plus semangkuk sop untuk kuah makan nasi yang bisa jadi teman makan bandeng di restoran atau pun di rumah.
Letaknya persis di depan rumah sakit itu, atau berada di antara bangunan servis sepeda motor dan warung kopi.
Untuk harga, yakni Rp 25.000 plus nasi, sedangkan tanpa nasi hanya dibanderol Rp 20.000 per porsi.
https://travel.kompas.com/read/2020/03/23/100500327/bandeng-presto-aceh-tanpa-duri-dan-dinikmati-dengan-sambal-pedas
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan