Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengintip Proses Memerah Susu Kuda Liar di Bima NTB, Seperti Apa?

JAKARTA, KOMPAS.com - Mendengar kata susu kuda liar, mungkin membuatmu bertanya-tanya bagaimana cara memerah susunya?

Apakah harus ada penanganan tersendiri saat memerah kudanya? Atau saat memerah susu kuda harus menggunakan baju khusus agar aman?

Nehrun sebagai pengusaha susu kuda liar asal Dusun Tolonggeru, Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) menjaelaskan cara memerah susu kuda liar.

"Susu kuda yang digunakan adalah susu dari induk kuda yang baru melahirkan dengan umur anaknya yang satu bulan, digiring dari tempat dia diliarkan menuju kandang," jelas Nehrun, Lc MA. yang juga pemilik Susu Kuda 88 kepada Kompas.com, Selasa (2/6/2020).

Susu Kuda 88 memilih kuda yang baru melahirkan untuk diperah susunya. Seperti yang dikatakan Nehrun, induk kuda akan digiring dari habitat liarnya menuju kandang.

Kuda yang dipilih merupakan induk kuda yang baru selesai melahirkan satu bulan. Selanjutnya kuda dimandikan satu kali dalam 2 bulan supaya tetap selalu sehat dan segar.

Kuda yang baru pertama kali diperah dan masih liar, dibuatkan kandang jepit dan diikat kedua kaki belakangnya supaya tidak bisa bergerak maupun menendang ketika proses memerah.

Penggunaan kandang jepit berlangsung sekitar 1-3 minggu sampai kuda itu jinak dan tidak bergerak ketika diperah.

"Induk kuda dan anaknya dipisah tempatnya dan tetap makan bersama dalam satu wadah, pemisahan berlangsung lebih kurang 3 – 4 jam untuk menghasilkan susu," papar Nehrun.

Setelah susu diperah dari induknya, giliran anaknya menyapih susu agar kuda tetap sehat dan kuat. Setelah anaknya selesai menyapih, lalu akan dipisahkan lagi dengan induknya seperti sebelumnya.

Cara memerah dimulai dari samping kanan kuda, tangan harus dicuci menggunakan gayung biasa sebagai wadahnya. Para pemerah susu harus membuang air susu tetesan pertama.

Dalam sehari atau 24 jam kuda dapat diperah sebanyak 6-7 kali. Sekali perah menghasilkan kisaran satu botol susu dengan ukuran 600 ml sampai 1 liter.

"Sehingga dalam 24 jam total yang diperoleh lebih kurang 5 liter," pungkas Nehrun.

Induk kuda akan diperah susunya dalam jangka waktu enam bulan, setelah itu kuda pun diliarkan kembali ke alam bebas.

Aturan minum susu kuda liar

"Susu kuda diperah langsung diminum, setelah lebih dari 2 x 24 jam susu mulai sedikit kecut karena mulai masuk dalam proses fermentasi alami dan bertahan sampai 6 bulan," jelas Nehrun.

Susu kuda tidak boleh dimasak maupun dipasteurisasi, karena dapat merusak khasiat yang terkandung di dalamnya.

"Proses produksi kamu pun (Susu Kuda 88) sederhana, yaitu penyaringan 3 kali, lalu dikemas ke botol steril dan dikasi label lalu disimpan di kulkas," jelas penggagas Kampung Wisata Edukasi Lemerahan Susu Kuda Liar di Dusun Tolonggeru itu.

Saat susu kuda dimasukkan ke dalam kulkas hanya untuk menunda proses fermentasi alami yang terjadi, hal ini juga bisa dilakukan sebagai cara menyimpan susu.

Jika ingin mencoba susu kuda liar, bisa beli di agen Susu Kuda 88.

Susu kuda ini asli Dusun Tolonggeru, Desa Monggo, Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima. Dusun ini adalah kampung yang bertahan dan masih memerah susu kuda liar sejak 1997.

https://travel.kompas.com/read/2020/06/02/225200727/mengintip-proses-memerah-susu-kuda-liar-di-bima-ntb-seperti-apa

Terkini Lainnya

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Travel Update
5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

Travel Tips
Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Travel Tips
Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke