Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Catatan Pendaki Pemula ke Gunung Parang di Purwakarta, Bagian 1

KOMPAS.com – Saat berbicara tentang gunung di Jawa Barat, sebagian besar orang mungkin lebih mengenal Gunung Ciremai, Gunung Gede Pangrango, atau Gunung Papandayan.

Kendati demikian, ada gunung di Kabupaten Purwakarta yang tidak kalah asyik untuk didaki, seperti tiga gunung ternama di atas. Gunung itu adalah Gunung Parang.

Gunung Parang terletak di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Salah satu jalur pendakiannya berlokasi di Jalan Lingkar Gunung Parang Pasanggrahan, Desa Pasanggrahan, Kecamatan Tegalwaru.

Umumnya, gunung ini lebih dikenal dengan jalur via ferrata atau jalur besi yang mengacu pada anak tangga logam permanen guna memudahkan orang-orang menjajakkan kaki di sana.

Namun selain via ferrata, gunung dengan ketinggian 963 meter dari permukaan laut (mdpl) ini juga bisa dijelajahi melalui jalur pendakian yang dapat diakses melalui jalur khusus pendakian.

Letak basecamp pendakian Gunung Parang ini tepat berada di sisi kiri Kantor Kepala Desa Pasanggrahan. Basecamp ini memiliki area parkir yang cukup luas, setidaknya dua mobil Elf mampu ditampung di sana.

Pendakian Gunung Parang via Pasanggrahan

  • Perjalanan yang cukup panjang dari Jakarta

Kompas.com berkesempatan untuk menjajal pendakian Gunung Parang via Desa Pasanggrahan dari Jakarta pada Minggu (13/6/2021) bersama sejumlah pendaki.

Jarak tempuh dari kawasan Cawang menuju Desa Pasanggrahan adalah 107 kilometer (km) atau sekitar 2 jam 22 menit. Pada saat itu, kami memulai perjalanan pukul 23.45 WIB, Sabtu (12/6/2021).

Namun karena satu dan lain hal, perjalanan singkat tersebut harus dilalui lebih lama. Kami pun tiba di basecamp sekitar pukul 05.00 WIB sebelum memulai pendakian pukul 06.40 WIB.

Sembari menunggu waktu pendakian dimulai, kami merapikan ulang barang bawaan untuk membuat pendakian terasa lebih ringan.

Basecamp ini memiliki warung yang menjual beragam makanan ringan dan minuman. Pendaki bisa ngopi sejenak di saung seberang warung sebelum memulai pendakian.

  • Rute pendakian Gunung Parang

Rute awal adalah menyusuri jalur kecil di belakang saung basecamp yang akan mengarahkan pendaki melewati perkebunan warga.

Kondisi jalur setapak berupa tanah berbatu yang sisi kanan dan kirinya dipenuhi rerumputan. Nantinya, jalur akan mengarahkan pendaki ke jembatan bambu.

Pemandangan dari jalur ini terbilang cukup apik. Gagahnya Gunung Parang yang menjulang tinggi dihiasi pepohonan rindang di bagian bawahnya akan terlihat dengan jelas.

Perbukitan yang mengelilingi Gunung Parang pun sudah mulai terlihat lantaran jalur makin menanjak.

Tidak jauh dari pemandangan perbukitan pada sisi kiri pendaki adalah jembatan bambu yang mengarah ke dua saung.

Saung kedua yang letaknya berada di atas saung pertama dilengkapi spot foto berbentuk lambung kapal. Dari saung kedua ini, pemandangan Kabupaten Purwakarta dan laut lepas sudah mulai terlihat, meski sedikit tertutupi kabut.

  • Medan mulai terasa berat

Sebelumnya, Kompas.com tidak pernah mendaki gunung hingga mencapai puncak. Alhasil, medan yang menunggu setelah saung kedua dirasa cukup menantang. Rute pendakian mulai memasuki hutan lagi.

Jalur sudah bukan tanah berbatu, melainkan tumpukan batu di tengah hutan. Di sisi kanan jalur, terdapat tumpukan kayu yang digunakan sebagai pegangan tangan.

Kemiringan jalur ini cukup menantang. Jika diibaratkan, dengkul kaki saat menanjak hampir menyentuh dada. Meski jalur berbatu, pendaki tetap harus berhati-hati lantaran ada beberapa spot yang dipenuhi lumut, sehingga membuat pijakan licin.

Jalur batu berlumut tersebut mulai diganti jalur batu berumput. Pegangan kayu pun tergantikan oleh banyak batang pohon, akar, dan semak belukar.

Pada saat itu, kami tidak terlalu terburu-buru dalam mendaki. Sebagian memilih untuk duduk sebentar di bebatuan besar di pinggir jalur.

  • Pos 1 Gunung Parang

Setelah trekking dari basecamp sambil curi-curi waktu untuk istirahat sejenak, kami akhirnya tiba di Pos 1 Gunung Parang pukul 07.09 WIB.

Jika dihitung dari waktu dimulainya pendakian pada 06.40 WIB, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai pos 1 lebih kurang 20 menit.

Pos pendakian ini terbilang cukup unik. Sebab, di sini terdapat dua rumah pohon yang menempel pada akar pohon raksasa.

Tinggi rumah pohon pertama dari tanah sekitar 3-4 meter. Beda tinggi rumah pohon kedua dari rumah pohon pertama adalah sekitar 2-3 meter.

Di dekat tangga menuju rumah pohon pertama, terdapat papan petunjuk bertuliskan “Pos 1”. Jika ingin foto di sini, kamu harus menerobos semak belukar dan batu berlumut terlebih dahulu.

Selain rumah pohon dan papan petunjuk, spot foto lain yang ada di jalur ini adalah “terowongan” ranting pohon yang dapat dikatakan sebagai “pintu” menuju jalur selanjutnya.

Kami memutuskan untuk istirahat sekitar 5 menit sambil berfoto-foto. Dari tempat duduk yang ada di dekat tangga rumah pohon terlihat pemandangan alam yang memukau. Kami memulai pendakian pukul 07:15 WIB.

  • Kaki mulai gempor

Meski terbiasa jalan kaki ke sana kemari, serta tidak pernah absen dari kegiatan trekking, medan menuju puncak Gunung Parang ternyata cukup membuat kaki gempor.

Kemiringan jalur sudah mulai lebih ekstrem dari sebelumnya. Kondisi jalur yang ditempuh merupakan jalur “basah” yang dipenuhi batu berlumut, rerumputan basah dari embun, dan ranting pohon yang berjatuhan.

Akar pohon pun sudah mulai sering kami gunakan untuk membantu pendakian, serta menopang berat tubuh saat kami istirahat sejenak.

Walau jalur pendakian mulai terasa melelahkan, asrinya kawasan hutan dan sejuknya udara di Gunung Parang memudahkan pendaki untuk melupakan rasa lelah mereka.

Pada 07.24 WIB, kami tiba di sebuah papan petunjuk bertuliskan “M. 400” dan “JT 026” dengan tanda panah ke arah kanan. Kami mengikuti tanda tersebut ke kanan.

Kondisi jalur dari papan petunjuk tersebut bisa dibilang “makin parah”. Dengkul pun mulai gemetar saat melanjutkan pendakian.

  • Tiba di Pos 2, ada mata air alami

Setelah melalui pendakian yang cukup lama, atau sekitar 20 menitan, kami akhirnya tiba di Pos 2 Gunung Parang atau juga disebut Pos 2 Sumber Air. Kami tiba pukul 07.47 WIB.

Nama tersebut disematkan pada pos lantaran terdapat sumber mata air alami yang kerap dimanfaatkan para pendaki untuk mengisi ulang air minum atau sekadar cuci muka.

Pos ini ditandai dengan batu besar di sisi kiri. Gemercik air dari aliran sumber mata air di samping batu sudah terdengar.

Untuk menuju ke sumber mata air itu, kami harus berjalan melewati bebatuan dan semak belukar terlebih dahulu. Sumber mata air ini cukup tersembunyi. Namun, yang jelas posisinya berada di belakang papan petunjuk bertuliskan “Pos 2”.

Perjalanan untuk menuju ke pos ini terbilang cukup melelahkan. Selain itu, jalur akan makin menanjak hingga tiba di puncak. Pastikan untuk mengisi ulang botol minum jika air sudah mulai sedikit.

Tidak ada lagi pos untuk istirahat

Kami melanjutkan perjalanan pada 08.27 WIB. Dari Pos 2, kami melewati rumah pohon tua yang letaknya berada pada sisi kanan jalur.

Kondisi jalur mulai menantang, terlebih bagi pendaki pemula seperti Kompas.com. Selain itu, pendaki perlu memanfaatkan webbing pada dua jalur lantaran ada jalur yang cukup sulit untuk didaki tanpa bantuan.

Pendaki juga harus melewati dua batang pohon besar yang menghalangi jalur. Namun jika sudah melewati jalur webbing kedua, kamu tidak perlu khawatir.

Sebab, jalur webbing kedua tandanya kamu sudah sampai di Camp Area. Ini merupakan “puncak” untuk istirahat sejenak.

Kami tiba di area istirahat itu pada pukul 08.35 WIB. Waktu tempuh dari Pos 2 Sumber Air menuju Camp Area adalah sekitar 1 jam, termasuk waktu kami istirahat beberapa saat selama di tengah pendakian.

Sembari istirahat sejenak, kami menghabiskan waktu untuk menikmati beberapa makanan ringan, meluruskan kaki, sambil leha-leha sebelum melanjutkan pendakian ke puncak yang sebenarnya pada pukul 09.03 WIB.

Turun gunung, naik gunung

Dari Camp Area, kami mengambil jalur yang letaknya tidak jauh dari jalur webbing kedua. Jalur ini membawa kami melintasi hutan dan pada pembukaan jalur menuju puncak Gunung Parang yang sebenarnya.

Guna menuju puncak tersebut, kami harus melewati dua jalur webbing. Pertama, kami harus menuruni jalur yang cukup terjal. Letaknya berada di sisi kiri sebuah batu besar yang bisa digunakan untuk swafoto.

Dari batu ini, kami sudah bisa melihat puncak Gunung Parang yang dikelilingi perbukitan. Tetangga gunung ini, yaitu Gunung Bongkok dan Gunung Lembu pun terlihat.

Namun, keseruan pendakian Gunung Parang tidak berhenti di sini karena kami harus melewati dua jalur webbing yang dilengkapi dengan jurang pada sisi kanan dan kirinya.

Tulisan bersambung ke bagian 2.

https://travel.kompas.com/read/2021/09/14/070700427/catatan-pendaki-pemula-ke-gunung-parang-di-purwakarta-bagian-1

Terkini Lainnya

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Arab Saudi Targetkan Lebih dari 2 Juta Kunjungan Turis Indonesia pada 2024

Arab Saudi Targetkan Lebih dari 2 Juta Kunjungan Turis Indonesia pada 2024

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke