Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Spot Wisata Ikonik di Hawaii Bakal Digusur, Ada Apa?

KOMPAS.com – Satu spot wisata ikonik di O’ahu, Hawaii, Amerika Serikat (AS) bernama Ha’iku Stairs atau Stairway to Heaven akan digusur berdasarkan faktor keamanan.

Melansir Lonely Planet, Kamis (16/9/2021), spot ini awalnya dibangun oleh Angkatan Laut AS pada 1940-an untuk mengakses stasiun radio.

Namun sejak ditutup secara resmi pada 1987, tangga ini telah menjadi spot wisata “terlarang” yang menarik perhatian dari ribuan wisatawan adrenaline junkie setiap tahunnya.

  • Selain Indonesia, Hawaii Juga Incar Pariwisata Berkelanjutan
  • Hawaii Cabut Aturan Pakai Masker di Luar Ruangan
  • Hawaii, Salah Satu Tempat Terbaik untuk Melihat Pelangi

Sebab, mereka kerap masuk tanpa izin ke properti perumahan pribadi untuk menaiki spot wisata yang memiliki lebih dari 3.000 anak tangga di sepanjang punggung Pegunungan Koolau.

Penduduk setempat mengatakan, masalah ini sudah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, meski ada ancaman pemberian denda sebanyak 1.000 dollar AS atau setara Rp 14 juta.

Alhasil, pekan lalu, Honolulu City Council memilih untuk menggusur Ha’iku Stairs. Pada Selasa, Walikota Honolulu Blangiardi menyetujuinya.

Dia mengatakan, alasannya adalah kekhawatiran atas keamanan publik dan kurangnya infrastruktur yang mendukung kegiatan wisata.

Blangiardi tidak menampik akan pesona yang dimiliki tangga tersebut bagi kelompok masyarakat tertentu.

“Tapi isu seperti masuk tanpa izin, cedera pribadi, spesies invasif, dan keselamatan publik secara menyeluruh tidak bisa dibiarkan,” ujarnya dalam sebuah pernyataan, mengutip Lonely Planet.

“Tidak pantas untuk memiliki spot wisata yang pintu masuknya melewati lingkungan perumahan ini, yang mana tidak memiliki kapasitas untuk menyediakan fasilitas atau area parkir yang sesuai,” imbuh Blangiardi.

Ada yang kontra dengan penggusuran spot wisata

Para pendukung Ha’iku Stairs tidak setuju akan penggusuran spot wisata tersebut. Menurut mereka, tangga itu merupakan bagian penting dari lanskap lokal.

Dalam sebuah editorial di Honolulu Star-Advertiser, Charless Burrows menulis, menggusur tangga sama dengan membatasi akses ke pantai-pantai lokal.

  • Liburan di Hawaii, Turis Asal New York Ditangkap karena Langgar Aturan Karantina
  • Maskapai Jepang Ini Terbang dengan Pesawat Bergambar Penyu Hawaii untuk Obati Rindu Penumpang
  • Mengenal Pantai Waikiki Hawaii, Impian Ridwan Kamil untuk Pantai Pangandaran

“Bisakah Anda bayangkan jika kita secara permanen menutup pantai-pantai kita seperti Sandy Beach, Hanauma Bay, atau Pipeline karena masalah liabilitas?” tulisnya.

Perdebatan tentang apa yang perlu dilakukan terhadap tangga itu sudah terjadi selama beberapa dekade.

Setelah Perang Dunia II, Angkatan Laut AS menyerahkan pengelolaan stasiun radio kepada Penjaga Pantai AS (USCG).

Pada 1970-an, para pendaki dapat mengakses jalur itu dengan surat pernyataan yang ditandatangani USCG.

Popularitas Ha’iku Stairs yang kian hari makin mencuat juga beriringan dengan laporan tentang sampah, vandalisme, dan pelanggaran. Hal itu membuat pihak USCG membatasi akses ke sana secara permanen pada 1987.

Organisasi lokal seperti Friends of Haiku Stairs dan Kaneohe Neighborhood Board mencoba untuk membuat rencana yang mengelola akses ke sana. Namun, mereka tidak pernah berhasil.

Pada 2002, hampir 1 juta dollar AS dihabiskan untuk memperbaiki tangga itu dengan rencana untuk membukanya kembali.

Kendati demikian setelah bencana tanah longsor di Sacred Falls di North Shore yang menewaskan sembilan pendaki, rencana itu dibatalkan.

https://travel.kompas.com/read/2021/09/21/120100727/spot-wisata-ikonik-di-hawaii-bakal-digusur-ada-apa-

Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke