Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Misteri Ekskavator Tenggelam di Kebun Buah Magunan, Ini Penjelasannya

KOMPAS.com – Baru-baru ini, ekskavator yang tenggelam di danau buatan Kebun Buah Mangunan Yogyakarta menjadi pembicaraan banyak orang. 

Kebanyakan menyangkutpautkan terjebaknya ekskavator tersebut di dalam danau dengan kejadian mistis. 

Seorang karyawan Kebun Buah Mangunan bernama Sugiarto menjelaskan alasan ekskavator itu hingga kini masih tenggelam dan hanya bagian atasnya saja yang terlihat. 

Karyawan yang telah bekerja sejak tahun 2003 itu mengatakan bahwa ekskavator tenggelam itu terjadi pada akhir 2016 lalu. 

“Jadi di ujung tahun 2016, pemerintah daerah meminta agar danau buatan di Kebun Mangunan digali,” kata Sugiarto kepada Kompas.com, Kamis (26/5/2022). 

Penggalian tersebut dimaksudkan agar saat musim hujan, danau tersebut bisa menampung lebih banyak air. 

Kemudian, dilakukanlah penggalian menggunakan ekskavator di danau buatan Kebun Buah Mangunan yang beralamat di Jalan Imogiri, Sukorame, Mangunan, Dlingo, Bantul, Yogyakarta. 

“Pada saat penggalian, kondisi danau masih kering dan hanya ada lumpur saja. Driver sudah mengerjakan selama seminggu dengan memakai papan sebagai jalan untuk ekskavator,” imbuh Sugiarto.

Ekskavator yang terjebak saat menggali danau buatan

Sebenarnya proses penggalian tersebut diserahkan kepada pemborong dan waktu perjanjian awal pengerjaannya hanya memakan waktu lima hari.

Lantaran merasa pengerjaan terlalu lama, pemborong pun datang untuk mengecek jalannya penggalian di Kebun Buah Mangunan. 

Melihat penggalian yang tak kunjung selesai, pemborong berinisiatif langsung melakukan penggalian dengan ekskavator tanpa dialasi papan.

“Baru beberapa kali galian, ekskavator sudah kelihatan miring,” ujar Sugiarto.

Akhirnya dilakukan evakuasi ekskavator. Namun, sayangnya tidak bisa padahal sudah sebulan lamanya dan seluruh cara sudah dilakukan, kecuali memakai alat berat. 

“Mau bawa crane, tapi aksesnya sulit untuk ke Kebun Buah Mangunan,” katanya. 

Lalu, musim hujan pun datang dan ekskavator itu tenggelam oleh air. Hanya bagian atasnya saja yang masih tampak.

Sejak tenggelam oleh air, hingga saat ini danau buatan tersebut belum pernah mengering, jadi orang-orang tidak bisa melihat kondisi ekskavator secara keseluruhan. 

“Sampai saat ini (danau) belum kering, sandal saja kena lumpur sulit ditarik, apalagi ekskavator ini yang beratnya sampai 20 ton,” ucap Sugiarto. 

Mitos gaib di ekskavator Kebun Buah Mangunan

Atas kejadian tersebut, Sugiarto menjelaskan bahwa ada juga orang yang mengkaitkannya kejadian tersebut dengan hal mistis.

“Secara mistis, orang yang tahu (gaib), katanya ada sosok yang duduk dan lebih besar daripada ekskavator itu sendiri,” tutur Sugiarto.

Lebih lanjut, karyawan yang telah bekerja dari awal pembukaan tempat wisata tersebut mengungkapkan bahwa pemilik ekskavator ingin alat berat tersebut dijual dengan kondisi seperti itu, tapi harga jualnya sangat rendah. 

“Ditawar Rp 60 juta, pemilik maunya Rp 200 juta, jadi tidak dilepas. Padahal, harga aslinya itu (ekskavator) bisa sampai Rp 1 miliar,” ucapnya. 

Jadi, hingga saat ini excavator tersebut masih berada di dalam danau selama bertahun-tahun lamanya dan mengundang banyak rasa penasaran dari para wisatawan. 

https://travel.kompas.com/read/2022/05/26/150300627/misteri-ekskavator-tenggelam-di-kebun-buah-magunan-ini-penjelasannya

Terkini Lainnya

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke