KOMPAS.com – Gunung Penanggungan adalah salah satu tujuan pendakian di Provinsi Jawa Timur.
Gunung ini dapat didaki, salah satunya melalui Basecamp Tamiajeng yang berlokasi di Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto.
Bagi yang ingin mendaki Gunung Penanggungan, maka alangkah lebih baiknya untuk mengetahui seputar aturan pendakiannya.
“Peraturan juga hampir sama kayak gunung-gunung lain,” kata petugas Basecamp Tamiajeng bernama David kepada Kompas.com, Kamis (30/7/2022).
Berikut ini Kompas.com rangkum larangan dan imbauan pendakian Gunung Penanggungan via Tamiajeng:
1. Perhatikan perlengkapan pendakian
Meski Gunung Penanggungan hanya setinggi 1.653 meter di atas permukaan laut (mdpl), pendaki harus mempersiapkan perlengkapan dengan serius.
Itu karena jalur pendakian gunung ini yang cukup menanjak, licin, dan tidak ada sumber air sampai puncak.
Pendaki pun harus membawa perlengkapan pendakian standar, mulai dari sepatu gunung, p3k, senter, jaket, dan tenda (bagi yang ingin camping di Puncak Bayangan).
2. Bawa persediaan air
Pendaki harus membawa persediaan air yang cukup banyak dari bawah agar tidak sampai dehidrasi.
“Gunung Penanggungan tidak ada air. Tidak seperti gunung-gunung lainnya,” ujar David.
Ia pun mengimbau setiap pendaki membawa dua botol air besar. Satu untuk naik dan satu lagi untuk saat turun.
3. Dilarang naik saat cuaca buruk
Jika cuaca buruk terjadi, misal badai petir, calon pendaki tidak boleh melakukan pendakian. Jalur akan ditutup sementara sampai cuaca membaik.
Bagi pendaki yang sudah berada di atas gunung, mereka wajib mematikan smartphone saat terjadi cuaca buruk.
4. Dilarang membawa alat musik dan music box
Pendaki Gunung Penanggungan harus menjaga ketertiban, kesopanan, dan ketenangan saat berada di alam.
Mereka pun dilarang membawa alat musik dan music box. Aturan ini tercantum di selebaran yang dibagikan kepada pendaki sebelum naik.
5. Dilarang foto-foto di tempat berbahaya
Pendaki Gunung Penanggungan dilarang berfoto di tempat yang membahayakan keselamatan, salah satunya adalah jalur berbatu jelang puncak.
Pendaki diimbau fokus untuk segera melalui jalur ini dengan tetap berhati-hati agar tidak sampai terjatuh.
6. Dilarang menebang pohon
Membuat api unggun diperbolehkan di Gunung Penanggungan. Namun, pendaki harus mematikannya saat hendak ditinggalkan.
Mereka juga tidak boleh sampai merusak atau menebang pohon saat hendak mencari benda untuk dibakar menjadi api unggun.
7. Dilarang menyalakan petasan
Petasan jadi barang yang dilarang dibawa saat hendak melalukan pendakian di Gunung Pendakian. Selain mengganggu ketenangan, petasan juga bisa menyebabkan kebakaran hutan.
Minuman keras dan obat-obatan terlarang juga tidak boleh dibawa oleh pendaki Gunung Penanggungan.
9. Dilarang memisahkan diri atau meninggalkan rombongan
Pendaki Gunung Penanggungan yang naik bersama rombongan, dilarang memisahkan diri atau meninggalkan rombongan.
Hal itu bertujuan agar jika sampai terjadi kecelakaan, teman satu rombongan langsung bisa menolong. Tujuan lain adalah meminimalkan pendaki hilang atau tersesat.
10. Dilarang berlari saat turun
Saat melalui medan curam saat turun dari puncak, pendaki dilarang untuk berlari karena membahayakan diri sendiri dan orang lain.
“Kalau yang trail run, tetap boleh karena mereka sudah berpengalaman. Namun mereka tetap harus hati-hati,” tutur David.
https://travel.kompas.com/read/2022/07/05/120100827/10-larangan-dan-imbauan-pendakian-gunung-penanggungan-via-tamiajeng