Rute ke Gunung Gambar Gunungkidul, Petilasan Pangeran Sambernyawa

KOMPAS.com – Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) punya satu situs sejarah, yakni Gunung Gambar.

Bukan situs sejarah biasa, di tempat inilah konon Pahlawan Nasional RI, yakni Pangeran Sambernyawa atau Mangkunegara I mendapat gambaran rute gerilya sewaktu melawan VOC.

Hal itulah yang akhirnya menjadi asal nama Gunung Gambar yang dulunya bernama Alas (Hutan) Gempol.

Gunung Gambar berada di kawasan perbukitan Kabupaten Gunungkidul sisi utara dengan ketinggian sekitar 500 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Selain terdapat bekas pertapaan Pangeran Sambernyawa, Gunung Gambar juga menyuguhkan keindahan panorama alam dari ketingian

Rute ke Gunung Gambar Gunungkidul

Gunung Gambar tepatnya berada di Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunungkigul, Provinsi DIY.

Bagi masyarakat yang ingin berkunjung ke Gunung Gambar, jaraknya adalah sekitar 5,5 kilometer (km) dari pusat Kecamatan atau Kepanewon Ngawen dengan waktu tempuh kurang-lebih 15 menit.

Di pusat Kepanewon Ngawen, terdapat pertigaan. Pertama, ambil jalan ke arah selatan di pertigaan itu menuju Pasar Ngawen.

Belok kiri di gang pertama. Selanjutnya, lurus terus sampai pertigaan besar. Belok kanan di pertigaan ini.

Selanjutnya cukup mudah. Tinggal ikuti jalan aspal yang nantinya akan sampai di kawasan Gunung Gambar.

Namun, perlu diketahui bahwa menjelang sampai kawasan Gunung Gambar, jalan akan cukup menanjak terjal, sehingga pengendara harus bersiap.

Nantinya, jalan aspal akan habis dan berganti dengan jalan cor khas desa yang tidak begitu halus setelah tanjakan cukup terjal. Terus lurus sampai bertemu gapura berwarna putih di kanan jalan.

Terdapat tulisan “Pangeran Sambernyawa” di gapura itu. Masuk ke gapura dan ikuti jalan, perjalanan pun sampai di Gunung Gambar.

Untuk menuju pertapaan Pangeran Sambernyawa, pengunjung harus berjalan kaki melalui anak tangga.

Nantinya, tempat pertapaan Pangeran Sambernyawa ada di kawasan puncak dengan bendera Mangkunegaran yang berwarna kuning dan hijau.

Konon di tempat pertapaan itu, bekas tempat duduk dan telapak kaki Pangeran Sambernyawa masih ada sampai sekarang.