KOMPAS.com - Bertemu satwa liar saat trekking bisa dianggap sebagai bonus. Sebab, hewan yang hidup di hutan ini tidak selalu bisa terlihat setiap trekking.
Muhammad Abdillah Desviardo Pinem atau Ardo, pemandu trekking di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Sumatera Utara, mengatakan, ada banyak satwa liar yang bisa ditemukan di TNGL.
"Di sini primatanya ada siamang, orang utan, dan ada empat jenis monyet juga," kata Ardo kepada Kompas.com.
Pernyataan itu ia sampaikan dalam rangka Familiarization Trip Ekowisata oleh DESMA Center, proyek pembangunan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, pada Jumat (23/9/2022).
Ia melanjutkan, sah-sah saja merasa senang saat bertemu saat liar ketika trekking. Namun, ada hal yang harus diperhatikan untuk menjaga keselamatan diri dan satwa.
Jangan lakukan 2 hal ini jika bertemu satwa liar
Ardo menuturkan, setidaknya ada dua hal yang harus dihindari bila bertemu satwa liar saat trekking, seperti berikut ini.
1. Jangan mendekati satwa liar
Hal pertama yang harus dihindari saat bertemu satwa selagi trekking adalah mendekatinya. Ardo mengatakan, jarak yang terlalu dekat bisa membuat satwa tidak nyaman.
"Bahkan (bisa merasa) terancam dan mereka akan menyakiti kita untuk melindungi dirinya," ujar Ardo.
Oleh karena itu, kamu bisa membawa teropong untuk bisa mengamati satwa dengan jelas dari jarak jauh.
Pasalnya, satwa akan mengira bahwa kita ingin memberi makanan kepadanya. Hal yang sama juga berlaku saat membuka tas di depan binatang liar.
Hal ini sangat mungkin terjadi apabila satwa di hutan merupakan hewan semi-wild atau pernah direhabilitasi, kemudian diliarkan kembali.
"Sedikit banyaknya, karakter mereka masih terbawa yang dulu. Jadi kalau mau mengambil sesuatu dari tas, ada baiknya cari pohon besar dulu yang agak jauh," jelasnya.
https://travel.kompas.com/read/2022/09/26/101000827/jangan-lakukan-2-hal-ini-bila-bertemu-satwa-liar-saat-trekking