Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Trekking ke Curug Cikanteh Sukabumi, Lelah Terbayarkan Segarnya Air

SUKABUMI, KOMPAS.com - Kawasan Geopark Ciletuh di Kabupaten Sukabumi menawarkan sejumlah destinasi alam yang menarik, termasuk Curug Cikanteh.

Alamat curug ini berada di Dusun Cikanteh, Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Nama air terjun Cikanteh berasal sungai dan pemukiman penduduk.

"Cikanteh itu selain nama sungai, juga nama kampung di hulu dan hilir yang namanya Cikanteh," ujar pemandu wisata curug bernama Ahmad Yani kepada Kompas.com, Selasa (11/4/2023).

Adapun Curug Cikanteh sebenarnya termasuk salah satu dari tiga tingkatan air terjun yang memliki nama berbeda-beda.

"Tingkatan pertama itu Curug Ciateul, kedua Curug Cikanteh. Terakhir Curug Sodong," imbuhnya.

Air terjun paling bawah bernama Curug Sodong. Lokasinya dekat dari tempat parkir sehingga mudah dinikmati.

Lalu air terjun yang kedua, Curug Cikanteh, memiliki ketinggian 60 meter. Sedangkan paling atas adalah Curug Ciateul dengan ketinggian sekitar 100 meter.

Pengalaman mendaki ke Curug Cikanteh

Tim Merapah Trans Jawa 2023 Kompas.com memutuskan berkunjung ke Curug Cikanteh untuk merasakan sensasi keindahan air terjun tingkat dua tersebut.

Selasa (11/4/2023) sore sekitar pukul 15.30 WIB, Kompas.com bersiap-siap untuk melakukan trekking.

Untuk bisa menikmati keindahan Curug Cikanteh, pengunjung harus menempuh perjalanan yang cukup menantang.

"Jalannya dari sini sekitar 15 menit jalan kaki, jaraknya 350 meter," kata Yani.

Namun, berdasarkan pengalaman di lapangan, perjalanan ke atas Curug membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit.

Sebelum masuk, kata Yani, pengunjung harus mengajak pemandu dan membayar biaya pengelolaan seikhlasnya.

"Trekking ke Curug Cikanteh harus dengan pemandu. Sama ada biaya sukarela," kata dia.

Perjalanannya agak menanjak dengan medan yang tidak terlalu mudah. Pengunjung yang tidak biasa mendaki mungkin akan merasa sedikit kelelahan.

Awalnya perjalanan cukup mulus, karena terdapat jalan setapak yang agak berbatu dengan pagar, sehingga masih aman untuk dilalui.

Kemudian, rombongan berjalan melewati tanah liat yang masih diberi pagar. Di sini, tanahnya cukup licin dan berbatu, apalagi setelah hujan turun.

Jembatan ini dilengkapi pagar di kanan dan kiri untuk pegangan, meski di tengah-tengah, pegangan hanya ada di satu sisi.

Yani mengimbau rombongan agar berhati-hati saat melintasi jembatan tersebut.

Setelah itu, perjalanan masih berlanjut melewati tanah coklat yang di sebelahnya terdapat sungai dengan aliran tidak terlalu deras.


Menikmati kesegaran air terjun

Pegal dan rasa lelah akan sedikit terobati saat melihat hijaunya tanaman dan pepohonan yang rindang.

Selain itu, udara di sepanjang perjalanan terasa sejuk ditemani angin sepoi-sepoi.

Mendekati curug, suara air terjun sudah terdengar. Bunyi aliran air deras yang jatuh ke bawah seolah memanggil rombongan untuk mendekat.

Pemandangan tanaman hijau dan sajian alam yang memesona juga sangat memanjakan mata.

Beberapa akar pohon yang melintang dapat menjadi pilihan spot untuk berfoto di sepanjang perjalanan.

Sekitar pukul 16.00 WIB, rombongan merapah Kompas.com tiba di lokasi utama dengan pemandangan air terjun yang indah.

Sore itu, aliran air yang jatuh agak keruh meski tetap bersih dan menyegarkan.

Aliran air deras berjatuhan di antara tebing kecoklatan yang kanan kirinya ditumbuhi aneka tanaman dan pepohonan.

Jika dilihat di media sosial, kolam alami yang menampung curahan air terjun bisa digunakan untuk berenang.

Namun, sore itu, aliran air sangat deras sehingga kolam dan sungai tidak bisa untuk berendam.

Kompas.com hanya berdiri di antara bebatuan besar sambil menikmati cipratan air.

Meski berjarak beberapa meter dan tidak menyentuh air secara langsung, seluruh badan dari ujung kaki hingga kepala basah terkena pancaran air jatuh.

Rasanya memang sungguh menyegarkan. Sore itu, meski mendaki saat bulan puasa dan harus menahan dahaga, seluruh badan seolah mendapat energi dan rasa lelah pun terbayarkan.

https://travel.kompas.com/read/2023/04/16/090400827/trekking-ke-curug-cikanteh-sukabumi-lelah-terbayarkan-segarnya-air

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke