Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dipakai Jokowi Saat Pidato Kenegaraan, Ini 6 Fakta Baju Adat Tanimbar

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenakan baju adat Tanimbar, Maluku saat menyampaikan pidato kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR RI, yang digelar pada Rabu (16/8/2023). 

Baju adat tersebut berupa kain tenun ikat berwarna hitam dengan aksen merah yang diatur menjadi rompi. Kain tenun tersebut berasal dari Kepulauan Tanimbar, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku. 

  • Diresmikan Jokowi, Ketahui 6 Fakta Bandara Ewer di Kabupaten Asmat
  • 4 Wisata Labuan Bajo yang Dikunjungi Jokowi dan Cucunya, Ada Pink Beach

Ada sejumlah fakta menarik mengenai kain tenun ikat Tanimbar, Maluku sebagai berikut.

1. Warisan leluhur

Kain tenun Tanimbar merupakan wastra warisan leluhur. W. Pattinama, dalam Jurnal Kain Tenun Tradisional Tanimbar di Kabupaten Maluku Tenggara Barat (2014) mengatakan, nenek moyang masyarakat Tanimbar sudah memiliki keterampilan membuat kain tenun. 

Mulanya, mereka menggunakan daun lontar untuk menenun. Daun lontar dibersihkan hingga menyisakan serat, kemudian dianyam menyerupai bentuk kain yang dipakai menutupi tubuh.

Dalam perkembangannya, masyarakat Tanimbar mulai memakai kapas untuk dipintal dan dijadikan benang untuk menenun. Tidak heran jika kain tenun menjadi salah satu kekayaan budaya masyarakat Tanimbar.

2. Lambang Kabupaten Maluku Tenggara Barat 

Karena bernilai sejarah dan budaya tinggi, maka kain tenun Tanimbar menjadi salah satu unsur dalam lambang Kabupaten Maluku Tenggara Barat.

Selain menjadi kerajinan khas masyarakat, kain tenun Tanimbar juga memiliki nilai yang sangat sakral dalam pelaksanaan adat istiadat.

  • Dikunjungi Jokowi Saat Lebaran, Ini Itinerary 3 Hari di Labuan Bajo
  • Jadi Tempat Jokowi Shalat Id, Ketahui 8 Fakta Masjid Raya Sheikh Zayed Solo

3. Digunakan untuk upacara adat 

Selain digunakan untuk menutup tubuh, kain tenun Tanimbar juga digunakan dalam upacara adat. Misalnya, saat menyambut tamu kehormatan, upacara pelantikan adat, upacara perkawainan, maupun saat ada keluarga yang meninggal dunia.

Oleh sebab itu, masyarakat Tanimbar menganggap kain tenun sebagai barang yang berharga.

4. Motif kain tenun Tanimbar 

Motif kain tenun Tanimbar, baik klasik maupun modern tidak berbeda jauh. Pada umumnya, kain tenun klasik memiliki banyak motif, seperti perpaduan motif binatang, tumbuhan, dan manusia.

Sebaliknya, motif kain tenun modern cenderung lebih sedikit, antara satu atau dua motif saja dalam satu kain.

Adapun motif kain tenun Tanimbar, beragam seperti motif alam (binatang, tumbuhan, dan manusia) dan motif yang melambangkan keperkasaan manusia (anak panah, bendera).

Adapula motif hias geometri, seperti bentuk tumpal, palang, swastika, belah ketupat, empat persegi dan lain sebagainya. Setiap motif tersebut memiliki makna masing-masing.

Para penenun di Kepulauan Tanimbar pada umumnya adalah perempuan. Mereka masih menggunakan tangan dan alat tenun tradisional.

Proses pembuatan satu kain tenun memakan waktu antara tiga hingga tujuh hari bergantung dari tingkat kerumitan motif masing-masing kain.

Pertama-tama, para penenun membuat motif pada sehelai kertas yang akan dibuat dalam kain tenun nantinya. Motif tersebut kemudian diikat pada benang.

Selanjutnya, benang tersebut diwarnai sesuai dengan motif yang dikehendaki. Sebagian penenun menggunakan benang yang dipintal dari kapas, lainnya memakai benang yang dibeli dari toko.

6. Suvenir khas Maluku

Kain tenun Tanimbar merupakan salah satu suvenir khas Maluku. Wisatawan bisa menjumpainya di berbagai pusat oleh-oleh.

Setiap kain dibanderol tarif berbeda-beda, bergantung dari motif, lama proses pembuatan, panjang, dan sebagainya.

https://travel.kompas.com/read/2023/08/16/133800727/dipakai-jokowi-saat-pidato-kenegaraan-ini-6-fakta-baju-adat-tanimbar

Terkini Lainnya

Larangan di Umbul Nilo, Pemandian Sebening Kaca di Klaten

Larangan di Umbul Nilo, Pemandian Sebening Kaca di Klaten

Travel Update
Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Jalan Jalan
Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam

Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam

Travel Update
7 Wisata Sejuk di Yogyakarta, Pas Dikunjungi Saat Panas

7 Wisata Sejuk di Yogyakarta, Pas Dikunjungi Saat Panas

Jalan Jalan
5 Desa Wisata Penyangga Borobudur Highland di Purworejo Dapat Pelatihan dan Pendampingan

5 Desa Wisata Penyangga Borobudur Highland di Purworejo Dapat Pelatihan dan Pendampingan

Travel Update
Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Raya Cibodas

Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Raya Cibodas

Travel Update
Hidden Gem di Batam, Wisata Sambil Olahraga ke Golf Island

Hidden Gem di Batam, Wisata Sambil Olahraga ke Golf Island

Jalan Jalan
Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Binatang Bandung

Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Binatang Bandung

Jalan Jalan
KAI Tambah 4 Perjalanan Kereta Api pada 12-31 Mei 2024

KAI Tambah 4 Perjalanan Kereta Api pada 12-31 Mei 2024

Travel Update
Planetarium Jagad Raya Tenggarong di Kaltim: Lokasi dan Tiket Masuk

Planetarium Jagad Raya Tenggarong di Kaltim: Lokasi dan Tiket Masuk

Travel Update
5 Hotel Dekat Bandara Internasional Juanda Surabaya

5 Hotel Dekat Bandara Internasional Juanda Surabaya

Hotel Story
Tiket.com Beri Promo ke Singapura, Ada Diskon hingga 30 Persen

Tiket.com Beri Promo ke Singapura, Ada Diskon hingga 30 Persen

Travel Update
Aktivitas Vulkanik Gunung Slamet Naik, Ratusan Pendaki Gagal Gapai Atap Jawa Tengah

Aktivitas Vulkanik Gunung Slamet Naik, Ratusan Pendaki Gagal Gapai Atap Jawa Tengah

Travel Update
Rute ke Gereja Ayam Bukit Rhema, Cuma 10 Menit dari Candi Borobudur

Rute ke Gereja Ayam Bukit Rhema, Cuma 10 Menit dari Candi Borobudur

Travel Tips
Kota Batu Cocok untuk Olahraga, Event Sport Tourism Akan Diperbanyak

Kota Batu Cocok untuk Olahraga, Event Sport Tourism Akan Diperbanyak

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke