Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jadi Warisan Dunia UNESCO, Ketahui 5 Fakta Sumbu Filosofi Yogyakarta 

KOMPAS.com - UNESCO menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta dan penanda bersejarahnya, atau The Cosmological Axis of Yogyakarta and its Historic Landmarks, sebagai Warisan Budaya Dunia.

Penetapan ini, diumumkan pada pertemuan Komite Warisan Dunia (World Heritage Committee/WHC) UNESCO ke-45, pada Senin (18/9/2023) di Riyadh, Saudi Arabia.

“Hasil evaluasi dari Tim Ahli UNESCO merekomendasikan baik nominasi Indonesia, dan sidang Komite Warisan Dunia UNESCO secara aklamasi merekomendasikan Sumbu Kosmologi Yogya diinskripsi," ujar Duta Besar dan Wakil Delegasi Tetap Republik Indonesia untuk UNESCO, Ismunandar di Riyadh, dikutip dari siaran resmi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Rabu (19/9/2023).

  • Sumbu Filosofi Yogyakarta Ditetapkan sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO
  • 8 Wisata Sekitar Pantai Depok Yogyakarta, Ada Jembatan Ikonik 

Pengajuan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Budaya Dunia sudah dimulai sejak 2014 lalu. Lantas, apa itu Sumbu Filosofi Yogyakarta? Ketahui fakta menariknya berikut ini.

Sumbu Filosofi Yogyakarta merupakan sebuah sumbu imajiner, alias garis khayal yang membentang tegak lurus sepanjang 6-7 kilometer (km).

Sumbu imajiner tersebut, menghubungkan Tugu Golong Gilig (Tugu Pal Putih/Tugu Yogyakarta), Keraton Yogyakarta, dan Panggung Krapyak, seperti dikutip dari situs Visiting Jogja.

Ketiga titik tersebut, jika ditarik akan membentuk garis lurus yang akan membentuk sumbu imajiner yang dikenal sebagai Sumbu Filosofi Yogyakarta. 

Sementara, jika ditarik lebih jauh, sumbu imajiner tersebut juga menghubungkan bentang alam yakni, Gunung Merapi di utara hingga pesisir laut selatan.

Namun, sebenarnya Gunung Merapi, Keraton Yogyakarta, dan laut selatan, tidak berada dalam satu garis lurus, seperti dilansir dari situs Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat.

2. Gagasan Sultan Hamengku Buwono I 

Sumbu Filosofi Yogyakarta merupakan gagasan Sri Sultan Hamengku Buwono I atau  dikenal sebagai Pangeran Mangkubumi, yang merupakan pendiri Keraton Yogyakarta.

Pada 1755, saat mulai membangun Kota Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono I membuat sebuah konsep dalam tata ruang Kota Yogyakarta, dilansir dari situs Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Konsep tersebut berdasarkan prinsip Jawa dengan mengacu pada bentang alam sekitar, seperti gunung, laut, sungai, serta daratan.

Prinsip utama yang menjadi dasar pembangunan Keraton Yogyakarta adalah Hamemayu Hayuning Bawono. Artinya, membuat bawono (alam) menjadi hayu (indah) dan rahayu (selamat dan lestari).

Konsep-konsep tersebut diejawantahkan oleh Sultan Hamengku Buwono I, menjadi Sumbu Filosofi Yogyakarta, di mana di dalamnya terdapat unsur Gunung Merapi, Keraton Yogyakarta (daratan), dan laut selatan. 

3. Makna Sumbu Filosofi Yogyakarta

Ada makna mendalam dalam Sumbu Filosofi Yogyakarta. Melansir dari situs Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sumbu Filosofi Yogyakarta menggambarkan perjalanan siklus hidup manusia berdasarkan konsepsi Sangkan Paraning Dumadi. 

Perjalanan dari Panggung Krapyak menuju Keraton Yogyakarta mewakili konsep sangkan (asal) dan proses pendewasaan manusia. Sementara perjalanan dari Tugu Golong Gilig menuju ke Keraton Yogyakarta mewakili filosofi paran (tujuan), yaitu perjalanan manusia menuju Sang Pencipta.

Panggung Krapyak menuju ke utara atau ke Keraton Yogyakarta, menggambarkan perjalanan manusia sejak dilahirkan dari rahim ibu, beranjak dewasa, menikah sampai melahirkan anak, atau konsep sangkaning dumadi, seperti dikutip dari Visiting Jogja.

Bangunan yang terletak sekitar 2 km dari Keraton Yogyakarta ini, berbentuk segi empat dengan tinggi kira-kira 10 meter, lebar 13 meter, dan panjang 13 meter. Secara simbolis, Panggung Krapyak memiliki makna awal kelahiran atau rahim. 

Sebaliknya, dari Tugu Golong Gilig ke arah selatan atau ke Keraton Yogyakarta, mewakili perjalanan manusia menghadap Sang Pencipta atau konsep paraning dumadi.

Secara filosofis, Tugu Golong Gilig melambangkan bersatunya seluruh kehendak untuk menghadap Sang Pencipta. Warna putih dipilih untuk melambangkan kesucian hati yang harus menjadi dasar upaya menghadap Sang Pencipta.

Sepanjang sumbu imajiner tersebut, masyarakat bisa menjumpai beragam destinasi wisata budaya dan sejarah yang ikonik.

Meliputi, Keraton Yogyakarta, Taman Sari, Jalan Malioboro, Alun-Alun Kidul, Tugu Yogyakarta, Pasar Beringharjo, Plengkung Gading, Benteng Vredeburg, Monumen Serangan Umum 1 Maret 1949, kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta, Museum Sonobudoyo, dan sebagainya.

Kawasan tersebut merupakan destinasi wisata populer di kalangan wisatawan.

  • 5 Pasar Barang Bekas di Yogyakarta, Tempat Berburu Benda Antik
  • 6 Aktivitas di Potrobayan River Camp Yogyakarta, Tak Cuma Camping

5. Jadi Warisan Budaya Dunia ke-6 di Indonesia

Sumbu Filosofi Yogyakarta menjadi warisan dunia UNESCO ke-6 di Indonesia pada kategori budaya.

Sebelumnya, UNESCO telah menetapkan lima warisan budaya Indonesia. Meliputi, kompleks Candi Borobudur (1991), kompleks Candi Prambanan (1991), dan Situs Prasejarah Sangiran (1996).

Kemudian, Sistem Subak di Bali sebagai Manifestasi Filosofi Tri Hita Karana (2012) dan Tambang Batubara Ombilin, Sawahlunto (2019).

https://travel.kompas.com/read/2023/09/19/124000227/jadi-warisan-dunia-unesco-ketahui-5-fakta-sumbu-filosofi-yogyakarta-

Terkini Lainnya

Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Jalan Jalan
Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam

Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam

Travel Update
7 Wisata Sejuk di Yogyakarta, Pas Dikunjungi Saat Panas

7 Wisata Sejuk di Yogyakarta, Pas Dikunjungi Saat Panas

Jalan Jalan
5 Desa Wisata Penyangga Borobudur Highland di Purworejo Dapat Pelatihan dan Pendampingan

5 Desa Wisata Penyangga Borobudur Highland di Purworejo Dapat Pelatihan dan Pendampingan

Travel Update
Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Raya Cibodas

Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Raya Cibodas

Travel Update
Hidden Gem di Batam, Wisata Sambil Olahraga ke Golf Island

Hidden Gem di Batam, Wisata Sambil Olahraga ke Golf Island

Jalan Jalan
Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Binatang Bandung

Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Binatang Bandung

Jalan Jalan
KAI Tambah 4 Perjalanan Kereta Api pada 12-31 Mei 2024

KAI Tambah 4 Perjalanan Kereta Api pada 12-31 Mei 2024

Travel Update
Planetarium Jagad Raya Tenggarong di Kaltim: Lokasi dan Tiket Masuk

Planetarium Jagad Raya Tenggarong di Kaltim: Lokasi dan Tiket Masuk

Travel Update
5 Hotel Dekat Bandara Internasional Juanda Surabaya

5 Hotel Dekat Bandara Internasional Juanda Surabaya

Hotel Story
Tiket.com Beri Promo ke Singapura, Ada Diskon hingga 30 Persen

Tiket.com Beri Promo ke Singapura, Ada Diskon hingga 30 Persen

Travel Update
Aktivitas Vulkanik Gunung Slamet Naik, Ratusan Pendaki Gagal Gapai Atap Jawa Tengah

Aktivitas Vulkanik Gunung Slamet Naik, Ratusan Pendaki Gagal Gapai Atap Jawa Tengah

Travel Update
Rute ke Gereja Ayam Bukit Rhema, Cuma 10 Menit dari Candi Borobudur

Rute ke Gereja Ayam Bukit Rhema, Cuma 10 Menit dari Candi Borobudur

Travel Tips
Kota Batu Cocok untuk Olahraga, Event Sport Tourism Akan Diperbanyak

Kota Batu Cocok untuk Olahraga, Event Sport Tourism Akan Diperbanyak

Travel Update
Lihat Sunrise di Gereja Ayam Bukit Rhema Harus Reservasi Dulu, Ini Cara dan Tarifnya

Lihat Sunrise di Gereja Ayam Bukit Rhema Harus Reservasi Dulu, Ini Cara dan Tarifnya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke