Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Lokasi Syuting "Gadis Kretek", Ada Museum dan Pabrik Gula

KOMPAS.com - Serial Gadis Kretek masih menyedot perhatian masyarakat. Selain kisah yang menarik serta akting memukau para pemain, serial Gadis Kretek menawarkan setting film yang berhasil menghadirkan nuansa era 1960-an.

Bahkan, banyak penonton yang penasaran di mana lokasi syuting Gadis Kretek?

  • Jadi Lokasi Syuting Gadis Kretek, Ketahui 6 Fakta Museum Kretek Kudus 
  • Museum Kretek Kudus: Harga Tiket, Jam Buka, dan Koleksi 

Untuk diketahui, serial orisinal Indonesia ini diadaptasi dari novel berjudul sama karya Ratih Kumala. Secara garis besar, Gadis Kretek menceritakan perkembangan industri kretek di Indonesia era 1960-an, yang diwarnai dengan konflik dan romansa.

Dibintangi Dian Sastrowardoyo (sebagai Dasiyah atau Jeng Yah), Ario Bayu (sebagai Soeraja atau Raja), Arya Saloka (sebagai Lebas), dan Putri Marino (sebagai Arum), serial ini berhasil mendapat sambutan hangat para penonton.

Lokasi syuting Gadis Kretek 

Berikut beberapa lokasi syuting Gadis Kretek berdasarkan informasi dari Instagram Pesona Indonesia Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Keberadaan Museum Kretek dapat kita jumpai pada awal serial Gadis Kretek, saat Lebas mendapat tugas mencari sosok Jeng Yah.

Museum Kretek merupakan salah satu museum yang berada di Kudus, Jawa Tengah yang juga dijuluki sebagai Kota Kretek. Berdasarkan informasi dari situs Asosiasi Museum Indonesia, Museum Kretek merupakan satu-satunya museum rokok di Indonesia.

Museum Kretek diresmikan pada 3 Oktober 1986 oleh Gubernur Jawa Tengah kala itu, Soepardjo Rustam, berdasarkan informasi dari Visit Jateng. Museum Kretek menyimpan sebanyak 1.195 koleksi, yang berkaitan dengan sejarah kretek di wilayah di Kudus. 

Misalnya, dokumentasi perjalanan Nitisemito yang dijuluki Raja Kretek Kudus, alat produksi rokok kretek tradisional, foto para pendiri pabrik kretek, alat promosi rokok kretek di masa lalu hingga sekarang, diorama proses pembuatan rokok kretek, dan sebagainya.

Penonton Gadis Kretek tentunya tidak asing dengan bangunan eks Rumah Dinas Residen Kedu. Dalam serial tersebut, eks Rumah Dinas Residen Kedu digambarkan sebagai kediaman keluarga Idroes Moeria (yang diperankan Rukman Rosadi), sekaligus ayah Jeng Yah.

Ternyata, eks Rumah Dinas Residen Kedu merupakan sebuah cagar budaya yang menyimpan banyak sejarah, dilansir dari situs Kemendikbud. Pada 1817, Magelang ditetapkan sebagai ibu kota Karesidenan Kedu sehingga dibangun kantor karesidenan beserta Rumah Dinas Residen Kedu.

Lokasinya berada di Jalan Diponegoro Nomor 1, Kota Magelang, Jawa Tengah. Arsitektur bangunan Rumah Dinas Residen Kedu bergaya Indische Empire Style. 

Rumah ini berbentuk limas dengan ventilasi yang besar, serta dilengkapi dengan berada di bagian depan dan belakang. Saat ini, eks Rumah Dinas Residen Kedu, digunakan sebagai Museum Perang Diponegoro.

Sebab, rumah ini digunakan sebagai tempat perundingan Pangeran Diponegoro dengan Belanda. Di lokasi ini pula, terjadi peristiwa penangkapan Pangeran Diponegoro oleh Belanda.

Pabrik Gula Tasikmadu muncul beberapa kali dalam serial Gadis Kretek. Pabrik bersejarah ini berlokasi di Desa Ngijo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Berdasarkan informasi dari situs Kemendikbud, Pabrik Gula Tasikmadu didirikan oleh Mangkunegara IV. Bangunan pabrik ini, dikelilingi dinding tinggi bercat putih sehingga menyerupai benteng.

Sebelum kemerdekaan sekitar 1925, merupakan masa kejayaan pabrik gula di Indonesia, termaasuk Pabrik Gula Tasikmadu. Sayangnya, kini pabrik gula tersebut tidak lagi beroperasi.

Los mbako merupakan bangunan dari kayu dan bambu yang digunakan untuk menyimpan tembakau hasil panen yang masih segar maupun kering. Nama los mbako berasal dari bahasa Jawa yang berarti gudang tembakau.

Salah satu adegan yang berlatar belakang los mbako yakni pertemuan antara Soeraja dan Seno (diperankan oleh Ibnu Jamil). Lokasi los mbako tersebut berada di Desa Karanglo, Klaten, Jawa Tengah.

Sebelum digunakan untuk lokasi syuting, area yang dikelilingi oleh hamparan sawah ini memang sudah terkenal sebagai salah satu spot foto Instagramable di Klaten.

Salah satu adegan paling menyentuh di serial Gadis Kretek adalah pertemuan antara Jeng Yah dan Soeraja di stasiun, setelah sempat berpisah. Ternyata, adegan tersebut diambil di Stasiun Tuntang yang berlokasi di Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

Berdasarkan informasi dari situs KAI Heritage, Stasiun Tuntang dibangun pada 1871 dan resmi beroperasi pada 21 Mei 1873. Stasiun Tuntang masih mempertahankan desain bangunan bergaya heritage yang menjadi salah satu daya tariknya.

Meskipun statusnya stasiun kereta api kecil, namun Stasiun Tuntang berperan penting untuk mengangkut hasil perkebunan seperti karet, gula, kopi, dan coklat menuju Stasiun Ambarawa.

Pada 1 Juni 1970, setelah penutupan jalur yang menghubungkan Yogyakarta dengan Kedungjati, stasiun ini diubah menjadi museum. Pada 2009, Stasiun Tuntang direnovasi sehingga dapat kembali melayani kereta wisata.

Candi Abang muncul di episode terakhir serial Gadis Kretek. Candi yang berlokasi di Kapanewon Berbah, Kabupaten Sleman ini, digambarkan sebagai lokasi makam Jeng Yah.

Candi Abang merupakan candi bercorak Hindu, yang diperkirakan sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram Kuno pada abad ke-9 atau ke-10. Dikutip dari situs Dinas Kebudayaan Sleman, nama Candi Abang berarti merah dalam bahasa Jawa.

Sebab, bangunan situs cagar budaya itu menggunakan batu bata berwarna merah, bukan batu andesit seperti bangunan pada candi umumnya. Kini, sebagian besar bangunan telah tertutup rerumputan sehingga penampakannya seperti bukit.

https://travel.kompas.com/read/2023/11/27/135500327/6-lokasi-syuting-gadis-kretek-ada-museum-dan-pabrik-gula

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke