Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Museum Angkringan di Klaten, Belajar Sejarah Angkringan yang Sudah Menyebar ke Seluruh Negeri

KOMPAS.com – Angkringan merupakan tempat makan sederhana yang banyak dijumpai di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Tak hanya di daerah tersebut, angkringan kini sudah menyebar ke berbagai daerah di seluruh Indonesia.

Tempat makan sederhana ini biasanya jadi tempat nongkrong masyarakat dengan sajian, seperti aneka sate, nasi kucing, wedang teh, dan wedang jahe.

Namun, dari manakah angkringan berasal? Jawabannya adalah Desa Ngerangan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Museum Angkringan

Selain monumen, jejak cikal bakal angkringan di Desa Ngerangan, juga bisa dilihat di Museum Angkringan.

Museum yang bertempat di salah satu rumah warga bernama Gimo ini berlokasi di Dukuh Sawit, RW 01, Desa Ngerangan.

Kompas.com sempat berkunjung langsung ke Museum Angkringan di Desa Ngerangan ini pada Sabtu (13/1/2024).

Saat itu, Kompas.com dipandu masyarakat setempat yang juga inisiator Museum Angkringan bernama Gunadi.

“Museum Angkringan ini didirikan pada tahun 2020,” kata dia kepada Kompas.com di lokasi, Sabtu.

Belajar singkat sejarah awal angkringan

Di Museum Angkringan, wisatawan bisa belajar seputar sejarah angkringan, mulai dari bentuk awal angkringan yang dulu dipikul sampai menjadi gerobak seperti sekarang.

Ada pula penjelasan seputar tokoh-tokoh yang terlibat dalam penciptaan angkringan pertama kali, yakni Mbah Karso Djukut, Mbah Wono, dan Mbah Wiryo Je.

Sejarah angkringan bermula saat Mbah Karso diajak pindah ke Kota Solo pada tahun 1940 oleh Mbah Wono. Mbah Karso kemudian mulai berjualan terikan (menjual makanan dengan memikul tumbu dengan tambir di atasnya).

Terikan kemudian mulai berubah menjadi angkringan generasi pertama tahun 1943 ketika Mbah Karso mulai menyediakan minuman. 

Bentuk angkringan generasi pertama ini adalah dipikul seperti terikan, tetapi terdapat ceret untuk minuman kopi, teh, dan jahe. Sementara, makanan yang dijual berupa gorengan, singkong rebus, dan ubi rebus.

Pembeli pun harus nongkrong atau nangkring untuk menikmati sajian makanan dan minuman ini, sehingga penjual kuliner semacam ini disebut angkring atau nangkring yang familier dengan sebutan angkringan.

Untuk belajar sejarah angkringan di Museum Angkringan, pengunjung hanya perlu membayar seikhlasnya dan mengisi buku tamu.

Jika ingin berkunjung ke Museum Angkringan, saat ini pengunjung bisa melakukannya kapan saja dengan terlebih dahulu menghubungi pengelola +62 813-2930-9066 (Gunadi atau Mr. Gugun).

https://travel.kompas.com/read/2024/01/28/170500427/museum-angkringan-di-klaten-belajar-sejarah-angkringan-yang-sudah-menyebar-ke

Terkini Lainnya

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Travel Update
Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Travel Update
3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

Travel Update
Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Hotel Story
iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

Jalan Jalan
Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Travel Update
6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke