JAKARTA, KOMPAS.com - Di Jakarta Utara ada beberapa tempat wisata religi yang sarat makna dan lebih dari sekadar tempat ibadah.
Setiap tempat ibadah punya latar belakang yang menarik untuk diulik. Ada yang berdiri karena berkat jasa seorang pemuka agama, ada pula yang dibangun berkat cinta kepada Tuhan.
Beberapa waktu lalu Kompas.com mengunjungi beberapa tempat wisata religi di Jakarta Utara bersama Suku Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Jakarta Utara dan Wisata Kreatif Jakarta (WKJ).
Adapun tiga tempat wisata religi yang disambangi yaitu Masjid Jami Luar Batang, Jakarta Islamic Centre, dan Masjid Ramlie Musofa.
Masjid Jami Luar Batang beralamat di Jalan Luar Batang V Nomor 10, Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.
Menurut penjelasan pemandu perjalanan WKJ Iin Fatmala, sebelum menjadi tempat ibadah, Masjid Jami Luar Batang dulunya sebuah surau yang dibangun oleh seorang habib bernama Habib Husein bin Abubakar Alaydrus.
Habib Husein bin Abubakar Alaydrus berperan besar dalam menyiarkan agama Islam di Batavia saat itu. Saat ini, makam Habib Husein bisa ditemui di dalam area masjid.
Bertolak belakang dengan suasana saat ini yang religius, dahulu area Jakarta Islamic Centre merupakan tempat berkumpulnya para pekerja seks di Jakarta.
Dilaporkan Kompas.com, Jumat (7/5/2021), mulanya Gubernur DKI Jakarta kala itu Ali Sadikin hendak mengumpulkan para pekerja seks yang kebanyakan berasal dari Pasar Senen, Kramat, dan Pejompongan.
Tindakan ini dilakukan guna membina para pekerja seks, tapi keadaan tersebut justru menjadi lahan basah bagi sejumlah muncikari. Hal tersebut lantas membuat warga resah dan meminta tempat tersebut ditutup.
Sebelum penggusuran, para muncikari dan pekerja seks ditawari uang ganti rugi dan diberi pendampingan keahlian.
Usai penutupan, area tersebut kemudian disulap menjadi sebuah rumah ibadah yang megah.
Jika India punya Taj Mahal, Jakarta punya Masjid Ramlie Musofa. Kisah berdirinya Taj Mahal sudah sampai ke seluruh penjuru negeri. Konon, masjid tersebut dibangun atas rasa cinta seorang raja kepada istrinya.
Lain halnya dengan Masjid Ramlie Musofa, yang dibangun atas rasa cinta terhadap Tuhan.
Masjid ini berada di dekat Danau Sunter, didirikan oleh seorang mualaf China bernama Haji Ramli Rasidin.
Nama Ramlie Musofa diambil dari nama dirinya, nama sang istri bernama Lie, dan nama anak-anak mereka bernama Muhammad, Sofia, dam Fabian (Musofa).
Jika menyusuri Jalan Danau Sunter Raya, visual masjid ini tampak mencolok. Warna putih gading bangunan masjid tampak mewah, ditambah ornamen dan hiasan berwarna emas di dinding masjid.
Menariknya, masjid ini hanya memasang pengeras suara di dalam ruangan, jadi tidak terdengar bunyi azan hingga ke luar masjid. Hal ini dilakukan sebagai betuk toleransi dengan lingkungan sekitar.
https://travel.kompas.com/read/2024/03/30/170000527/3-wisata-religi-di-jakarta-utara-lebih-dari-sekadar-tempat-ibadah