Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Wisata Religi di Jakarta Barat, Ada Masjid Berusia 3 Abad

JAKARTA, KOMPAS.com - Jika berencana liburan di Jakarta jelang Lebaran, menjelajahi tempat wisata religi di Jakarta Barat bisa jadi pilihan yang pas.

Ada beberapa masjid di Jakarta Barat yang patut disinggahi. Selain untuk kunjungan ibadah, beberapa masjid juga menyimpan sejarah panjang. Bahkan, ada masjid yang usianya sudah tiga abad.

Beberapa waktu lalu Kompas.com bersama Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Barat berkunjung ke beberapa tempat wisata religi yang ada di Jakarta Barat. Berikut selengkapnya:

Masjid Raya KH Haysim Asy'ari berada di daerah Semanan, Kalideres, Jakarta Barat.

Pembangunan masjid ini berangkat dari ide Presiden Joko "Jokowi" Widodo yang saat itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

"Mengingat Jakarta belum punya masjid raya, sedangkan Masjid Istiqlal merupakan masjid negara, maka dibangunlah Masjid KH Hasyim Asy'ari sebagai masjid raya," kata pemandu wisata, Irfan di Masjid KH Hasyim Asy'ari, Jakarta Barat, Sabtu (30/3/2024).

Masjid KH Hasyim Asy'ari diresmikan oleh Presiden Jokowi pada tahun 2017, dengan kapasitas jemaah sekitar 12.500 orang.

Berbeda dari masjid pada umumnya, masjid ini tidak punya kubah berbentuk bulat di bagian atap, melainkan berbentuk limas.

"Arsitektur bangunan masjid ini punya gabungan unsur budaya Betawi dan Jawa," katanya.

Unsur budaya Betawi bisa dilihat dari adanya goresan gigi balang dan pagar langkan yang biasa dilihat di rumah-rumah orang betawi.

Masjid Jami An-Nawier termasuk masjid bersejarah di Pekojan yang dibangun sejak tahun 1760-an.

Lokasi persisnya ada di Jalan Pekojan Raya Nomor 71, Kelurahan Pekojan, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.

Menurut penjelasan pengurus Masjid Jami An-Nawier, Diki, salah satu icon masjid ini yaitu 33 pilar di dalam masjid. Maknanya sebagai pengingat bacaan tasbih, tahmid, dan takbir sebanyak 33.

"Icon masjid ini punya 33 pilar, yang menampakkan ini bangunan Eropa zaman dahulu," kata Diki di Masjid Jami An-Nawier, Sabtu (30/3/2024).

Keberadaan masjid ini di Pekojan menjadi salah satu bukti bahwa komunitas Arab merupakan komunitas terbesar di Batavia.

Selain mengadopsi unsur budaya Eropa, arsitektur masjid ini juga mendapat pengaruh dari gaya Timur Tengah, China, dan Jawa.

Masjid Langgar Tinggi menjadi tempat ibadah sekaligus cagar budaya yang dibangun pada tahun 1829. Lokasinya di Jalan Pekoan Raya Nomor 43, , Kelurahan Pekojan, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.

Pada dasarnya, langgar sama artinya dengan masjid, yang difungsikan sebagai tempat ibadah.

Langgar Tinggi dibangun oleh seorang Kapitan Arab pertama di Batavia benama Syekh Said bin Naum. Mayoritas langgar ini didatangi oleh orang-orang India yang berdagang.

Arsitektur bangunan Langgar Tinggi mengadopsi gaya Eropa, Moor, China, dan Jawa. Ini dapat dilihat dari bentuk jendela, serta mimbar yang ada di dalam langgar.

Masjid Jami Angke berdiri sejak tahun 1761, atau sekitar tiga abad yang lalu.

Menurut keterangan dari pengurus Masjid Jami Angke, Mohammad Abyan Abdillah, arsitektur masjid ini mengadopsi gaya Belanda, Bali, Jawa, Maroko, dan China.

"Bangunannya dibentuk seperti bangunan orang Belanda supaya tidak terdeteksi sebagai perlawanan kepada pemerintah Belanda pada saat itu," kata Abyan di Masid Jami Angke, Jakarta Barat, Sabtu (30/3/2024).

Ia melanjutkan, pada saat itu pemerintah Belanda hanya mengetahui bahwa masjid ini difungsikan sebagai tempat ibadah. 

Padahal, kenyataannya masjid ini dijadikan sebagai tempat merancang strategi peperangan melawan Belanda.

Tepat di depan Masjid Jami Angke, terdapat makam Pangeran Tubagus Angke atau dikenal sebagai Pangeran Jayakarta II.

https://travel.kompas.com/read/2024/04/02/191400827/4-wisata-religi-di-jakarta-barat-ada-masjid-berusia-3-abad

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke