Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkelana ke Negeri-negeri Stan (36)

Kompas.com - 24/04/2008, 06:45 WIB

                                                                                                                                                                        [Tayang:  Senin - Jumat]

Raksasa Asia Tengah
Menyeberangi Sungai Chui, melintasi perbatasan alami antara Kyrgyzstan dengan Kazakhstan, saya merasakan pergeseran kehidupan yang luar biasa. Dari kantor perbatasan Kyrgyzstan yang terbuat dari tanker minyak bekas yang sudah berkarat ke kantor perbatasan Kazakhstan memamerkan kecanggihan sebuah negeri yang sedang menikmati kemakmuran.

Salju terus mengguyur bumi. Sejauh mata memandang yang tampak hanya langit kelabu. Saya masih teringat tentara perbatasan Kyrgyzstan yang dari tadi memberi isyarat minta disogok, gara-gara visa saya tidak distempel ketika memasuki negeri Kirghiz dari perbatasan Bör Döbö. Baru setelah menunjukkan beberapa surat dari KBRI, tentara penjaga perbatasan yang rakus-rakus itu mengizinkan saya lewat menyeberangi jembatan menuju Kazakhstan.

Bendera biru muda Kazakhstan, berhias matahari kuning yang cerah, berkibar di atas gedung balok putih itu. Prosedur imigrasi Kazakhstan, dibandingkan negara tetangga yang berkantor di bekas tanker minyak, nampak jauh lebih modern dan teratur. Bukan hanya harus mengisi Migration Card yang harus disimpan bersama paspor dan visa selama berada di negara ini, semua orang yang masuk Kazakhstan harus dipotret dulu oleh petugas imigrasi ketika mengecap paspor. Tak lama lagi mungkin Kazakhstan juga akan menyimpan sidik jari dan memindai retina mata.

Kazakhstan memang kaya. Dibandingkan dengan negara tetangga Kyrgyzstan yang masih harus bergumul dengan frustrasi para pengangguran, bergulat dengan angka upah minimum 4 dolar per bulan di ibu kota Bishkek, dan berjuang menghadapi ekonomi yang naik turun tidak karuan, Kazakhstan memang seperti eksekutif muda yang sukses. Sejak tahun 2000, pertumbuhan ekonominya selalu di atas angka fantastis 9%. Cadangan minyak dan gas alam Kazakhstan, terbesar keenam di dunia, tersembunyi di padang-padang kosong, membawa kemakmuran luar biasa di negeri ini.

GDP per kapita Kazahkstan sudah di kisaran 6.000 dolar, jauh meninggalkan Kyrgyzstan yang masih sekitar 600 dolar dan Tajikistan yang masih merangkak di kisaran 500 dolar. Sama-sama pernah menjadi bagian adikuasa Uni Soviet dan merdeka dalam tahun yang sama, Kazakhstan kini memproyeksikan diri dalam jajaran negeri makmur, sedangkan Tajikistan masih tabah dalam barisan negara termiskin di dunia.

Kazakhstan, sebuah raksasa di Asia Tengah. Negeri ini membentang dari Laut Kaspia di barat sampai ke perbatasan China di timur, dibagi menjadi tiga zona waktu. Luas wilayahnya urutan ke-9 di dunia, jauh lebih luas daripada jika keempat saudaranya – Tajikistan, Kyrgyzstan, Uzbekistan dan Turkmenistan - digabungkan sekaligus. Tetapi jumlah penduduknya tak lebih dari 20 juta jiwa, dan pemerintah Kazakhstan masih sibuk mencari-cari warga negara baru untuk berbagi kemakmuran yang melimpah ruah.

Kosong, itulah yang saya rasakan ketika menempuh perjalanan panjang dari perbatasan di dekat Bishkek menuju Almaty, metropolisnya Kazakhstan yang konon standar hidupnya sudah sejajar dengan kota-kota di Amerika atau Eropa. Bus memang melaju tanpa hambatan di atas jalan yang beraspal mulus. Tetapi di luar sana, di bawah kelabunya langit dan kabut tebal, bukit-bukit gundul berderet-deret diselimuti salju tebal. Tak ada manusia, tak ada pemukiman, tak ada tanda-tanda kehidupan. Bahkan rumput pun takluk di bawah suhu sedingin ini.

Tetapi di balik kehampaan itu, Kazakhstan sama sekali tidak miskin dan terbelakang. Sebuah restoran cepat saji yang cantik di pinggir pom bensin menawarkan makanan hangat. Saya memilih makanan yang paling sederhana – nasi putih dan sayur. Itu pun hanya seporsi kecil, sama sekali tidak mengenyangkan. Mbak pegawai restoran dengan santainya menyodorkan bon 500 Tenge. Saya yang masih belum terbiasa dengan hitung-hitungan Tenge, santai pula membayar. Baru di atas bus saya sadar bahwa makanan yang cuma sejumput tadi itu harganya hampir 4 dolar.

Saya sempat dimanjakan oleh murah meriahnya Kyrgyzstan. Kemarin saya masih bisa menikmati lezatnya masakan China di sebuah restoran yang tergolong mahal di Bishkek. Hari ini, hanya menyeberangi perbatasan saja, seketika saya menjadi miskin. Nasi dan sejumput sayur warung kecil Kazakhstan bahkan jauh lebih mahal daripada menu di restoran mewah ibu kota Kyrgyzstan.

Salju masih terus mengguyur kota Almaty. Orang-orang berjalan tergesa-gesa di kota yang berselimut es ini. Setelah meringkuk berjam-jam di dalam bus, dari terminal Sairan saya langsung meluncur ke pusat kota di Jalan Töle Bi. Bus kota merangkak perlahan, terjebak di tengah kemacetan sebuah metropolis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

Travel Tips
Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Travel Tips
Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat 'Long Weekend'

Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat "Long Weekend"

Travel Update
Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Hotel Story
3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com