Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkelana ke Negeri-negeri Stan (38)

Kompas.com - 28/04/2008, 07:46 WIB

            "Keluarga kami sangat religius, karena itu kami tidak menonton TV. Jadi, maaf, di sini kami tidak bisa menyediakan TV," sekali lagi Lyubova meminta maaf. Saya baru tahu kalau ada sekte Kristen yang melarang warganya nonton TV.

Bagi saya rumah Lyubova sudah luar biasa. Pasha justru sebaliknya, "saya tidak pernah lihat rumah sesederhana ini." Untuk standar Almaty, Lyubova memang miskin. Dia pengangguran. Dulu ia bekerja sebagai dezhurnaya, pegawai hotel. Tugasnya membersihkan kamar dan toilet. Sekarang Lyubova sudah berumur enam puluhan, sudah pensiun. Tapi, ia masih kuat. Setiap hari ia pergi ke bazaar untuk menawarkan kamar kosongnya. Dari sanalah ia mendapat penghasilan untuk menghidupi keluarganya.

Anak Lyubova, Gregory, berumur 30 tahun. Tidak menikah dan pengangguran. Hidupnya tergantung pada ibunya yang menawar-nawarkan kamar rumah mereka. Gregory, mungkin karena kebosanan hidupnya, kelihatan jauh lebih tua daripada umurnya. Wajahnya selalu muram dan sangat pendiam. Dibandingkan Lyubova yang selalu nyerocos, Gregory jauh kurang bersahabat.

            "Kamu tahu, Spasibo, 'terima kasih', itu seharusnya Spasi Bog, 'terima kasih, Tuhan'," kata Lyubova, "kalau ada orang yang mengucapkan spasibo kepada saya, saya selalu membalas dengan spasi Bog, karena semuanya di dunia itu berasal dari Tuhan."

Si nenek kemudian membalik-balik Alkitab berbahasa Rusia sambil membacakan kisah-kisah kebesaran Tuhan. Tak banyak yang bisa saya tangkap dari ceramah religiusnya yang seakan tanpa henti itu, karena keterbatasan bahasa Rusia saya.

Bagaimana pun juga, seperti kata Pasha, nenek Lyubova adalah orang Kristen yang sangat taat. Ketika Pasha sudah pulang pun, si nenek masih dengan setia membaca Alkitab di sudut jendela. Terkadang dia memetik beberapa ayat dan memulai kisahnya. Kalau sudah mulai, dia susah berhenti. Tak jarang saya harus duduk sekitar setengah jam jadi pendengar yang baik, karena tidak ada kesempatan untuk menyela.

Cucu perempuan Lyubova, keponakan Gregory, tumbuh menjadi gadis muda Rusia yang cantik, berambut pirang. Gadis muda Rusia memang berbakat jadi fotomodel semua, walaupun umumnya berubah menjadi tante dan nenek gendut ketika menginjak usia senja. Si cucu datang ke rumah di pinggiran ini setiap minggu. Ia bersekolah di kota dan tinggal di asrama. Lyubova sayang sekali terhadap cucunya, yang membantunya membereskan rumah.

Tetangga-tetangga Lyubova semua tampak dari kelas sosial yang sama. Rumah-rumah usang, kakek nenek berjalan terbungkuk-bungkuk di atas lapisan salju, wajah-wajah tanpa harapan para pengangguran, adalah penghias setia pekarangan di pinggiran Almaty ini.

Kemakmuran yang dinikmati kota Almaty masih belum menjangkau tempat ini. Tapi, mahalnya harga-harga di kota metropolis justru merembet ke sini dan membebani hidup warga pinggiran. Gregory hampir sama sekali tak pernah lagi ke kota, yang hanya sepuluh kilometer jauhnya dari sini. Almaty, dengan segala kemegahannya, adalah sebuah dunia asing di sini.

(Bersambung)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com