Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkelana ke Negeri-negeri Stan (44)

Kompas.com - 06/05/2008, 08:38 WIB

                                                                                                                                                  [Tayang:  Senin - Jumat]


Gara-gara duit

Seorang nenek Rusia yang ramah, rajin berkotbah, kini berubah menjadi angker dan tak bersahabat. Semuanya gara-gara duit.

Cukup lama saya ngekost di rumah Lyubova, nenek tua keturunan Rusia. Semua anggota keluarganya menjadi pengangguran sejak Kazakhstan merdeka. Rumah mereka terletak dekat bandara Almaty, sangat jauh dari pusat kota, dan boleh jadi adalah tempat menginap paling murah di kota ini. Saya membayar 1000 Tenge per hari, sekitar 80.000 rupiah.

Kemarin, Minggu malam, saya berkunjung ke rumah seorang kawan di pinggiran Almaty. Saya benar-benar lupa kalau hari Minggu adalah hari malas di seluruh Kazakhstan. Bus berhenti beroperasi selepas jam 6 sore. Saya menunggu bus dari jam 7 sampai jam 11 malam, tak ada satu pun yang lewat. Saya ingin berjalan kaki saja, tetapi rumah Lyubova jauh sekali. Jalan kaki bisa sampai pagi. Apalagi tingginya kriminalitas di Almaty waktu malam hari membuat saya keder juga.

Mau tidak mau saya harus naik taksi. Hampir tengah malam begini, harga taksi pun jadi mahal sekali. 500 Tenge untuk sampai ke tempat Lyubova. Saya sudah kapok main-main ke gay bar demi menginap gratis seperti minggu kemarin.

Ketika sampai di rumah kost, Mikail, anak Lyubova yang sudah lama jadi pengangguran, membukakan pintu dengan menggerutu. Si nenek sudah tidur nyenyak. Sambil berbaring di kamar saya menyesali 500 Tenge yang terbuang percuma hanya untuk bayar taksi.

Pagi harinya, saya menjumpai wajah marah dan mulut nyerocos si nenek.
            "Huh. Kamu bisa bayar taksi tapi tidak bisa bayar kost-kostan," ujarnya ketus.

Saya tidak paham. Sepengetahuan saya, saya sudah membayar semua kewajiban saya. Bahkan kemarin ketika dia menagih uang kost-kostan waktu saya pergi ke Astana 3 hari, saya sudah memberinya 1000 Tenge. Sekarang dia minta lagi 1000 Tenge karena selama saya berada di Astana dia tidak terima tamu sama sekali.

Buat saya ini semua tidak masuk akal. Gara-gara saya naik taksi kemarin malam, dan bisa bayar 500 Tenge hanya untuk taksi, Nenek Lyubova marah karena saya punya uang untuk bayar taksi tetapi tidak punya uang untuk dirinya.

Nenek Lyubova, pemilik rumah mungil di apartemen kumuh di pinggiran kota Almaty ini, semula membuat saya sangat terharu. Sebelum berangkat ke Astana, ia meminjamkan saya baju-baju hangat dan kaus kaki tebal. Setiap sore dia membacakan kisah-kisah Alkitab dalam bahasa Rusia, yang hanya tiga puluh persennya saya mengerti. Nenek juga menyediakan teh hangat setiap sore saya pulang berjalan-jalan. Sekarang, hanya karena uang, karakternya berubah drastis.

Kata-kata sinis meluncur deras dari bibir tipisnya.

            "Bukan hanya kamu yang butuh duit, kamu tahu. Saya ini terus membantu kamu. Tetapi kamu itu siapa? Wartawan miskin? Huh. Saya tidak pernah lihat ada wartawan macam kamu ini. Kalau seperti ini terus-terusan, kami nanti makan apa? Anak cucuku mau makan apa? Kamu itu punya uang! Kamu pergi saja ke Uzbekistan dan minta uang dari kedutaanmu!"

Dia begitu marah. Saking marahnya matanya sampai berkaca-kaca.

            "Tidak ada diskusi lagi. Pergi! Kamu kumpulkan tas kamu, barang-barang kamu, cari hotel sendiri. Hah. Kamu kira kamu bisa mencari hotel yang lebih murah dari 1000 Tenge. Saya tahu, tidak mungkin ada, karena saya dulu juga kerja di hotel."

Saya juga mendengar sumpah serapah mengalir deras dari mulutnya. Saya tak mau mengingat-ingat lagi.

Seribu Tenge, sejumlah uang yang membuat perilaku Nenek Lyubova berubah drastis. Saya memutuskan untuk mengikhlaskan sebagian uang saya yang sudah sangat sedikit. Saya marah. Dia pun marah. Tetapi satu menit setelah saya menyerahkan selembar uang seribuan, amarahnya langsung mereda.

Kami berdua akhirnya bicara baik-baik. Nenek Lyubova menyiapkan teh panas untuk saya. Kami baru sadar bahwa ada kesalahpahaman di antara kami berdua. Sebelum saya pergi ke Astana, Nenek Lyubova meminta saya membayar 2.000 Tenge, yang sebenarnya untuk booking kamar selama saya tidak berada di Almaty. Karena keterbatasan bahasa Rusia, saya salah mengerti. Sepenangkapan saya uang itu untuk membayar penginapan sepulangnya saya dari Astana. Tak heran kalau hari ini si nenek marah-marah dan saya merasa ditipu habis-habisan.

Seribu Tenge yang telah membangkitkan amarah si nenek. Seribu Tenge yang telah merusak mood saya menikmati hari yang cerah di kota Almaty yang berselimut salju ini. Tetapi apa yang akan saya alami dalam hitungan jam berikutnya semakin membuat saya sadar bahwa uang adalah segalanya di kota ini.

(Bersambung)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

Jalan Jalan
Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Travel Update
5 Cara Motret Sunset dengan Menggunakan HP

5 Cara Motret Sunset dengan Menggunakan HP

Travel Tips
Harga Tiket Masuk Balong Geulis Cibugel Sumedang

Harga Tiket Masuk Balong Geulis Cibugel Sumedang

Jalan Jalan
Tips Menuju ke Balong Geulis, Disuguhi Pemandangan Indah

Tips Menuju ke Balong Geulis, Disuguhi Pemandangan Indah

Travel Update
Serunya Wisata Kolam Renang di Balong Geulis Sumedang

Serunya Wisata Kolam Renang di Balong Geulis Sumedang

Jalan Jalan
Nekat Sulut 'Flare' atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Nekat Sulut "Flare" atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Travel Update
Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Travel Update
Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Travel Update
Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com