Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkelana ke Negeri-negeri Stan (50)

Kompas.com - 14/05/2008, 07:32 WIB

            "Itu belum apa-apa dibanding kejadian tahun lalu," kata Murtie Djuffan, staf konsuler.  
            "LSM-LSM asing ditutup dan personilnya dideportasi semua, setelah kejadian Andijan berdarah. Mereka hanya diberi waktu 24 jam angkat kaki dari Uzbekistan, tanpa kompromi. Cuma 24 jam, gila nggak?"

Peristiwa Andijan berdarah adalah bentrokan antara pemerintah dengan gerakan Muslim di sana. Ratusan orang tewas. Saya tidak ingin bercerita banyak tentang kejadian kontroversial itu di sini. Begitu sensitifnya peristiwa ini sampai-sampai pemerintah Uzbekistan memutus semua jaringan informasi dan mengusir semua jurnalis internasional dari negaranya. Dalam semalam, NGO asing ditutup dan personelnya dideportasi. Hubungan Uzbekistan dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa memburuk. Amerika gigit jari karena pangkalan militernya di negara ini ditutup, dan Uzbekistan tiba-tiba mesra kembali dengan induk semang Rusia.

"Bukan negara normal," kata-kata itu terus berdengung-dengung dalam benak saya. Di mana ketidaknormalan negara ini? Saya yang terbiasa dengan keanehan aturan birokrasi negara-negara Stan yang lain, malah merasa cerita-cerita ini normal-normal saja, sudah risiko bagi orang yang datang ke negara-negara antah berantah di Asia Tengah.

Murtie juga bercerita tentang KBRI yang pernah memprotes bandara Tashkent karena suatu masalah. Di mana-mana, di seluruh dunia, aturannya tidak seperti ini. Dengan santai pihak bandara menjawab, "Itu kan dunia. Ini Uzbekistan. Kalau mau seperti itu ya sudah kamu ke dunia saja." Gila nggak?

Di lingkungan kedutaan ini, saya mendengar berbagai kabar yang dikategorikan sebagai 'info orang dalam', yang membuat saya semakin tertarik dengan ruwetnya perpolitikan Asia Tengah. Ada yang lucu, ada yang seram, tetapi semuanya seru untuk didengar. Bagaimana pun desas desus yang saya dengar di hari pertama ini membuat saya langsung suka dengan atmosfer ibu kota ini.

Tashkent adalah kota besar yang sunyi dan nyaman, tidak sibuk seperti Jakarta. Supermarket Tashkent boleh dibilang cukup lengkap, malah ada teh Indonesia berbandrol Printsesa Yava – Puteri Jawa. Semua barang ada, tetapi mahal-mahal, walaupun masih jauh lebih murah dibandingkan di Kazakhstan.

            "Susah sekali, semakin tahun semakin mahal," keluh Murtie yang sedang berbelanja. Dan semakin susah juga membayarnya, karena uang Sum Uzbek demikian kecil nilainya, sehingga kalau belanja kita harus membawa berbendel-bendel uang kertas.

Kasihan sekali para kasir di Uzbekistan. Hitungannya banyak sekali. Bayangkan membeli laptop cuma dengan uang kertas ribuan rupiah. Itu yang terjadi di sini. Kalau beli tiket pesawat, sudah sangat biasa orang membawa uang berkresek-kresek atau berkotak-kotak. Juga masuk akal kalau, walaupun ilegal, orang lebih suka dibayar dengan dolar daripada sekarung uang Sum. Menghitungnya itu yang capek.

Apartemen Syahruddin, staf perlengkapan KBRI, tidak jauh dari kedutaan. Staf Indonesia yang bekerja di sini kebanyakan menyewa apartemen di sekitar sini, karena lokasinya yang praktis. Saya sangat berterima kasih kepada Syahruddin, yang bukan hanya menyediakan tempat tinggal tetapi juga menghujani saya dengan jaket hangat dan kaos-kaos yang bersih.

            "Ini untuk kamu," kata Syahruddin, menyodorokan jaket biru tebal, "besok kamu ke Samarkand kan? Di sana dingin sekali lho."

Saya diajak KBRI ke kota kuno Samarkand di selatan sana, menyaksikan pertunjukan tari-tarian Indonesia. Indonesia ternyata masih eksis di tengah hamparan daratan Asia Tengah.

(Bersambung)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com