Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Nol (7): Penantian di Pinggir Jalan

Kompas.com - 12/08/2008, 08:14 WIB

Dua jam berlalu. Perut mulai keroncongan. Nafsu bicara dan berbagi pengalaman sudah dikalahkan lapar dan bosan. Seum dan Kim membolak-balik fotokopian berbahasa Korea mereka, panduan jalan mereka, bible mereka. Saya baru ingat hari ini hari ulang tahun saya. Sepi sekali rasanya di sini.

           Hans menghibur, “Semoga hari ulang tahunmu membawa keberuntungan bagi kita semua.”

Hanya arakan awan dan tiupan angin dingin yang merayakan hari istimewa dalam ketidakistimewaannya ini.

Tiga jam berlalu, angin dingin menerpa wajah. Ada sebuah truk pengangkut barat yang berbelok ke arah Zanda, tetapi mereka tak mau mengangkut kami semua.

“Susah sekali hitchhike kalau berombongan begini,” kata Hans, “biasanya di kendaraan pun paling banter cuma ada tempat untuk satu orang.”

Itulah sebabnya, lebih nyaman berkeliling Tibet secara ilegal dan menumpang kendaraan kalau seorang diri daripada berombongan. Hans sudah menunggu kendaraan sampai tiga hari di persimpangan sepi ini, nasibnya masih belum beruntung juga.

Empat jam berlalu, danau di tepi jalan berkerut-kerut oleh riak air yang diterpa angin. Selain itu ada juga bunyi perut yang keroncongan. Di sini tak ada toko ataupun warung. Tak ada siapa-siapa. Desa terdekat sekitar satu kilometer di bawah.

          “Mari ke sana sama-sama,” ajak Hans, “makan siang di sana.”

Ransel kami berserakan di pinggir jalan. Hans siap-siap menggotong lagi ranselnya. Saya kurang bernafsu menggotong ransel ini, apalagi gara kebodohan saya kemarin berlari-lari kecil sore hari di Rutog, sampai sekarang paru-paru saya masih sakit rasanya.

          “Kalian bertiga pergi dululah, saya yang menjaga barang, nanti saya berangkat ke desa sendiri.”

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com