Sebuah keluarga Tibet membuka tenda peristirahatan di sini, menyewakan ranjang di kemah dan menyediakan makan malam. Menunya cuma satu – mi instan. Bahkan di tempat seterpencil dan setinggi ini, barang China pun sudah menjadi makanan pokok.
Aneh, walaupun sudah terlalu lelah dan berat, saya tak bisa tidur.
“Istirahatlah,” saran Yan Fang yang sudah berpengalaman, “Karena besok perjalanan lebih berat lagi.”
Dari ilusi padang rumput yang indah, saya menyadari bahwa perjalanan penemuan dan penyucian ini penuh derita.
(Bersambung)
_______________
Ayo ngobrol langsung dengan Agustinus Wibowo di Kompas Forum. Buruan registrasi!