Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia (7): Menikmati Pesona Kremlin dan Lapangan Merah

Kompas.com - 20/08/2008, 09:35 WIB

Eddy, salah seorang rekan seperjalanan, langsung bergegas turun begitu mobil Ford Transit yang membawanya mendapat tempat parkir di sebuah lahan tak jauh dari pinggiran sungai Moskwa, yang membelah Ibu Kota Rusia. Kemacetan yang sempat menghadang perjalanan dari Hotel Mariott Aurora -tempat kami bermalam- langsung terbayar lunas.

Tak peduli dengan sengatan sinar matahari yang sangat menyilaukan, juru kamera dari satu stasiun tv swasta di Jakarta itu berjalan cepat sambil sibuk menyiapkan kamera mini yang selama seminggu ini telah menemaninya di Rusia. Kelihatannya, ia tak mau melewatkan saat-saat berharga untuk mengabadikan pemandangan indah dengan bangunan-bangunan megah yang terhampar di depannya.

Ya, kami baru saja tiba di Lapangan Merah (Red Square), sebuah kawasan yang berabad-abad menjadi simbol Rusia. Tentu saja, Eddy bukan satu-satunya wisatawan yang begitu antusias dengan daya tarik Red Square. Aksi yang sama pun ditunjukkan oleh anggota rombongan yang lain. Bahkan ribuan orang yang siang itu sudah bertebaran di berbagai sudut dari lapangan berukuran 695 x 130 meter ini pun melakukan hal serupa. Umumnya mereka berjalan sambil menjinjing kamera dan kemudian berpose di berbagai sudut.

Memang, pada keempat sisi Lapangan Merah berdiri lima bangunan megah dan bersejarah. Bangunan-bangunan itu adalah Katedral St. Basil dengan sembilan kubahnya yang indah, Istana  Kremlin yang dikelilingi tembok batu bata dengan belasan menara, Musoleum (makam) Bapak Komunis Rusia Lenin, Museum Sejarah Nasional yang menyimpan barang-barang peninggalan bangsa Rusia, serta pertokoan terbesar dan tertua, GUM.

Tanpa bangunan-bangunan itu, Lapangan merah sendiri mungkin hanya lapangan biasa yang menjadi saksi bisu perjalanan panjang sejarah negeri ini. Catatan sejarah menyebutkan, lapangan merah awalnya adalah tempat berdirinya bangunan-bangunan kayu. Baru di tahun 1493, Kaisar Ivan III menghancurkan seluruh bangunan kayu di atasnya karena rentan dengan api.

Perlahan-lahan, areal terbuka ini menjadi semacam pasar di tengah kota Moskwa. Kemudian makin hari lokasi itu berkembang menjadi tempat acara-acara perayaan dan termasuk upacara pentahbisan kaisar. Terakhir, lapangan itu menjadi simbol kejayaan pasukan Rusia, menyusul upacara-upacara militer yang digelar di sana.

Batu-batu berbentuk empat persegi panjang, mirip dengan batu kali, menjadi landasan di lapangan ini. Tak heran, tank-tank berbobot puluhan ton dapat melintas di atasnya tanpa merusak permukaan. Untuk pertama kalinya sejak rezim komunis Uni Soviet runtuh di tahun 1991, sebuah parade militer kembali digelar pada Mei 2008 lalu. Acara itu adalah bagian dari peringatan hari kemerdekaan Rusia yang ke 63 setelah berhasil mengalahkan pasukan Nazi Jerman dalam perang dunia II. Di Lapangan Merah ini kendaraan-kendaraan perang Rusia berjajar untuk mengikuti defile kemiliteran.

Nama Lapangan Merah sendiri dalam bahasa Rusia disebut Krasnaya Ploschad. Krasnaya memang artinya merah, tapi bukan berarti lapangannya berwarna merah, ataupun karena batu bata di tembok kremlin berwarna merah. Pun tidak ada kaitannya dengan Komunis, yang selalu menggunakan warna merah sebagai lambangnya. Krasnaya dalam bahasa Rusia kuno berarti indah. Konon lapangan itu disebut "indah" karena di sana berdiri Katedral St Basil dengan sembilan kubahnya yang indah.

Seiring dengan tergulingnya pemerintahan Uni Soviet, Lapangan Merah pun tak lagi identik dengan upacara-upacara militer yang menegangkan.  Dalam beberapa tahun terakhir mulai digelar konser-konser musik kelas dunia dengan artis-artis ternama. Shakira, Paul McCartney, Pink Floyd, dan Red Hot Chili Peppers adalah beberapa yang pernah tampil dalam konser di depan Istana Kepresidenan Rusia tersebut.

Bahkan saat saya berkunjung kali ini, ada dua panggung besar yang sedang dipersiapkan di kawasan tersebut. Masing-masing di sebelah tenggara Lapangan Merah, dekat dengan menara Spasskaya yang merupakan menara tertinggi di Istana Kremlin, dan sebuah panggung utama di tengah Lapangan Merah.

Namun, sebelum sampai ke tengah-tengah Lapangan Merah, pandangan kami sudah terkunci pada sebuah bangunan gereja yang mirip bangunan istana di negeri dongeng. Sembilan kubah berbentuk bawang, di cat berwarna-warni, senada dengan langit biru cerah yang membentang di atasnya. Bangunan itu adalah Katedral Santo Basil...


(Bersambung)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com