Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kopi Turgo Bidik Pasar Terbatas

Kompas.com - 21/08/2008, 18:32 WIB

Sleman, Kompas - Kelompok usaha bersama kopi bio Turgo membidik pasar terbatas di Yogyakarta karena tidak mampu bersaing dengan kopi bermerek terkenal di pasaran umum. Segmentasi pasar ini untuk menghidupkan kembali industri kecil pengolahan kopi khas lereng selatan Gunung Merapi itu. Kerja sama ini diharapkan bisa berjalan mulai akhir Agustus.

Kopi bio lereng selatan Merapi merupakan salah satu produk khas Sleman, DI Yogyakarta. Tanaman kopi hanya memakai pupuk kompos untuk mempertahankan kekhasan rasa.

Biji kopi diolah menjadi kopi bubuk dengan merek Turgo untuk membantu petani dalam pemasaran. Namun, usaha menembus pasaran sulit karena kalah bersaing dengan kopi merek terkenal.

"Kami mulai membidik pasar eksklusif untuk memasarkan kopi Turgo. Calon konsumen yang kita bidik adalah paguyuban angkringan, perhotelan, kafe, dan biro perjalanan," ujar Kepala Bina Program Perkebunan, Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Sleman, Hariyanto, Rabu (20/8).

Ia menilai, kerja sama dengan kelompok konsumen terbatas itu akan menyerap produksi kopi petani. Mereka mampu memenuhi pasokan 30 kilogram per hari. Produksi itu akan meningkat jika kerja sama dengan konsumen terbatas berjalan lancar.

Selama ini, pemasaran kopi Turgo sudah masuk ke sejumlah hotel dan pengelola lapangan golf Merapi di Sleman. Mereka akan memasarkan ke segmen yang lebih luas tetapi bukan ke pasaran umum. Kelompok usaha bersama membidik pedagang makanan dan minuman di tempat wisata seperti di Kaliurang. Lokasi strategis

Lokasi produksi di Desa Sawungan, Hargobinangun, Pakem, Sleman, akan dibuka kembali untuk ruang pamer dan kedai minum. Tempat itu sangat strategis karena berada di pinggir jalan menuju obyek wisata Kaliurang. Wisatawan dapat singgah membeli produk kopi atau menyaksikan proses produksi dari dekat.

"Kami tidak punya kekuatan jika harus bersaing dengan produsen besar. Selain modal terbatas, produksi belum banyak," ujar Kepala Seksi Promosi dan Pemasaran Hasil Perkebunan Sleman Darmanto.

Kepala Seksi Produksi Bidang Perkebunan Sleman Warsono menjelaskan, pengembangan pemasaran perlu diimbangi penambahan luas kebun. Kini, luasan kebun kopi berkurang karena banyak yang rusak terkena dampak erupsi Merapi tahun 2006 dan terkena banjir lahar. Sebagian besar tanaman kopi juga sudah tua sehingga perlu segera peremajaan tanaman.

Peremajaan tanaman dengan penyambungan pernah dilakukan pada tahun 2005, mencakup luasan 100 hektar dengan keberhasilan mencapai 80 persen. (ANG)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com