Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Museum di Laweyan

Kompas.com - 06/09/2008, 03:00 WIB

Meski berbagai urusan dan keluarga pun tinggal di Jakarta, Kota Solo begitu spesial bagi Krisnina Maharani Akbar Tandjung (48). Itu karena banyak ide kreatif yang telah ia curahkan bagi kota asal Nina, panggilannya.

Setelah menerbitkan buku Rumah Solo (2002) dan Sejarah Mangkunegaran 1757-Sekarang (2007), Agustus lalu, ide terbarunya, Museum Haji Samanhoedi di kawasan Laweyan, Solo, diresmikan Wali Kota Joko Widodo.

Di Museum ini, pengunjung bisa menyimak riwayat saudagar batik-cum-politikus tersebut.

Sebagai Ketua Umum Yayasan Warna Warni yang punya misi mencintai kebudayaan dan sejarah Indonesia, Nina masih punya ide yang ingin ia kembangkan. Namun, aktivitas Ramadhan menahannya untuk banyak tinggal di Jakarta.

”Ada tarawihan di rumah. Mondar-mandirnya ke Solo sebulan sekali saja,” katanya, Rabu (3/9) malam. Jadilah ia memantau urusan Laweyan dari Jakarta.

Meski fisiknya tak ke mana-mana, jiwanya mudah membawanya ke masa lalu, termasuk saat Ramadhan. Dalam wawancara dengan Ida Arimurti, mengenang masa kecil di Solo membuat Nina bahagia.

Cocoklah dengan peribahasa Latin, Olim meminise iuvabit, selalu menyenangkan mengenang hal yang lewat. Ia melihat masa lalu tak semata berlingkup pribadi, tetapi terkait sejarah bangsa, seperti tentang Samanhoedi itu. (NIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com