Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Nol (37): Kota Cantik

Kompas.com - 23/09/2008, 07:45 WIB
[Tayang:  Senin - Jumat]

Pagi-pagi sekali, keluarga Pushkar Baral sudah sibuk sekali. Istrinya bangun sejak subuh, sibuk menyiapkan sarapan untuk keluarganya. Anak-anak bersiap masuk sekolah. Pushkar dan istrinya siap-siap berangkat kerja.

Hari ini hari Minggu, tetapi bagi orang Nepal hari ini adalah hari kerja biasa. Dalam seminggu, hanya hari Sabtu mereka bisa beristirahat. Sementara Pushkar dan istrinya berangkat ke kantor, saya sendirian berkeliling bagian kuno kota Patan.

Patan hanya lima kilometer jauhnya dari Kathmandu, tetapi dulunya Patan adalah ibu kota dari kerajaan terpisah, berpasukan tangguh, dan berkebudayaan tinggi. Semuanya itu masih nampak jelas dari Lapangan Darbar yang dipunyai Patan. Gaya arsitektur bangunan di sini lebih padat, rapi, dan cantik. Patung Dewa Garud (Garuda) yang bersembah di atas tiang memberi penghormatan ke arah kuil suci.

Tak salah jika nama lain Patan lebih putis – Lalitpur, atau ‘kota cantik’.. Dibandingkan Lapangan Darbar Kathmandu, Darbar Patan penuh sesak oleh bangunan megah. Saya tak ingat lagi nama-nama bangunan di sini. Terlalu banyak. Semuanya adalah maha karya arsitektur bangsa Newa yang mendiami Lembah Kathmandu, baik Budha maupun Hindu.

Setelah datang dari Tibet, saya begitu tertarik melihat kehidupan umat Budha di Nepal. Sang Budha Gautama lahir di Lumbini, di Nepal bagian selatan. Tetapi di negara ini sekarang Hindu adalah mayoritas dan Nepal adalah satu-satunya negara di dunia yang menjadikan Hindu sebagai agama negara. Budha Nepal, termasuk aliran Mahayana Vajrayana, walaupun bukan mayoritas tetapi masih sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat pada umumnya. Kuil Budha juga dikunjungi oleh umat Hindu, dan umat Budha pun datang merayakan hari-hari besar Hindu. Dewi hidup yang dipuja oleh orang Hindu adalah gadis kecil dari keluarga Budha. Umat Budha Newari pun menganut sistem kasta seperti orang Hindu.

Kuil Emas di Patan, nama resminya Hiranya Varna Mahavihar, adalah kuil Budha. Pagodanya mengilap, memantulkan warna emas yang menakjubkan. Patung-patung Budha dari emas terpahat di sana-sini, mengundang decak kagum betapa gemilangnya masa lalu negara ini. Bikuni memimpin umat bersembahyang di hadapan patung Bodhisatva Avalokiteshvara. Api kecil menyala dari barisan ratusan cawan minyak mentega.

Di tengah suasana yang serba Budhis ini, para wanita berpakaian sari dengan titik merah tika di dahinya -pertanda habis melaksanakan puja-, sibuk menyiapkan sesaji. Patung Hanuman dari emas berkalung untaian bunga. Tradisi Hindu hidup bersama dengan ritual Budha, mentahbiskan uniknya Hindu dan Budha versi Newari.

Di pagi hari yang sejuk ini, penduduk Patan duduk-duduk di sekeliling bangunan kuno, bercengkerama menghabiskan waktu. Gaya hidup mereka nampaknya jauh lebih santai daripada penduduk Kathmandu yang dikejar beban hidup. Berjalan-jalan di lapangan Patan, saya boleh melupakan para calo, penjaja layanan guide dan porter, penawar hotel, pedagang suvenir, dan semua jenis pekerjaan yang bersuka cita mengeruk keuntungan dari turis di padatnya Thamel ataupun Hanuman Dhoka.

Patan adalah kota tertua di Lembah Kathmandu. Manjupatan, nenek moyang kota Patan, sudah ada bahkan ketika Kathmandu masih berupa danau. Peradabannya yang lebih kuno, penduduknya yang berbakat menjadi artis, dan gaya hidupnya yang santai, mungkin adalah faktor utama mengapa kota ini dulunya sangat berjaya. Pengaruh Budhisme juga mungkin menyebabkan kota ini lebih tenang dan damai, jauh bila dibandingan dengan hingar bingar Kathmandu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com