Dari Besisahar, setelah menempuh perjalanan hampir seminggu, alam berubah drastis. Dari pemandangan hutan seperti di Jawa, sampai tangga batu curam di lereng gunung, hingga sekarang pemandangan batu berlumut tanah tinggi Tibet. Arsitektur pun berubah dari rumah kayu beratap genteng sampai rumah batu gunung yang kokoh. Asap dupa di bawah pohon yang dipuja sekarang berganti tumpukan batu mani. Seperti spektrum, komposisi orang Newari yang Hindu berangsur-angsur digantikan orang Tibet yang selalu memutar tasbih dan silinder sembahyang.
Tetapi apa pun komposisinya, selalu ada yang bisa berbahasa Melayu, bahasa asing terpopuler kedua setelah Bahasa Inggris.
“Mungkin kelak negara ini layak menjadi koloni Malaysia,” Oi Lye bergurau, mengisi malam yang dingin di Pisang.
(Bersambung)
_______________
Ayo ngobrol langsung dengan Agustinus Wibowo di Kompas Forum. Buruan registrasi!