Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Nol (63): Angkasa Raya

Kompas.com - 29/10/2008, 07:52 WIB

          “Sekarang memang musim turis, jadi porter sangat menghasilkan duit. Selama beberapa bulan ini kami bisa mendapatkan 1000 dolar. Tetapi, begitu turis pergi, kami tak punya pekerjaan lagi.”

Saya sering kali tak sampai hati melihat porter yang ngos-ngosan naik turun gunung dengan beban puluhan kilogram, sementara turis kaya melenggang santai dengan tongkat trekking, menikmati indahnya gunung dan hutan. Tetapi, ini adalah simbiosis mutualisme. Turis punya uang dan tak mau lelah. Porter punya tenaga dan butuh makan.

           “Saya ingin keluar dari Nepal, masuk British Army,” kata Dipak.

Etnis Gurung, yang punya karakteristik wajah Mongoloid, sering direkrut menjadi tentara elit di luar negeri. Untuk jadi anggota pasukan Gurkha tidak mudah. Selain tes fisik, masih ada ujian mental dan intelegensia. Pria muda ini sudah berulang kali mencoba, tetapi selalu gagal di tes mental. Tahun depan adalah kesempatan terakhirnya.

          “Tentara Gurkha bermacam-macam. Yang paling tinggi tingkatannya adalah yang bekerja di British Army, bayarannya selangit. Lalu tentara Singapura, seribuan dolar. Yang paling murah jadi tentara India, hanya 150 dolar. Lebih murah lagi adalah tentara kerajaan Nepal, nyaris gratis.”

Bagi tentara Gurkha, kesetiaan kebangsaan mereka adalah bagi siapa pun yang membayar. Menjadi tentara bayaran, kata pria ini, sama sekali tak masalah, yang penting bisa tetap hidup. Nepal terlalu miskin, pendapatan rata-rata penduduknya hanya 235 dolar per tahun, rakyatnya banyak ke luar negeri mencari nafkah. Sekarang salah satu negara favorit adalah Malaysia, sehingga orang Nepal di dusun-dusun terpencil pun fasih berbahasa Melayu.Kemiskinan pulalah yang membuat pemuda ini bersimpati pada Maois.

           “Maois dan komunis memperlakukan semua orang dengan rata. Tak ada kaya miskin. Tak ada kasta tinggi rendah. Orang Gurung bisa sejajar dengan Brahmin. Bukankah itu hal yang bagus?”

Sistem kasta di Nepal bukan hanya merujuk pada kedudukan manusia dan pekerjaan turun-temurun, tetapi juga suku dan etnis. Gurung dan Tamang, serta suku-suku Mongoloid lainnya termasuk kasta yang direndahkan. Karena ini pulalah, Maois banyak mendapat dukungan di pegunungan yang dihuni suku-suku minoritas.

Di angkasa raya saya memandangi barisan gunung salju. Ada Macchapuchre yang seperti ekor ikan, gunung suci yang disembah umat. Ada Annapurna yang gagah perkasa. Lebih banyak lagi hamparan salju yang tak saya kenal namanya. Di sini, terlihat alam yang demikian berkuasa. Bayangan dua minggu penuh yang penuh perjuangan merangkak di kaki-kaki puncak salju, menempuh perjalanan 160 kilometer lebih, berjumpa dengan beragam suku dan manusia, mendengar berbagai kisah dan cerita, saya terhanyut dalam renungan.

Walaupun manusia hanya sebintik noktah di hadapan barisan gunung itu, tetapi ada kemauan dan perjuangan yang membuat sebintik noktah ini terus bertahan. Ada kecerdikan yang membuat dusun terpencil macam Manang dikenal di seluruh penjuru negeri sebagai pedagang sukses. Ada kekuatan yang terpancar dari pria Gurung berpostur pendek, namun sanggup menahan beban puluhan kilogram dengan kepala baja mereka. Ada perjuangan kelas yang dikobarkan gerilyawan Maois. Ada kepercayaan diri dalam senyuman bocah-bocah berseragam tentara seraya memamerkan bedil. Ada keriangan yang disebarkan oleh tawa bocah-bocah desa, bermain ayunan di dahan pohon tinggi di tepi jurang. Ada denting melodi indah yang mengiringi kesenduan gunung salju. Reesham phiri-ri, kibaran kain sutra, haruskah aku terbang ke puncak dan pinggang bukit untuk meraihnya?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Travel Tips
Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat 'Long Weekend'

Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat "Long Weekend"

Travel Update
Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Hotel Story
3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

Travel Tips
Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com