Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Nol (82): Festival Padang Pasir

Kompas.com - 25/11/2008, 07:44 WIB

Seorang pedagang wayang di Pushkar mengeluh karena selama masa festival Pushkar Mela, harga sewa toko tempat ia berdagang adalah 5.000 Rupee untuk delapan hari, sedangkan untuk hari biasa sewanya cuma 200 Rupee seminggu. Menjelang festival, pemilik toko tinggal mengalihkan tokonya dan berlibur dengan uang sewa yang diterima.

Pemilik wayang dari Jaipur ini sudah delapan kali datang ke Festival Pushkar Mela. Tentu ada magnet luar biasa yang menariknya untuk terus datang ke sini, di kala harga meroket tetapi di saat bersamaan orang asing membanjir. Segala jenis taktik digunakan untuk merayu pelanggan, seperti menawarkan pertunjukan wayang gratis sampai menjajakan cinta. Di menit pertama berkenalan dengan Lam Li, ia menanyakan apakah Lam Li sudah menikah. Di menit kedua, bertanya, “Apakah kamu percaya akan cinta pandangan pertama?” Di menit kelima sudah menawari gadis Malaysia itu untuk menginap.

          “Mister! Madam!” seorang pria gurun dengan semangat menyetop kami, “ayo, naik unta keliling gurun.”

Saya tidak begitu tertarik dengan kegiatan turisme. Dengan beralasan takut, saya menolaknya. Pemilik unta itu tak langsung menyerah, “Jangan khawatir, Sir, saya punya camel car. Tak perlu takut.” Hah. Kereta unta. Orang-orang ini sangat kreatif mencari segala macam cara demi memperoleh pemasukan.

Orang asing yang membanjiri kota kuno ini telah banyak mengubah wajah Pushkar dan keseharian Rajasthan. Ada simbiosis mutualisme di sini. Orang dari negeri-negeri yang lebih kaya berdatangan ke sini, dalam perjalanan menuju negeri ‘timur’ yang eksotis, mencari ‘pencerahan’ dan misteri dunia yang tersembunyi di negeri kuno. Dari kantung mereka yang tebal, penduduk negeri tua hidup, menawarkan segala jenis budaya dan masa lalu mereka yang bisa dijual untuk balasan kepingan Rupee dan dolar.

Jangan terkejut kalau di kota bertabur kuil tua, peziarah suci, pandita agung, ada pula barisan toko burger, kios Internet, restoran spageti Itali, humus Israel, roti Jerman, sampai toko buku bekas menawarkan koleksi tulisan Salman Rushdie yang kontroversial.

Pushkar memang penuh kejutan. Ketika saya menyusuri gang sempit Pushkar yang dibanjiri manusia, mengunjungi toko buku dan mencari bacaan bekas dan murah, tiba-tiba pundak saya ditepuk dari belakang.

           “Agustinus?” tanya pria kurus dan tinggi itu, “Kamu yang dari Indonesia?”
           “Ben!!!” Saya hampir tak percaya berjumpa lagi dengan pria Inggris ini di sini.

Ben Maschall, dua tahun silam, adalah seorang backpacker Inggris yang saya jumpai di Samarqand. Kami bersama-sama ke gurun Aral, di mana Ben yang mabuk sempat mengalami masalah dengan orang Karakalpak yang marah-marah rumahnya dikencingi. Sungguh konyol. Tetapi siapa sangka kalau dua tahun tanpa sedikit pun bertegur sapa, kami malah bertemu di kota Pushkar, di tengah meriahnya festival unta. Dunia memang kecil. Dan orang yang bertualang mengelilingi dunia, memang ditakdirkan untuk terus bertemu dan bertemu lagi, menyambung irisan-irisan takdir yang bersinggungan.

          “Sehabis dari Uzbekistan saya jadi sukarelawan di India,” kisahnya, “selama dua tahun saya tinggal di negara ini. Lalu, saya dan teman-teman membeli unta. Kami berkeliling Rajasthan dengan naik unta. Keren sekali bukan? Sekarang kami datang ke festival ini untuk menjual unta-unta kami.”

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com