Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Nol (97): Pernikahan Muslim India

Kompas.com - 17/12/2008, 08:11 WIB
[Tayang:  Senin - Jumat]

Masih ingat Aman, seorang pria Muslim pemilik hotel yang akhirnya mengundang saya dan Lam Li ke rumahnya untuk merayakan Idul Fitri? Hubungan kami bukan hanya hubungan biasa antara pemilik hotel dan tamunya. Aman sudah menganggap saya bagian dari keluarganya dan wanti-wanti saya harus hadir dalam pesta pernikahan adik perempuannya.

Khusus untuk acara ini, saya memutar haluan dari Bikaner kembali ke Jaipur. Lam Li tak bisa datang. Ia punya prinsip yang dipegang teguh selama perjalanannya keliling dunia – tak sekalipun mengulang jalan yang pernah dilalui. Saya sendiri lebih mengutamakan pencarian pengalaman sepanjang jalan, tak peduli kalau harus mulai lagi dari titik awal.

Aman memang sudah menyiapkan segalanya untuk saya. Begitu saya datang ke Jaipur, saya sudah disiapkan kamar di losmennya yang gelap. Sekarang kualitas losmen yang tak seberapa ini di mata saya begitu luar biasa, karena kemurahan hati pemiliknya. Bahkan Aman sempat wanti-wanti kepada manajernya yang baru untuk memperlakukan saya sebaik-baiknya, karena gelar saya adalah the family’s most important guest, seperti yang tertulis di buku daftar tamu.

          “Kenapa kamu tidak datang kemarin?” tanya Aman, “kamu sudah kelewatan satu acara penting dalam prosesi panjang pernikahan. Kemarin malam adalah acara mehndi, pembubuhan cat henna ke tangan dan kaki pengantin.”

Tak apalah. Masih banyak acara berikutnya yang menyusul. Acara pernikahan di India memang sangat banyak upacaranya, dilangsungkan berhari-hari sampai seminggu penuh. Acara pernikahan adalah sebuah peristiwa akbar dan penting bagi semua orang. Ratusan ribu Rupee, atau puluhan juta Rupiah, dihabiskan begitu saja. Harkat, gengsi, kasta, kebanggaan, semuanya ditunjukan melalui acara pernikahan.

Besok lusa adalah hari pernikahan. Malam ini keluarga Aman mengajak saya ke rumah pengantin pria atau dulha untuk mengikuti acara penghibahan mas kawin. Menurut adat India, mas kawin atau jehez berasal dari pihak keluarga perempuan. Bagi orang tua yang punya anak perempuan, mas kawin adalah beban terberat dalam hidup. Punya anak perempuan yang tidak menikah sangat memalukan. Tetapi menikahkan anak juga mahal, sampai menelan biaya puluhan ribu Rupee atau ratusan juta Rupiah sebagai mas kawin yang dibayar kepada calon suaminya.

Rombongan kami cukup besar, sampai Aman harus menyewa bus khusus. Kebanyakan adalah kaum wanita anggota keluarga, semuanya berpakaian cantik. Perempuan Muslim tidak memakai baju sari seperti wanita Hindu, melainkan baju panjang kamiz dan celana kombor shalwar. Kamiz-nya juga lengan panjang. Mereka juga memakai perhiasan indah. Tetapi begitu keluar rumah, blurrrp, segala kecantikan itu langsung terbungkus kain burka hitam dari ujung kepala sampai kaki, hanya menyisakan sepasang mata saja yang menatap dunia. Itu pun masih ditutup lagi dengan kain hitam tembus pandang atau kaca mata hitam.

Pemandangan perempuan Muslim di jalan-jalan Rajasthan sungguh kontras. Perempuan Hindu di Rajasthan suka warna-warni liar. Merah, kuning, hijau, jingga, biru, ungu, pendeknya segala macam warna yang lebih pantas untuk parade di jalan. Sebaliknya, perempuan Muslim yang berbalut cadar atau burka sangat sederhana – hitam sempurna. Dulu saya bertanya, apakah perempuan Muslim tak ingin tampil cantik dengan mengenakan busana yang menarik pandangan? Baru sekarang saya tahu, kecantikan itu tetap ada, tetapi disimpan hanya untuk orang-orang yang berhak saja. Di bawah selimut kain hitam itu  tersembunyi wajah cantik dengan segala macam perhiasan juga pakaian shalwar kamiz dengan warna-warna yang tak kalah dahsyatnya.

Di antara para perempuan keluarga Aman ini, justru yang mau menikah malah tidak diikutkan. Si pengantin perempuan masih belum tahu siapa calon suaminya. Sejak masa pertunangan – yang merupakan hasil perjodohan kedua keluarga – sampai hari pernikahan nanti kedua mempelai dilarang bertemu muka. Aman bilang, adiknya cuma sekali saja melihat foto calon suaminya sebelum ditunangkan. Sisanya adalah urusan anggota keluarga.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com