Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Nol (107): Dipertemukan oleh Takdir

Kompas.com - 31/12/2008, 06:30 WIB
[Tayang:  Senin - Jumat]


          “Bagaimana keadaanmu?” tanya dokter Gurpreet ramah. Kulitnya hitam manis, rambutnya tergerai. Wajahnya cantik sekaligus nampak sangat terpelajar.
          “Kamu suka tinggal di rumah sakit ini?”

Saya mengangguk. Suka dan duka bercampur di sini. Selain pasien-pasien India yang ramah dan murah hati, dokter-dokter muda di sini juga sangat perhatian. Dokter Gurpreet sedang sibuk belajar untuk ujian minggu depan, tetapi masih menyempatkan waktu mendengarkan kisah-kisah perjalanan saya. Saya pun senang dengan perhatiannya.

          “Hari ini,” kata dokter Gurpreet, “kami mau minta tolong lagi. Kamu masih mau kan jadi bahan ujian?” Nampaknya saya juga tak punya banyak pilihan.

Kemarin tiga sesi pemeriksaan oleh mahasiswi pesera ujian sangat melelahkan. Hari ini saya harus diperiksa lima orang. Masing-masing satu jam. Sebagai pasien, ‘jam kerja’ saya ternyata lumayan banyak juga.

Kalau kemarin pemeriksaannya menyenangkan karena sebentar-sebentar, sekarang saya dijadikan contoh kasus long case.. Mahasiswi tidak hanya mendiagnosa temperatur dan tekanan darah saja, tetapi menanyakan masa lalu saya.

“Sudah pernah melakukan hubungan seksual?”, “Berapa kali? Memakai alat kontrasepsi kah?”, “Pernah menghisap madat?”, “Bagaimana lingkungan pergaulanmu?”, dan berbagai pertanyaan privasi lainnya.

Ada mahasiswi yang juga mengukur tinggi dan berat badan segala, padahal saya cuma penderita hepatitis biasa. Tetapi betapa terkejutnya saya, berat badan sudah susut tujuh kilogram sejak saya memulai perjalanan ini. Mungkin tanpa saya sadari, perjalanan yang saya lakukan sudah terlalu banyak menyiksa tubuh. Mulai dari kebiasaan mengirit yang berlebihan, makan dan minum sembarangan, sampai beli obat kadaluarsa di pinggir jalan.

Dokter kepala tersenyum saja melihat dada saya diraba-raba para gadis.

          “Kamu ikut bodybuilding? Angkat besi?” tanya pak dokter ketika dada saya diperiksa dengan stetoskop oleh mahasiswi dari Amritsar yang manis. Padahal saya sudah kurus kering begini, kuning pula, masih dikira atlet angkat besi.

Lima kali pemeriksaan benar-benar melelahkan. Ketika sore tiba, saya sudah hampir pingsan. Gara-gara menjadi bahan ujian, saya tidak sempat makan. Seorang dokter berbaik hati memberikan sebuah pisang. Yang paling membuat sedih adalah mahasiswi terakhir yang judesnya minta ampun. Saya sudah sakit masih dibentak-bentak. Giliran ujian lisan, dia dimarahi oleh dokter penguji. Dia satu-satunya di antara delapan mahasiswi yang memeriksa saya yang gagal. Si gadis galak itu pun menangis.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com