Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wong Cilik yang Jadi "Roh" Kota Tua Jakarta

Kompas.com - 23/01/2009, 09:45 WIB

Oleh BM Lukita Grahadyarini dan Iwan Santosa

Sebagian besar kota tua di dunia menjadi sumber devisa karena pariwisatanya yang hidup oleh aktivitas seniman kecil dan warga jelata. Di Kota Tua Jakarta, keberadaan mereka justru diabaikan. Salah satu ujung tombak kehidupan Kota Tua Jakarta adalah deretan ojek sepeda ontel yang mangkal di depan Museum Bank Mandiri di dekat kanal Ciliwung, di seberang halte busway Stasiun Kota.

Sepeda antik dengan rangka tinggi itu tampak mengilap di bawah terik matahari. Sejumlah pengemudi sepeda antik ini, yang kerap disebut pengojek ontel, duduk di pelataran, menanti wisatawan atau warga yang minta diantar berkeliling kawasan Kota Tua Jakarta.

”Pengojek ontel sebisanya mampu memandu wisatawan Kota Tua agar paling tidak tahu sedikit tentang sejarah kota,” tutur Tarmuji (43), koordinator pengojek sepeda antik di depan Museum Bank Mandiri, Kamis (22/1).

Wisatawan yang menumpang sepeda ontel akan diantar berkeliling kawasan Kota Tua yang memiliki kumpulan museum, di antaranya Museum Wayang, Museum Sejarah Jakarta (Museum Fatahillah), serta Museum Seni Rupa dan Keramik. Tarif berkeliling dengan sepeda ontel itu rata-rata Rp 25.000 per jam.

Di seberang komunitas pengojek ontel Museum Bank Mandiri, di emperan toko-toko di Jalan Pintu Besar Selatan, Taman Sari, Jakarta Barat, sejumlah pelukis jalanan tekun menggoreskan cat pada kanvas-kanvas mereka. Beragam lukisan potret yang mirip wajah asli mengundang perhatian orang yang melintas sehingga kerap membuat orang berminat dilukis wajahnya.

Aris Sucipto (37) mengemukakan, komunitas pelukis potret yang berkembang sejak tahun 1989 itu memiliki anggota sekitar 30 orang. Aris menyebut para pelukis itu kumpulan orang dari beragam latar belakang profesi yang ”jatuh cinta” dan memutuskan hidup sebagai pelukis di kawasan Kota Tua.

Kawasan Kota Tua juga menjadi wadah berkembangnya komunitas musisi jalanan Batavia Akustik. Kelompok musik yang sehari-hari mangkal dan mengamen di Stasiun Kota itu beranggotakan 40 orang dan terbagi dalam beberapa grup.

Untuk keperluan mengamen, kelompok musisi itu menggunakan sejumlah alat musik, seperti biola, gitar, akordeon, bongo, dan bas, dengan lagu andalan beraliran latin, reggae, dan country.

Keberadaan komunitas kecil di kawasan Kota Tua itu seperti memberi roh pada gedung-gedung bersejarah yang umurnya kian renta. Sejumlah komunitas menyandarkan hidup dan mengembangkan diri di kawasan itu. Seni pencak silat Cakrabuana, Batavia Akustik, pelukis jalanan Lintang Kota, Teater Komersil, Komunitas Jelajah Budaya, Forum Indonesia Membaca, Marching Band Batavia Museum Mandiri, Barongsai Mandiri, paguyuban pedagang kaki lima, dan komunitas ontel.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Tempat Liburan Keluarga di Bandung, Ada yang Cocok untuk Piknik

5 Tempat Liburan Keluarga di Bandung, Ada yang Cocok untuk Piknik

Jalan Jalan
Promo Libur Sekolah di Rivera Outbound & Edutainment Bogor, mulai Rp 65.000

Promo Libur Sekolah di Rivera Outbound & Edutainment Bogor, mulai Rp 65.000

Travel Update
231 Penerbangan di Bandara AP II Layani Kepulangan Jemaah Haji

231 Penerbangan di Bandara AP II Layani Kepulangan Jemaah Haji

Travel Update
Ada Usulan Kenaikan Tarif Pungutan Turis Asing di Bali, Sandiaga: Harus Dilihat Dulu

Ada Usulan Kenaikan Tarif Pungutan Turis Asing di Bali, Sandiaga: Harus Dilihat Dulu

Travel Update
Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Sungai Maron Pacitan

Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Sungai Maron Pacitan

Travel Update
Taman Aglaonema Terbesar Indonesia di Sleman, Ini Jam Buka dan Harga Tiket Masuknya

Taman Aglaonema Terbesar Indonesia di Sleman, Ini Jam Buka dan Harga Tiket Masuknya

Travel Update
Visa Kunjungan Jangka Pendek di Kepulauan Riau Akan Diumumkan Segera

Visa Kunjungan Jangka Pendek di Kepulauan Riau Akan Diumumkan Segera

Travel Update
Nilai Tukar Rupiah Melemah, Kemenparekraf Dorong Tingkatkan Kunjungan Wisman

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Kemenparekraf Dorong Tingkatkan Kunjungan Wisman

Travel Update
Jumlah Pengunjung Gunung Telomoyo Pecahkan Rekor pada Juni 2024, Tembus 63.126 Orang

Jumlah Pengunjung Gunung Telomoyo Pecahkan Rekor pada Juni 2024, Tembus 63.126 Orang

Travel Update
Nilai Tukar Rupiah Melemah, Sektor Parekraf Bisa Apa?

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Sektor Parekraf Bisa Apa?

Travel Update
5 Tempat wisata anak di Jakarta yang murah, di Bawah Rp 50.000

5 Tempat wisata anak di Jakarta yang murah, di Bawah Rp 50.000

Jalan Jalan
Dorong Wisatawan Liburan #DiIndonesiaAja, Kemenparekraf Gandeng Tasya Kamila Luncurkan TVC “Libur Telah Tiba”

Dorong Wisatawan Liburan #DiIndonesiaAja, Kemenparekraf Gandeng Tasya Kamila Luncurkan TVC “Libur Telah Tiba”

Travel Update
Ada Diskon Traveloka hingga 68 Persen untuk Liburan Sekolah 2024

Ada Diskon Traveloka hingga 68 Persen untuk Liburan Sekolah 2024

Travel Update
Konser Musik di Tangerang Ricuh, Sandiaga: Jangan Sampai Citra Baik Konser Dicoreng

Konser Musik di Tangerang Ricuh, Sandiaga: Jangan Sampai Citra Baik Konser Dicoreng

Travel Update
Digitalisasi Perizinan Event Disahkan Presiden Joko Widodo Hari Ini

Digitalisasi Perizinan Event Disahkan Presiden Joko Widodo Hari Ini

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com