Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Nol (133): Ya Hussain

Kompas.com - 05/02/2009, 07:41 WIB

Ribuan umat terbawa emosinya. Suara sesenggukan sambung menyambung, bak gelombang. Kakek-kakek menggeleng-gelengkan kepalanya, menghayati kisah yang dibawakan, sambil menggumam, “hai hai... hai hai...”, kemudian menyapu wajahnya yang sembab dengan sapu tangan.

Sang pembicara di mimbar tak hanya berkisah. Ia juga melantunkan syair, dibacakan naik turun berirama seperti mantra. Suaranya bergetar. Air matanya menetes. Tangisannya seketika diikuti oleh tangisan ribuan umat yang hadir. Mereka menangis berjamaah.

Maatam karo! Maatam karo!” Sang ulama meminta umat untuk melakukan maatam, memukuli dada sebagai lambang turut berduka cita. Dua orang pengiring imam melantunkan doa-doa Al Quran. Suara mereka sangat bening, tetapi iramanya sendu, penuh kesedihan. Beberapa orang mulai histeris. Ada yang bangkit berdiri, memukul dadanya kuat-kuat. Ada yang menangis keras sampai berteriak-teriak. Ada yang kakinya menyepak-nyepak sambil menangis. Orang-orang ini terbungkus histeria.

Suasana sedikit mereda, sang ulama mulai mengisahkan tentang tauladan Hussain, tentang Yazid yang laknat, tentang kelicikan pasukan Yazid, tentang jalan mati syahid untuk menegakkan jalan Allah. Begitu nama Yazid disebut, orang-orang histeris, berteriak serempak “Yazid murdabad! Yazid murdabad! Hussain zindabad! Hussain zindabad! Matilah Yazid! Hiduplah Hussain!”

Sebuah suara meledak dari tengah umat, penuh semangat, “NARAI TAKBIR!!!”, disusul gemuruh “Allahuakbar!!!” lautan umat berteriak serempak. “NARAI RISALAH!!!” disambut dengan seruan “Ya Rasulullah!!!” Seruan narai ini ditutup dengan “NARAI  HAIDRI!!!” yang dijawab dengan “Ya .... Ali!!!” Kata ‘ya’ diucapkan panjang, diakhiri dengan ‘Ali’ yang dibunyikan dengan dentuman sekali hembusan nafas.

Ulama melanjutkan kembali ceramahnya. Demikian berulang kali, emosi para pendengar perlahan-lahan dinaikkan menuju klimaks, diiringi sesenggukan tangis dan maatam, slogan-slogan bagi Imam Hussain, teriakan narai, dan ketika emosi reda sang ulama berceramah lagi. Ini kisah yang sama, diulang-ulang setiap tahun, didengar setiap Ashura, tetapi orang masih tetap larut dalam histeria kesedihan.

Tangisan meletus berkali-kali. Sungguh pemandangan luar biasa melihat ribuan orang menangis bersama-sama. Beberapa dari mereka memukuli kepala sendiri keras-keras, sebagai lambang duka cita yang mendalam.

Sudah enam jam lebih mereka duduk di sini. Beberapa pria melepas bajunya. Saya melihat banyak punggung yang tersayat. Ceramah majlis semakin mengaduk-aduk emosi. Lantunan ayat-ayat Al-Qur’an yang sendu membawa kesedihan bagi siapa pun yang mendengarnya. Sorak-sorai “Hussain Zindabad!” bertalu-talu. Beberapa pria berjubah membawa rantai pisau, berkeliling di sela ribuan umat pria yang duduk sambil menangis.

Sesaat berikutnya, darah terciprat di mana-mana.

(Bersambung)

_______________
Ayo ngobrol langsung dengan Agustinus  Wibowo di Kompas Forum. Buruan registrasi!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tips Atas Bengkak Selama Perjalanan Udara, Minum hingga Peregangan

Tips Atas Bengkak Selama Perjalanan Udara, Minum hingga Peregangan

Travel Tips
Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

Travel Update
Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

Travel Update
Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

Travel Update
Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut 'Flare' di Gunung Andong

Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut "Flare" di Gunung Andong

Travel Update
Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

Travel Tips
Taman Burung-Anggrek di Papua: Lokasi dan Harga Tiket Masuk

Taman Burung-Anggrek di Papua: Lokasi dan Harga Tiket Masuk

Travel Update
5 Air Terjun di Probolinggo, Ada Air Terjun Tertinggi di Jawa

5 Air Terjun di Probolinggo, Ada Air Terjun Tertinggi di Jawa

Jalan Jalan
4 Festival di Hong Kong untuk Dikunjungi pada Mei 2024

4 Festival di Hong Kong untuk Dikunjungi pada Mei 2024

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Travel Update
5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

Travel Tips
Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com