Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Nol (158): Keluarga Haji Sahab

Kompas.com - 13/03/2009, 07:53 WIB

Gempa di Kashmir memang mengerikan. Rumah-rumah di sini terbuat dari batu gunung yang berat. Yang tertimpa dinding batu rumah yang ambrol hampir pasti meninggal atau cacat. Sekarang yang tersisa dari rumah besar keluarga Pak Haji adalah pondasi batu di tanah lapang, sebuah kenang-kenangan dari kejayaan masa lalu yang telah hancur lebur diguncang bumi.

“Tak pernah kami membayangkan hidup seperti ini,” kata Hafizah, “hidup dari uluran tangan orang lain. Pak Haji selalu mengajarkan kami untuk membantu orang, tetapi sekarang kami menjadi orang yang membutuhkan bantuan.” Keluarga ini menerima bahan bangunan rumah dari organisasi. Bari Amma bahkan pernah minta tolong saya mencarikan seng tambahan untuk menutup dapur mereka. Dari keluarga yang senang menjamu kawan dan tetangga, kini keluarga Pak Haji harus hidup dari sumbangan beras, minyak, dan bahan pangan.

Menerima sumbangan, bagi keluarga ini, sebenarnya hal yang memalukan. “Tetapi kami tak punya pilihan lain,” kata Hafizah. Saya juga mengamati dari kehidupan penduduk Noraseri, yang terlepas penderitaan sebagai korban gempa, sebenarnya terlalu tinggi martabatnya untuk memohon belas kasihan. Di desa ini, memakai baju sumbangan pun bisa menjadi bahan olok-olok.

Terlepas dari kesusahan, keluarga mendiang Pak Haji menyelenggarakan pengajian rutin setiap Kamis. Ada ustadz yang datang, juga anak-anak tetangga – semuanya perempuan - yang ributnya bukan main. Habis mengaji mereka melantunkan naat, alunan melodi puisi Islami tentang kebesaran Allah dan Rasulullah. 

Hafizah dan kakak-kakaknya sibuk menyiapkan kari sapi dan nasi biryani untuk santapan bocah-bocah ini. Dalam sekejap lantai rumah menjadi jorok oleh ceceran nasi. Bocah-bocah langsung berhamburan pulang sehabis makan.

Ganda log! Orang-orang jorok!” umpat Samera, kakak Hafizah, memunguti butiran nasi dari lantai kamar. Adik-adiknya tertawa, membantu Samera membersihkan ruangan itu. Mereka sebenarnya senang sekali dengan acara pengajian ini, walaupun harus selalu repot memasak dan membersihkan rumah setelahnya. Ajaran almarhum Pak Haji masih langgeng di keluarga ini.

Saya masih mengagumi kemurahan hati yang tak pernah mengering dari balik reruntuhan puing-puing rumah  batu ini.

(Bersambung)

_______________
Ayo ngobrol langsung dengan Agustinus  Wibowo di Kompas Forum. Buruan registrasi!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

Travel Update
Long Weekend, Ada Rekayasa Lalu Lintas di Jalanan Kota Yogyakarta

Long Weekend, Ada Rekayasa Lalu Lintas di Jalanan Kota Yogyakarta

Travel Update
5 Hotel Dekat Yogyakarta International Airport, 5 Menit dari Bandara

5 Hotel Dekat Yogyakarta International Airport, 5 Menit dari Bandara

Hotel Story
Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara pada Maret 2024 Capai 1,04 Juta

Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara pada Maret 2024 Capai 1,04 Juta

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com