Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyisir Pulau di Ujung Utara

Kompas.com - 14/03/2009, 08:07 WIB

Bentuk batu-batuan ini juga unik, seperti Batu Kapal berupa dua batu besar yang berjajar. Bentuknya menyerupai kapal besar yang terdampat di tepi pantai. Adapun Alive Stone Park berupa batu yang berdiri di atas serakan batu lainnya. Bentuknya menyerupai elips, dan mirip dengan batu yang ditemukan di Afrika.

Di Natuna, pengunjung juga dapat menemui salah satu spesies kera langka yang biasa disebut dengan nama `kekah`. Kekah hanya hidup dan berkembang di Bunguran seperti di kawasan Gunung Sintu (Pian Tengah, Sepang, Seberang), gunung Ranai, dan Gunung Ceruk.

Bentuk kekah sangat unik, tubuhnya diselimuti oleh bulu-bulu hitam tebal yang diselingi dengan warna putih pada bagian dada hingga kelihatan seperti mengenakan rompi putih dan pada bagian wajah. Mata kekah dikelilingi kulit berwarna putih dan abu-abu. Mereka terlihat seperti mengenakan kacamata.

Seperti jenis-jenis kera lainnya, Kekah yang pemakan buah-buahan, dedaunan, dan umbi-umbian ini juga hidup berkelompok dan agak sulit didekati karena sifatnya yang sedikit pemalu dan takut. Namun, bila beruntung, Anda dapat menemukannya di jalan raya dalam perjalanan menuju pelabuhan Selat Lampa, Kecamatan Pulau Tiga, Natuna.

Meski terpencil dan minim fasilitas, Natuna sebenarnya bukanlah kabupaten yang miskin. Di sekitar bagian utara Natuna, terpendam ladang gas d-alpha, dengan total cadangan 222 triliun cubic feet, dan gas hidrokarbon sebesar 46 triliun cubic feet. Hal ini menjadikan Natuna sebagai salah satu sumber cadangan gas terbesar di Asia.

Untuk mencapai Natuna dapat menggunakan pesawat kecil dengan kapasitas sekitar 45 orang dari Bandara Hang Nadim, Batu Besar, Batam, Kepulauan Riau; atau dari Bandara Kijang, Tanjung Pinang. Perjalanan dengan pesawat memakan waktu selama kurang lebih 1 jam 30 menit.

Atau dapat juga menggunakan jalur pelayaran dengan kapal Pelni dari Pelabuhan Kijang, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Kapal ini akan kembali lagi ke Natuna satu minggu kemudian. Perjalanan dengan kapal memakan waktu sekitar 12 jam.

Untuk penggemar wisata kuliner, di Natuna bisa dicicipi makanan seafood, seperti sup kepala ikan yang bisa diperoleh di rumah makan di jalan H R Subrantas Ranai Darat, Natuna. Pengunjung juga bisa mendapatkan madu asli Natuna yang dijual di toko dan warung-warung di Ranai Natuna.

Menjelajahi Natuna cukup menantang dan perjalanan panjang berganti transportasi  menuju Natuna akhirnya akan terbayar dengan keindahan alamnya. *

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com