Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjenguk "Penjaga Batavia" Mercusuar Sunda Kelapa

Kompas.com - 17/03/2009, 13:02 WIB

KOMPAS.com — Di ujung Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, masih berdiri tegak mercusuar Sunda Kelapa. Mercusuar dari abad ke-19 ini dulu berada persis di mulut pelabuhan lama. Laut yang dulu mengelilingi mercusuar kini sudah berubah menjadi lahan luas yang menjadi bagian dari Pelabuhan Muara Baru dan Tempat Pelelangan Ikan Muara Baru. Sebuah kawasan industri khusus hasil laut.

Menara mercusuar itu kini berada di sebagian laut yang ditanggul dan dijadikan ajang memancing bagi warga setempat. Bangunan di sekitar mercusuar sudah lenyap tak berbekas. Dari pantauan Warta Kota, ada semacam sumur di tengah  danau buatan itu, tak jauh dari menara. Bisa jadi itu sebagian dari bangunan yang tersisa.       

Tampaknya, karena perkembangan kawasan itu, menara ini juga terkesan memendek karena tiga jendela yang membujur dari atas ke bawah menara itu kini bersisa dua jendela. Mungkin juga satu jendela terbawah sudah ditutup. Sayangnya, tak ada data berapa ketinggian menara di masa lalu dan di masa kini.

Mercusuar itu tak lagi berfungsi. Berdiri memandang laut lepas yang menganga di hadapannya. Dalam diam, menara ini menyimpan jutaan kisah kejayaan Batavia.  Mercusuar yang jarang ditengok ini di masa lampau menjadi menara yang menjulang dan terlihat dari jauh. Khususnya terlihat oleh pendatang dari kapal yang akan memasuki Batavia.

Seorang pendatang di tahun 1860 menuliskan catatan harian yang menggambarkan kesan pada Batavia, sebuah kesan yang tak terlalu sedap dibaca. Menurut si pendatang, kesibukan di pelabuhan di Batavia sudah tampak saat ia baru melihat ujung pelabuhan di mana banyak kapal bersandar, dari jauh mercusuar sudah muncul berlatar belakang benteng dan gunung di tanah Priangan. Menurut si pendatang ini, kesan pertama melihat Batavia adalah kesan yang menyedihkan, terutama karena ia sudah pernah merapat di Singapura, Bombay, dan Alexandria.    

Catatan sejarah menunjukkan beberapa waktu yang berbeda, tapi lebih banyak yang menyebutkan, menara itu dibangun sebelum 1862. Di masa itu, posisi mercusuar ada di ujung utara Batavia dan berada di bagian utara mulut pelabuhan yang lama. Menara ini menggantikan fungsi mercusuar Menara Syahbandar/Menara Bahari yang berlokasi di mulut Kali Ciliwung.

Menara ini berbentuk bulat, makin ke atas makin mengecil. Pada foto di seputar tahun 1870-an, tampak tiga jendela dari atas ke bawah. Untuk sampai ke lokasi ini, ada beberapa alternatif jalan dan moda transportasi yang bisa digunakan. Melalui Pelabuhan Sunda Kelapa, menyeberang dengan sampan kemudian melanjutkan perjalanan. Atau, yang lebih mudah, menggunakan bajaj dari Stasiun Beos atau dari Jalan Pakin, Jalan Pasar Ikan.

Dari Kampung Luar Batang, lokasi sudah dekat. Masuklah sampai ke pelelangan ikan terus menuju Jalan Cumi Raya setelah itu berbelok ke kanan. Menara sudah siap menyambut. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com