Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Nol (164): Terbungkus

Kompas.com - 23/03/2009, 06:39 WIB

Hujan mulai reda. Vicky dan keluarganya mengangkut doli ke dalam ruangan para tamu wanita. Di sana mempelai perempuan dimasukkan ke dalam kurungan kecil itu, dibungkus rapat-rapat dengan selimut. Terdengar teriakan dan tangisan meraung. Acara pernikahan di Pakistan selalu dihiasi banjiran air mata perempuan. Di sini, para pernikahan adalah hasil jodoh-jodohan orang tua. Sebagian besar tidak pernah mengenal pasangannya sebelum malam pengantin. Dan bagi pengantin perempuan, pernikahan artinya meninggalkan rumah yang didiaminya selama bertahun-tahun, dan entah kapan bisa kembali lagi. Apalagi pengantin dari Noraseri ini masih sangat kecil, umurnya baru 19 tahun, dan dinikahkan dengan lelaki umur 35.

Suara sesenggukan masih terdengar dari dalam doli. Sudah ada makhluk yang bersimbah air mata dalam kurungan berbungkus selimut itu. Doli diusung empat orang pria, dua di depan dan dua di belakang, menyusuri jalan becek menuruni tebing yang curam. Ngeri sekali melihatnya, doli berulang kali terombang-ambing dahsyat ketika para pengusung harus melompati tanah yang berundak. Beberapa kali pula doli itu tergelincir. Saya tidak bisa membayangkan rasanya berada di dalam doli itu. Sempit, tegang, pengap, terguncang-guncang.

Janji, rombongan pengiring pengantin pria yang jauh-jauh datang dari Pattika, berbaris meninggalkan Noraseri. Tamu wanita dari desa seberang memakai sepatu hak tinggi, begitu santai saja melintasi tebing-tebing curam bersimbah lumpur. Sedangkan saya, yang laki-laki dan pakai sepatu hiking, masih harus dituntun untuk meloncati bibir tebing. Sungguh memalukan.

Di kaki gunung, sudah menanti mobil pengantin. Doli diturunkan para pengusung. Pintu mobil dibuka. Sekarang Vicky menangkupi sela antara pintu mobil dan doli dengan selimut tebal, sehingga pengantin wanita yang dialihkan dari kereta kencananya tak terlihat siapa pun. Kaca mobil juga hitam pekat. Tak sedikit pun wujud pengantin perempuan ini kasat mata kita-kita yang tidak berhak ini.

Menurut adat, jumlah orang yang mengiring pengantin perempuan sama dengan jumlah janji yang datang bersama barat pengantin pria. Rombongan ini disebut manji. Tetapi karena hujan lebat, hanya ada 16 manji termasuk saya yang ikut berangkat ke Pattika dengan naik jip.

Doli yang sudah kosong ditaruh di kap jip kami. Sampai di Pattika, ketika kami melewati portal jalan, doli sempat terguling dari atap mobil. Untung saja mereka tidak menaruh pengantin malang itu di dalamnya.

Ribetnya proses transfer pengantin dari mobil pengantin ke doli sama ribetnya dengan yang tadi di Noraseri. Cuma di sini, karena sudah di rumah pengantin pria dan yang ada cuma kerabatnya, jadi tidak terlalu ketat. Saya malah disuruh masuk ke kamar pengantin yang gelap gulita. Tetapi saya bisa melihat, ranjang besar sudah diselimuti kelambu dari pita warna-warni.

Dalam kegelapan kamar ini saya berhasil melihat sosok pengantin perempuan. Hanya sosok bayangan, karena wajah dan tubuhnya masih dibungkus lagi dengan kerudung gelap dari ujung kepala sampai ujung kaki. Saya hanya melihat sebentuk perempuan yang terbungkus kain, dan suara isak tangis masih terdengar dari balik selubung kain itu.

Purdah adalah jalan hidup. Di balik bungkusan tirai demi tirai, dari kaca jendela mobil, doli, kerudung tebal, dupata, celana shalwar, dan jubah kamiz, tersembunyi wajah cantik penuh misteri sang pengantin, bersama dengan lelehan air matanya.

(Bersambung)

_______________
Ayo ngobrol langsung dengan Agustinus  Wibowo di Kompas Forum. Buruan registrasi!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Travel Update
5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

Travel Tips
Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Travel Tips
Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com