Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Nol (204): Kamp Pengungsi

Kompas.com - 18/05/2009, 08:18 WIB

Manusia, bak air bah, menggelegak menyerbu negeri-negeri tetangga, mencari keselamatan dan kehidupan yang lebih baik daripada kampung halaman yang kini berubah jadi neraka. Di antara jutaan manusia itu, ada orang tua Sher Shah yang membawa impian tentang hidup baru di Peshawar, bersama bayi mereka yang baru berumur dua tahun.

Dua puluh tahun si bayi kecil ini hidup di perkampungan kumuh Kacha Garhi, menjadi pemuda pengangguran Sher Shah yang sedang berdiri di hadapan saya. Rumah-rumah kecil dari lumpur menyebar tak beraturan sejauh mata memandang. Merayap. Mengular. Kotor. Semrawut. Berbungkus debu.

Kacha Garhi adalah perkampungan pengungsi Afghanistan pertama di Pakistan, ketika gelombang demi gelombang orang Afghan menemukan tanah yang baru di pinggiran kota Peshawar. Perlahan-lahan, perkampungan ini terus bertambah luas. Sudah ratusan ribu orang Pashtun dari Afghan yang ikut menggantungkan mimpi bersama kekumuhan Kacha Garhi dan Peshawar.

Orang-orang ini, datang dari pelosok-pelosok desa Nangarhar, Khost, Baghlan, Kabul, dan macam-macam daerah di Afghanistan, memang bukan imigran berkualitas yang dicari-cari negara asing. Sebagian besar tak berpendidikan. Opium dan bedil pun ikut dibawa. Belum lagi orang-orang Afghan ini sudah tidak merasa sebagai tamu lagi di Peshawar. Peshawar sudah dianggap tanah Pashtunistan, rumahnya orang Afghan.

Setelah robohnya kekuasaan Taliban, upaya demi upaya untuk memulangkan orang-orang Afghan di Peshawar ini sudah berkali-kali dilakukan. Tak semua orang mau pulang. Tentu saja. Siapa yang tahu pasti apa yang akan terjadi di kampung halaman yang sudah diluluhlantakkan oleh tiga puluh tahun peperangan.

Apa yang mau dicari di kampung halaman? Hanya selimut debu. Sher Shah mengeluh.

(Bersambung)

_______________
Ayo ngobrol langsung dengan Agustinus  Wibowo di Kompas Forum. Buruan registrasi!

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com