Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komodo Juga Punya Bisa Mematikan

Kompas.com - 21/05/2009, 21:55 WIB

MELBOURNE, KOMPAS.com - Selama ini Komodo dikenal garang dan punya gigitan mematikan karena kekuatannya. Sejumlah literatur juga menyebut mulutnya penuh bakteri sehingga memicu infeksi yang melumpuhkan korbannya.

Namun, hasil penelitian teranyar yang dipublikasikan dalam The Proceedings of the National Academy of Sciences menunjukkan bahwa gigitan Komodo juga menyertakan bisa mematikan. Di dalam mulutnya terdapat kelenjar bisa yang terhubung dengan pembuluh di antara gigi-giginya.

Bisa tersebut mengandung zat yang menyebabkan tekanan darah turun dan beraksi seperti zat anti-koagulan (anti-pembekuan darah). Hal tersebut menyebabkan pendarahan tak berhenti dan korbannya akan mati lemas.

Analisis juga menunjukkan kalau gigitan Komodo ternyata tak sekuat perkiraan selama ini. Hasil simulasi menggunakan pemodelan komputer menunjukkan, kekuatan gigitan Komodo hanya seperenam gigitan buaya air tawar yang punya ukuran tulang tengkorak hampir sama.

Namun, dengan ukuran gigi yang besar, gigitan Komodo menghasilkan luka lebar dan dalam. Dengan cara demikian, bisa yang dihasilkan dapat menyerang lebih efektif ke aliran darah korbannya meski volume yang dikeluarkan sangat sedikit.

Itulah kesimpulan Bryan Fry dari Unit Riset Bisa Australia di Universitas Melbourne dan Christofer Clemente, ahli komparasi fisiologi dari Universitas Cambridge. Mereka dan timnya melakukan riset mengenai Komodo sejak 2006.

"Hal tersebut menggambarkan bahwa sistem bisa pada kadal dan ular mungkin berasal dari nenek moyang yang sama," tulis para peneliti dalam kesimpulannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Larangan Study Tour ke Luar Provinsi Disesalkan Pelaku Wisata di Bantul

Larangan Study Tour ke Luar Provinsi Disesalkan Pelaku Wisata di Bantul

Travel Update
5 Wisata Alam di Purwokerto, Terdapat Kolam Alami di Tengah Hutan

5 Wisata Alam di Purwokerto, Terdapat Kolam Alami di Tengah Hutan

Jalan Jalan
5 Hotel Sekitar Dago Bakery Punclut Bandung, mulai Rp 190.000

5 Hotel Sekitar Dago Bakery Punclut Bandung, mulai Rp 190.000

Hotel Story
Makoya Pandaan: Daya Tarik, Tiket Masuk, dan Jam Buka

Makoya Pandaan: Daya Tarik, Tiket Masuk, dan Jam Buka

Jalan Jalan
5 Peralatan yang Harus Dibawa Saat Camping di Pantai

5 Peralatan yang Harus Dibawa Saat Camping di Pantai

Travel Tips
Kemendikbudristek Luncurkan Indonesian Heritage Agency, Kelola Museum dan Cagar Budaya

Kemendikbudristek Luncurkan Indonesian Heritage Agency, Kelola Museum dan Cagar Budaya

Travel Update
6 Tips Aman untuk Anak Saat Bermain di Pantai

6 Tips Aman untuk Anak Saat Bermain di Pantai

Travel Tips
Ketentuan Bhikku Saat Thudong, Boleh Makan Sebelum Pukul 12 Siang

Ketentuan Bhikku Saat Thudong, Boleh Makan Sebelum Pukul 12 Siang

Hotel Story
Memaknai Tradisi Thudong, Lebih dari Sekadar Jalan Kaki

Memaknai Tradisi Thudong, Lebih dari Sekadar Jalan Kaki

Hotel Story
Pameran Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai 30 Mei

Pameran Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai 30 Mei

Travel Update
10 Museum di Solo untuk Libur Sekolah, Ada Museum Radya Pustaka

10 Museum di Solo untuk Libur Sekolah, Ada Museum Radya Pustaka

Jalan Jalan
Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Travel Update
Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Travel Update
Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com