Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batik Indonesia Nominasi Warisan Budaya Takbenda Unesco

Kompas.com - 12/06/2009, 00:50 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com--Walaupun Malaysia telah mematenkan batik, keberadaan batik Indonesia tetap tak terhalangi masuk nominasi daftar representatif warisan budaya takbenda Unesco (Representative List of Intangible Cultural Heritage-Unesco).

Sebagai bagian dari proses nominasi tersebut, telah dilakukan kegiatan sosialisasi dan promosi baik di dalam dan luar negeri.  

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik mengabarkan itu kepada pers, Kamis (11/6) di Jakarta. Rangkaian proses nominasi bat ik Indonesia telah dipersiapkan matang dengan melibatkan berbagai pihak terkait, dan telah disampaikan pada bulan September 2008 lalu. Seluruh berkas dinyatakan lengkap oleh Sekretariat Unesco, pada tanggal 9 Januari 2009, katanya.  

Jero Wacik menjelaskan , ada enam negara anggota subsidiary body yang menilai usulan nominasi karya budaya dunia yang diajukan kepada Unesco, yaitu Uni Emirat Arab, Korea Selatan, Kenya, Turki, Mexico, dan Estonia. Sidang tertutup telah mereka gelar 11-15 Mei lalu di Paris. Dra f keputusan dari hasil sidang ini akan dibahas pada sidang ke-4 Intergovernmental Committee (IGC)-Unesco yang akan dilaksanakan di Abu Dhabi, tanggal 28 September sampai dengan 2 Oktober 2009. Sidang ini akan mengukuhkan nominasi yang disetujui Unesco.  

Pakar dan pemerhati budaya, sekaligus narasumber/konsultan proses nominasi Batik Indonesia ke Unesco, Gaura Mancacaritadipura, menambahkan, berkas nominasi telah dilengkapi dengan dokumentasi tertulis, foto, dan video oleh tim peneliti yang diketuai Imam Suc ipto Umar, dari Yayasan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Sepanjang tahun 2008 telah dilakukan penelitian besar-besaran di antaranya dengan komunitas dan ahli batik di 19 provinsi di Indonesia, ungkapnya.

Menurut rencana subsidiary body yang be ranggotakan enam negara itu akan menginformasikan hasil evaluasi tersebut kepada Indonesia tanggal 1 Juli 2009.

Menurut Gaura, jika subsidiary body memberikan evaluasi baik, maka Batik Indonesia diharapkan akan diterima dalam sidang Intergovernmental Committee Warisan Budaya Takbenda berikutnya, yang dijadwalkan di Abu Dhabi.

Dirjen Nilai Budaya, Seni dan Film Depbudpar Tjetjep Suparman mengatakan, sebagai bagian dari nominasi tersebut, 22 Agustus 2008 telah dibentuk Forum Komunitas Batik yang berperan untu k memfasilitasi komunikasi dan kerjasama antara spektrum komunitas batik yang luas, baik dari pemerintah maupun dari swasta.

Ini dalam rangka melindungi, menghidupkan dan mengembangkan kembali budaya batik untuk generasi masa kini dan mendatang secara berkesinambungan, paparnya.

Melihat efek baik yang diperoleh pascapengakuan Unesco pada dua mata budaya Indonesia, seperti Wayang (2003) dan Keris (2005), makanya Menko Kesra Aburizal Bakrie bersama Menbudpar jero Wacik menominasikan mata budaya Indonesia yang lain, yakni batik.   

Dia mengatakan, secara empirik dan faktual, batik telah terbukti menjadi salah satu warisan budaya bangsa Indonesia yang adiluhung.

Ketua Institut Museum Batik, Mohammad Basyir Ahmad mengatakan, Museum batik di Pekalongan, Jaten g, selama 3 tahun terakhir aktif memperkenalkan modul pendidikan dan pelatihan batik dalam kurikulun tingkat Taman Kanak-kanak hinga Politeknik. Program pelatihan serupa telah dimulai di jakarta, Semarang, Yogyakarta, dan Surakarta.

Kegiatan ini telah menarik perhatian Unesco, dan program pendidikan dan pelatihan tersebut telah dimominasikan sebagai Best Practices, sebagai daftar lain di bawah Konvensi Unesco 2003, katanya.     

Dari catatan, jika semula kegiatan membatik umumnya hanya terpusat di Pulau Jawa, kini telah menyebar ke-19 provinsi. Data Badan Pusat Statistik dan Departemen Perindustrian tahun 2006 ada sekitar 48.300 unit usaha kategori usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang bergerak di industri perbatikan, dengan melibatkan lebih dari 792.300 tenaga kerja.

Sementara itu, nilai produksi yang dihasilkan mencapai lebih dari Rp 2,9 triliun dan nilai ekspor yang dicapai sebesar 110 juta dollar AS.     

Asisten Deputi Urusan Kebudayaan Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat Suyud Wi narno mengatakan bahwa keanekaragaman batik harus senantiasa dikembangkan dan dipromosikan agar dapat menjadi industri budaya.(NAL) 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com