Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Lamang jo Tapai

Kompas.com - 01/10/2009, 09:06 WIB
Editor

Di bulan Ramadhan yang lalu, JS-er Tigun Wibisana di Penang, Malaysia, berbagi di milis tentang pengalaman makan lemang di Kelantan. Tigun adalah adik saya, beda usia delapan tahun. Dia menceritakan betapa pulennya si lemang yang dimakan dengan kari sapi gurih. Kelantan di Malaysia memang sangat terkenal dengan lemang-nya, khususnya di bulan Ramadhan. Banyak penjual lemang di tepi-tepi jalan antarkota, sehingga kita dapat singgah untuk mencicipinya sambil melihat lemang-lemang yang sedang dibuat dan dibakar.

Lho, tetapi, lemang ‘kan ada di Ranah Minang juga? Tigun memang masih terlalu kecil ketika kami tinggal di Padang. Padahal, kakak-kakaknya ketika itu sudah punya tradisi membakar lemang di kepanduan pada perkemahan menjelang Ramadhan. Sambil berapi unggun, lemang kami bakar, dan sesudah matang kami makan dengan gembira. Di masa itu, sekolah libur sepanjang bulan Ramadhan. Jadi, api unggun itu juga semacam farewell karena kami akan jarang berjumpa dalam sebulan ke depan.

Lemang – atau lamang dalam logat Minang – memang adalah tradisi Ramadhan, sekalipun tetap dapat dinikmati sepanjang tahun. Sebulan sebelum Ramadhan biasanya disebut sebagai bulan Malamang – yaitu saatnya membuat lemang secara massal. Biasanya satu kampung membuat lemang bersama-sama, lalu menjelang matang, kaum laki-laki melakukan acara mandoa (berdoa bersama). Sambil berdiri mereka menyeru Allahuakbar berulang-ulang, kepala menggeleng ke kiri dan ke kanan. Banyak yang sampai trance ketika melakukan ini. Setelah itu, mereka menyantap lemang beramai-ramai. Tradisi penyucian ini dilakukan agar umat siap memasuki bulan seribu bulan.

Seperti Anda telah ketahui, orang Minang paling suka menyantap lemang dengan tape dari ketan hitam yang sangat manis. Menjelang Idul Fitri, di mana-mana kita melihat para perantau Minang berjualan lamang jo tapai ini di seluruh pelosok Tanah Air.

Di Tebingtinggi, Sumatra Utara, saya lihat banyak orang berjualan lemang di pasar. Di sana, biasanya lemang dimakan dengan srikaya (dibuat dari telur bebek dan gula pasir, lalu dikukus menjadi adonan kental). Di samping itu, banyak orang makan lemang dengan rendang atau dengan gulai. Hmm, sungguh pengalaman makan yang sangat unik.

Hampir semua penjual lemang di Pasar Tjong A Fie, Tebingtinggi, adalah perantau dari Sumatra Barat. Di gerobaknya selalu ditulis “lemang batok”. Lucunya, tidak seorang pun tahu kenapa disebut lemang batok. Saya menduga bahwa  penamaan itu karena lemangnya dibakar dengan arang dari batok (tempurung) kelapa. Smokiness-nya jadi beda dibanding dengan yang dibakar dengan kayu bakar biasa – seperti yang jamak dilakukan di Sumatra Barat.

Nasi Jaha

Tetapi, lemang tidak hanya ada di Sumatra. Di Bumi Minahasa juga ada. Cara memasaknya sama, tetapi ditambahi jahe (= jaha dalam bahasa daerah). Karena ada tambahan jahe inilah maka lemang di Sulawesi Utara sana disebut nasi jaha. Kenapa disebut nasi? Bahannya ‘kan bukan beras, melainkan ketan? Ah, karena saya lupa menanyakannya kepada orang Manado, maka Anda saja yang tanya, ya?

Nasi jaha bisa dimakan sebagai snack. Kalau Anda mampir ke rumah kopi di Manado, pasti ada nasi jaha, lalampa, dan kopi-kopi (semacam kue mangkok), yang bisa dikudap sambil menyeruput kopi. Tetapi, yang lebih umum, nasi jaha diperlakukan sebagai nasi dan dimakan dengan lauk-pauk.

Seperti di Tebingtinggi, orang Sulawesi Utara pun membakar nasi jaha dengan arang dari tempurung kelapa. Orang-orang dari Pulau Sangir, salah satu dari Kepulauan Sangihe Talaud yang terletak di bibir Samudra Pasifik, juga membuat nasi jaha dengan cara pembakaran yang sama. Di Sangir, nasi jaha lebih umum disebut bahundak.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Masuk ADWI 2023, Desa Wisata Kubu Gadang Punya Banyak Paket Wisata

Masuk ADWI 2023, Desa Wisata Kubu Gadang Punya Banyak Paket Wisata

Jalan Jalan
Manchester di Inggris Terapkan Pajak Turis mulai Rp 18.000 per 1 April

Manchester di Inggris Terapkan Pajak Turis mulai Rp 18.000 per 1 April

Travel Update
Berburu Takjil di Kota Lhokseumawe, Banyak Tempat untuk Dikunjungi

Berburu Takjil di Kota Lhokseumawe, Banyak Tempat untuk Dikunjungi

Jalan Jalan
5 Aktivitas di Pameran Artefak Nabi Muhammad, Bisa Cium Kiswah

5 Aktivitas di Pameran Artefak Nabi Muhammad, Bisa Cium Kiswah

Jalan Jalan
Jelang Libur Panjang di DIY, Pemandu Wisata Diminta Beri Pemahaman Mitigasi Bencana

Jelang Libur Panjang di DIY, Pemandu Wisata Diminta Beri Pemahaman Mitigasi Bencana

Travel Update
9 Ciri-ciri Travel Umrah yang Perlu Diwaspadai, Tawarkan Harga Murah

9 Ciri-ciri Travel Umrah yang Perlu Diwaspadai, Tawarkan Harga Murah

Travel Tips
4 Aktivitas Wisata di Hutan Kota GBK, Bisa Piknik Gratis

4 Aktivitas Wisata di Hutan Kota GBK, Bisa Piknik Gratis

Travel Tips
4 Fakta KEK Lido, Calon Wisata Baru di Bogor

4 Fakta KEK Lido, Calon Wisata Baru di Bogor

Travel Update
Cara Terhindar Penipuan Travel Umrah, Ketahui 5 Kunci dari Kemenag

Cara Terhindar Penipuan Travel Umrah, Ketahui 5 Kunci dari Kemenag

Travel Tips
Dukung Pariwisata Kepri, Runway Bandara Karimun Akan Diperluas dan Dilebarkan

Dukung Pariwisata Kepri, Runway Bandara Karimun Akan Diperluas dan Dilebarkan

Travel Update
Bandara Hang Nadim Batam Dikabarkan Turun Status Jadi Domestik, Ternyata...

Bandara Hang Nadim Batam Dikabarkan Turun Status Jadi Domestik, Ternyata...

Travel Update
Harga Tiket dan Jam Buka Pameran Artefak Nabi Muhammad di Jakarta Timur

Harga Tiket dan Jam Buka Pameran Artefak Nabi Muhammad di Jakarta Timur

Travel Tips
Panduan Lengkap ke Taman Suropati: Jam Buka hingga Transportasi

Panduan Lengkap ke Taman Suropati: Jam Buka hingga Transportasi

Travel Tips
Tarif Baru Kapal Roro Rute Batam-Lingga

Tarif Baru Kapal Roro Rute Batam-Lingga

Travel Update
Jangan Sembarangan Tangkap Ikan di Desa Wisata Nyarai, Ini Sebabnya

Jangan Sembarangan Tangkap Ikan di Desa Wisata Nyarai, Ini Sebabnya

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+