Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Colo-colo dan Dabu-dabu

Kompas.com - 20/11/2009, 11:37 WIB

Nasi kelapa yang sudah bersantan ini disajikan dengan sejumput parutan kelapa yang dibumbui – mirip bumbu urap. Parutan kelapa ini kemudian diaduk dengan nasi santan. Ini mengingatkan saya pada nasi ulam Betawi gagrak kering yang dapat dijumpai di bilangan Karet, Jakarta Pusat.

Selain parutan kelapa, juga ditambahkan sejumput ikan asin. Ikan asinnya sangat khas, yaitu ikan cakalang yang direndam dalam air garam kemudian dikeringkan. Karena produksi ikan asin semacam ini banyak dilakukan di Pulau Banda, maka orang pun mengenalnya sebagai ikan asin banda.

Nasi kelapa paling cocok disajikan dengan ikan bakar, disiram dengan colo-colo. Belakangan ini saya sudah sangat jarang makan nasi dalam porsi penuh. Di warung ini, seporsi nasi kelapa saya lahap sampai tandas. Sadap paskali!

Kenari

Di Ambon banyak kaum pendatang dari Makassar. Karena itu, banyak juga rumah makan yang menyajikan ikan bakar gaya Makassar. Favorit saya adalah RM  New Ratu Gurih di Jalan Diponegoro. Rupanya, ini memang cabang RM Ratu Gurih yang sudah populer di Makassar.

Seperti orang Makassar, saya lihat orang Ambon juga pemakan ikan. Di rumah makan ini, rata-rata setiap orang memesan satu ekor ikan. Orang Jakarta pasti bingung bila melihat kebiasaan ini. Maklum, orang Jakarta biasa pesan satu ekor ikan untuk disantap bersama 3-4 orang.

Saya ikuti saja pesanan para tamu yang lain. Kebanyakan memesan ikan goropa (kerapu) ukuran sedang yang dibakar dan disiram rica-rica mentah. Tampaknya menggiurkan. Rasanya mak nyuss! Bila ikannya diganti udang pun akan menghasilkan sajian berkualitas juara. Artinya, rica-rica-nya itu lho yang kampiun.

Ketika pemilik rumah makan menghampiri saya, ia menawari ikan bakar yang lebih khas Maluku. Ikannya dipilihkan ikan rajabau yang kulitnya bergaris-garis seperti ikan yang memakai piyama. Di Makassar, ikan seperti ini disebut kaneke. Dagingnya lembut dan manis. Ikan rajabau ini dibelah, lalu dibakar, dan kemudian disiram dengan saus kenari. Wuih, yang satu ini benar-benar gurih.

Kenari adalah sejenis kacang yang tumbuh di pohon, mirip ketapang, dan sangat banyak dijumpai di Maluku. Karena itu, banyak sekali masakan maupun kue-kue yang memakai kenari untuk membuatnya lebih gurih. Saus kenari untuk ikan bakar ini dibuat dari kenari mentah, tidak disangrai ataupun digoreng, sehingga rasanya benar-benar segar.

Saya juga sempat mencicipi jajanan pinggir jalan yang unik. Namanya pisang gepe. Anda ingat lagu Ambon yang syairnya antara lain berbunyi: beta polo, beta gepe (saya peluk, saya jepit)? Nah, karena itu pisang gepe berarti pisang jepit. Mirip dengan pisang epek di Makassar atau gedang plenet di Semarang.

Di Bukittinggi pun saya pernah makan pisang bakar yang dipenyet ini. Tetapi, di Ambon, pisang bakar yang digepengkan ini tidak hanya disiram dengan gula merah cair, melainkan juga ditaburi remukan kacang tanah. Kelengkapan ini membuat pisang gepe Ambon berada di tingkat tertinggi dari semua jenis pisang bakar.

Ada juga jajanan khas Maluku yang kini mulai langka, namanya ampas terigu. Konon, penamaan ini karena dulunya kue ini dibuat dari sisa-sisa terigu di pabrik roti. Terigu dicampur dengan margarin, gula merah, kelapa parut, dan air. Kemudian dibentuk bola-bola, dan dihias dengan irisan kenari di atasnya. Setelah dipanggang di dalam oven, kue ampas terigu ini menjadi jajanan lezat yang mengenyangkan.

Sampe bakudapa, Ambon Manise!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KAI Sediakan 739.000 Kursi Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus

KAI Sediakan 739.000 Kursi Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
Kadispar Bali: Pungutan Wisatawan Asing Sudah Hampir Rp 79 Miliar

Kadispar Bali: Pungutan Wisatawan Asing Sudah Hampir Rp 79 Miliar

Travel Update
Tips Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri, Jangan Kesiangan

Tips Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri, Jangan Kesiangan

Travel Tips
Tips Atas Bengkak Selama Perjalanan Udara, Minum hingga Peregangan

Tips Atas Bengkak Selama Perjalanan Udara, Minum hingga Peregangan

Travel Tips
Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

Travel Update
Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

Travel Update
Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

Travel Update
Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut 'Flare' di Gunung Andong

Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut "Flare" di Gunung Andong

Travel Update
Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

Travel Tips
Taman Burung-Anggrek di Papua: Lokasi dan Harga Tiket Masuk

Taman Burung-Anggrek di Papua: Lokasi dan Harga Tiket Masuk

Travel Update
5 Air Terjun di Probolinggo, Ada Air Terjun Tertinggi di Jawa

5 Air Terjun di Probolinggo, Ada Air Terjun Tertinggi di Jawa

Jalan Jalan
4 Festival di Hong Kong untuk Dikunjungi pada Mei 2024

4 Festival di Hong Kong untuk Dikunjungi pada Mei 2024

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com