Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Lain Menikmati Teh

Kompas.com - 10/12/2009, 13:15 WIB

KOMPAS.com - Indonesia merupakan salah satu eksportir teh yang cukup dipandang di dunia. Di acara World SME Expo dan Inno Design Tech Expo di Hongkong Convention and Exhibition Centre, Kamis (3/12/09) lalu, misalnya, pemerintah Indonesia, melalui Konsulat Jenderal Hongkong, sedang mendorong potensi bisnis teh dari Indonesia ke Hongkong.

Konsul Ekonomi Konjen Hongkong Dicky Soerjanatamihardja pada Kompas.com saat itu mengatakan, potensi bisnis teh dari Indonesia sangat besar karena pasarnya bukan hanya di Hongkong, tetapi juga China. Selama ini, teh Indonesia memang sering dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan besar. Dibeli dari pelelangan dengan harga murah dan diberi merek perusahaan tersebut.

Kondisi ini bisa ditanggapi secara positif maupun negatif. Positif, karena meningkatkan ekspor teh Indonesia ke negara lain. Negatif, karena berarti tak lebih baik dibanding kondisi berabad-abad lalu. "Di jaman Belanda, teh produksi lokal justru diekspor ke luar negeri. Yang terbaik diekspor, sedangkan Indonesia cuma dapat rencekan-rencekannya (kualitas nomor dua)," ujar Bondan Winarno, saat peluncuran Sosro Heritage kemasan baru di kafe Harum Manis, Apartemen Pavilion, Jakarta, Rabu (9/12/09) lalu.

Padahal, teh Indonesia umumnya lebih menyehatkan dibandingkan produk negara-negara lain. Menurut peneliti teh Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) di Bandung, varietas teh Indonesia hampir seluruhnya adalah assamica sedangkan China dan Jepang adalah sinensis. Kadar katekin (catechin) pada varietas assamica lebih tinggi daripada sinensis. Katekin merupakan antioksidan yang sangat efektif untuk menetralkan radikal bebas dalam tubuh.

Akibat terbawa sejarah masa lalu ini, budaya minum teh orang Indonesia boleh dibilang sangat memprihatikan. Tingkat konsumsi teh Indonesia masih sangat rendah, sekitar 300 gram per kapita per tahun. Sebagai perbandingan, konsumsi teh Inggris 2.260 gram, dan Jepang 1.140 gram (catatan tahun 2007).

Menurut Bondan, selain belum memiliki budaya minum teh, rata-rata orang Indonesia juga tidak punya pengetahuan yang baik tentang teh. Contohnya, berapa persen masyarakat yang tahu apa manfaat teh bagi kesehatan? Kemudian apa bedanya teh hijau dengan teh hitam? "Ada yang tahu enggak, kalau Teh Botol Sosro itu ternyata teh hijau? Enggak ada yang tahu, kan? Meskipun warnanya merah, teh yang dipakai ini teh hijau, hanya tidak difermentasikan," celetuk Bondan.

Hal yang lebih gampang, seperti menyeduh teh pun belum dipahami oleh banyak orang. Pecinta teh ini mengaku, pernah berkunjung ke sebuah kedai kopi, dan memesan teh poci di sana. Tetapi setelah menyeruput sekali, ia jadi ilfil. Teh itu ternyata diseduh dengan air panas dari galon. Padahal, ada teh tertentu yang seharusnya diseduh dengan air mendidih.

Karena memiliki koleksi teh dari berbagai negara, Bondan mengaku menikmati teh sesuai mood dan kebutuhannya. Anda ingin tahu bagaimana ia menikmati tehnya?

"Untuk makanan Indonesia yang cenderung pedas, carilah teh yang segar seperti mint tea. Kalau saya, biasanya saya pilih teh hijau. Diseduh, terus dimasukin daun mint. Rasa mint ini yang akan terasa segar di mulut," ujar Bondan, yang juga pemilik kedai Kopitiam Oey ini.

Cara lain untuk menikmati teh ala Bondan Winarno adalah, teh hitam yang diseduh dengan sereh atau lemon. Atau bisa juga teh hitam yang diseduh dengan jeruk nipis dan disajikan dingin dengan sedikit gula atau tanpa gula.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com