Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Bangkok dari Chao Phraya

Kompas.com - 13/12/2009, 09:09 WIB

Turistik

Chao Phraya menjadi obyek turisme di Bangkok. Hampir semua hotel di di Bangkok mempunyai armada perahu yang siap mengantar tamu-tamu mereka pelesiran menyusuri sungai. Gratis pula. Jangan kaget jika banyak perahu berbendera nama hotel. Jangan heran pula jika banyak dermaga dengan nama hotel. Biasanya, perahu versi hotel itu hanya mengantar tamu menuju Central Pier atau semacam stasiun pusat bagi perahu-perahu itu.

Untuk melanjutkan perjalanan, kita bisa memilih paket perjalanan setengah hari. Paket ini dirancang untuk keperluan turistik, seperti yang disediakan Chao Phraya Tourist Boat. Dengan membayar 150 baht untuk orang dewasa atau 80 baht untuk anak-anak di bawah umur 9 tahun, kita bisa menyusuri sungai selama 6 jam. Paket setengah hari itu bisa dipilih mulai dari pukul 09.30 hingga pukul 15.00.

Selama enam jam itu kita dibawa ke beberapa obyek wisata, seperti Royal Grand Palace, pasar buah dan bunga di Ratchawong, dan Kuil Wat Pho yang menjadi tujuan wajib bagi mereka yang melawat ke Bangkok. Wat Pho, salah satu kuil tertua dan terbesar di Bangkok, dibangun pada tahun 1782.

Wat Pho juga disebut sebagai Kuil Buddha Terbaring atau The Reclining Buddha atau Phra Buddhasaiyas dalam bahasa Thai. Disebut demikian karena di kuil ini terdapat patung Buddha dalam posisi terbaring. Patung sepanjang 46 meter dan bertinggi 15 meter ini bersepuh emas pada bagian badan. Pada bagian mata dan tapak kaki bertakhtakan mutiara.

Selain ke obyek sejarah, kita juga bisa mencari buku bekas ke kawasan Khaosan Road. Ini kawasan penginapan pengembara ria alias backpacker dari berbagai penjuru dunia dan makan-makan di China Town. Menurut salah seorang pedagang buku bekas di kawasan itu, para backpacker sering menjual atau barter buku. Jika cukup jeli dan sabar, kita bisa menemukan novel seperti Heart of Darkness karya Joseph Conrad atau The Interpretation of Dreams dari embahnya psikoanalisis, Sigmund Freud.

Menyusuri sepotong Bangkok dari Sungai Chao Phraya, saya juga teringat Jakarta yang mempunyai Ciliwung. Dulu Sutiyoso ketika menjadi Gubernur DKI Jakarta pernah mencoba menjadikan Kanal Banjir Barat sebagai jalur perahu. Dermaga pun telah dibangun. Tetapi, riwayatmu kini, perahu itu tak pernah lagi melintas. Dalam budaya sungai, rupanya lain Bangkok lain pula Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com