Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pacu "Kudo" Bangkitkan Pariwisata Lokal

Kompas.com - 12/02/2010, 14:50 WIB

PAYAKUMBUH, KOMPAS - Pacu kudo (kuda) di Sumatera Barat efektif membangkitkan pariwisata di tingkat lokal. Masyarakat menikmati hal itu sebagai kegiatan budaya dan hiburan.

Fenomena itu tidak sejalan dengan kenyataan di pesisir barat Sumbar, terutama di sekitar Padang. Kegiatan pariwisata cenderung sepi setelah gempa baru-baru ini. Turis domestik enggan mendatangi tempat wisata di sekitar Padang karena trauma dengan bencana gempa ataupun tsunami.

”Pacu kudo bukan sekadar kegiatan olahraga, melainkan juga agenda pariwisata Sumatera Barat. Buktinya, masyarakat sangat antusias ketika kegiatan ini digelar di sejumlah daerah,” tutur panitia pelaksana pacu kudo, Busrizal Djafar, Senin (8/2/2010) di Payakumbuh.

Sejak Minggu (7/2/2010), Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota dan Pemerintah Kota Payakumbuh menggelar pacu kudo. Acara tersebut, menurut Busrizal Djafar, mempertemukan 200 kuda dari Sumbar, Sumatera Utara, dan Riau. Selama dua hari panitia menggelar 14 kali balapan di area pacuan kuda. Selama itu pula masyarakat terus memadati arena pacuan untuk memeriahkan acara.

Busrizal Djafar mengaku puas dengan kegiatan tersebut. Pacu kudo digelar bergiliran di sejumlah daerah di Sumbar, di antaranya Payakumbuh, Padang Panjang, Pariaman, Tanah Datar, dan Solok. Seluruh daerah itu memiliki tradisi yang erat hubungannya dengan kuda.

Pacu kudo telah berjalan sejak masa penjajahan Belanda di Sumatera. Kegiatan tersebut dipelopori sejumlah pemilik bendi (kereta kuda). ”Saat itu pacu kudo dipertandingkan tanpa memakai pelana. Kini pacuan diperbarui dengan menggunakan pelana. Ini sekaligus menggairahkan peternakan kuda yang ada di Sumbar,” kata Busrizal Djafar.

Joneldi (34), warga Kota Payakumbuh, mengaku terhibur dengan kegiatan itu. Dia sengaja datang ke arena pacuan bersama dua anak dan istrinya kemarin. Tiket masuk arena yang harganya Rp 5.000 per orang bukan merupakan halangan. Joneldi bahkan menyempatkan melihat pacu kudo di tempat lain yang tidak jauh dari Payakumbuh.

Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumbar James Hellyward, kegiatan pariwisata di Sumbar akan berjalan baik jika masyarakat tidak termakan isu negatif. ”Jika sejumlah tempat wisata di pantai barat, terutama di sekitar Padang, belakangan ini sepi pengunjung, kemungkinan hal itu akibat turis termakan isu bencana susulan setelah gempa 30 September 2009,” katanya. (Andy Riza Hidayat)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Travel Update
19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

Travel Update
Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Travel Update
Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Travel Update
Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Travel Tips
BOB Downhill 2024, Perpaduan Adrenalin dan Pesona Borobudur Highland

BOB Downhill 2024, Perpaduan Adrenalin dan Pesona Borobudur Highland

Travel Update
Terraz Waterpark Tanjung Batu: Harga Tiket, Lokasi, dan Jam Buka

Terraz Waterpark Tanjung Batu: Harga Tiket, Lokasi, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com