Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sensasi Bermobil ke Flores

Kompas.com - 10/05/2010, 15:28 WIB

Karena jalan jelek, ditambah sempat nyasar selepas Sumbawa Besar, mobil tiba di Sape lebih lambat dari jadwal feri. Beruntung, feri milik PT Dharma Lautan Utama yang sudah dikontak bersedia menunggu empat-lima menit. Perjalanan dengan feri selama delapan jam menuju Labuhan Bajo pun dimulai. Pemilik mobil kecil harus membayar tiket feri Rp 1,4 juta per mobil.

Sensasi perjalanan

Menyeberangi Selat Sape selama delapan jam sebenarnya tidak membosankan. Ada sejumlah pulau eksotik di sana. Pulau Sangiang dengan gunung api Sangiang setinggi 1.950 meter terlihat anggun. Juga Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan belasan pulau kecil membentang. Feri berlayar di antara pulau-pulau yang berserakan. Lumba-lumba mengantar di depan feri.

Feri juga diisi belasan wisatawan mancanegara yang hendak melihat komodo, naga raksasa di Pulau Komodo. Mereka biasanya menyewa perahu motor mewah yang banyak bersiap di Labuhan Bajo, Manggarai Barat, untuk membawa mereka ke Pulau Komodo.

Tujuan perjalanan adalah Larantuka. Pekan Paskah atau Semana Santa yang penuh ritual peninggalan bangsa Portugis yang tahun ini genap 500 tahun menjadi daya tarik tersendiri. Tetapi, perjalanan ke Larantuka sejauh 500 kilometer menjanjikan banyak cerita.

Pulau dengan sekitar 10 gunung api ini membuat perjalanan tak pernah sepi dari tanjakan ekstrem, jurang dalam, dan tikungan tajam. Kondisi ini sudah ditemui di Roe, hanya 20 kilometer dari Labuhan Bajo. Mesin mobil meraung karena hanya bisa menggunakan persneling satu dan dua sepanjang 5 kilometer.

Syaril, pengemudi mobil ekspedisi asal Mataram, Nusa Tenggara Barat, mengakui beratnya medan perjalanan di Flores. ”Tanjakan-tanjakan jalan di Flores sungguh berat, terutama antara Labuhan Bajo dan Ruteng,” ujar Syaril yang ditemui di atas feri saat balik dari Labuhan Bajo ke Sape.

Syaril baru saja membawa muatan keperluan pembangkit listrik tenaga uap di utara Kabupaten Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur. Medan jalan di Jawa dan Sumatera pernah dijalaninya. ”Tetapi, di Flores sungguh menantang. Mobil dan sopir harus semuanya sehat,” ujarnya. Namun, justru tanjakan, tikungan, dan jurang menjadi sensasi tersendiri. Mobil tak hanya mengandalkan rem semata. Pengereman dengan mesin (engine brake) mutlak. Mobil harus sehat, pengemudinya juga harus awas. Dan di sinilah sensasi mengemudi di medan jalan seperti di Flores.

Jurang, gunung, dan tikungan tajam menjadi pemandangan tersendiri. Tanjakan dan tikungan sejauh 31 kilometer dari Aimere ke Bajawa di Kabupaten Ngada menjadi kisah tersendiri. Di sisi kanan Gunung Inerie yang tinggi menjulang menjadi pemandangan menakjubkan lainnya. Juga Gunung Ebulebo di Kabupaten Nagekeo, dengan asap tipis dari puncaknya.

Nilai berharga dari semua ini adalah melihat Gunung Kelimutu dengan danau tiga warnanya yang kini menyajikan warna hijau tua, hijau muda, dan hijau gelap. Tak lagi merah tua, hijau, dan hitam seperti sebelumnya. Hanya perlu menyimpang 12 kilometer dari jalan raya Ende dan Maumere, mendaki menuju ketinggian 1.650 meter.

Selepas Moni, desa dengan tempat penginapan bagi para wisatawan, jalan berliku dengan sawah diputarnya, sebelum mencapai kawasan hutan pinus. Kali kecil tak berjembatan menjadi sensasi tersendiri. Mobil tak bisa sampai ke puncak melihat danau. Perlu jalan sejauh 3 kilometer pergi-pulang. Berada di puncak pada pagi hari sangat dianjurkan karena minim kabut.

Sebelum sampai ke Larantuka, bisa juga melihat gereja tua buatan Portugis di Sikka. Juga bisa mampir ke Nilo, melihat patung Bunda Maria ukuran raksasa, sebelum masuk kota Maumere. Sensasi Semana Santa di Larantuka menjadi cerita religius lainnya.

Apabila perjalanan berlangsung dari Jakarta hingga Larantuka, odometer memperlihatkan jarak 5.513 kilometer pergi dan pulang. Biaya bahan bakar solar sebanyak Rp 2 juta, sekitar 450 liter. Biaya penyeberangan pergi-pulang sekitar Rp 5 juta, termasuk feri Jawa-Bali. Untuk perjalanan sembilan penumpang termasuk cukup murah. Apalagi bisa mampir ke Kelimutu dan mengalami sensasi jurang, tanjakan terjal, dan tikungan tajam. Silakan mencoba sensasi jalan ke Flores. (Pieter P Gero)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com