Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesta Adat Naik Dango

Kompas.com - 18/05/2010, 14:50 WIB

Oleh Agustinus Handoko

”Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata…!” Lantang suara dari podium itu dibalas dengan gemuruh, ”Arus… arus… arus…!” Hujan malam sebelumnya yang meninggalkan becek di lapangan depan rumah betang (rumah khas masyarakat Dayak) di Kecamatan Kuala Behe, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, itu tidak menyurutkan antusiasme ribuan masyarakat adat Dayak Kanayatn.

Mereka berjejal di sepanjang sisi lapangan dengan kaki-kaki kotor terkena lumpur, mengikuti ritual perayaan adat Dayak, naik dango ke-25 tingkat Kalimantan Barat di Kuala Behe, Selasa (27/4). Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata adalah salam khas masyarakat Dayak dalam setiap pertemuan.

Adil Ka’ Talino berarti ’adil dan toleran terhadap sesama’. Bacuramin Ka’ Saruga atau bercermin ke surga berarti ’harus selalu hidup baik’. Basengat Ka’ Jubata berarti ’setiap tarikan napas harus patuh terhadap Tuhan’. Jawaban dari salam itu, arus, arus, arus, berarti ’mengiyakan dan berharap salam itu akan terpenuhi dalam kehidupan semua orang yang hadir’.

Salam itu selalu mengawali sambutan tokoh masyarakat atau tokoh pemerintah dalam acara adat Dayak, termasuk perayaan adat naik dango. Salam itu sekaligus menjadi filosofi masyarakat adat Dayak untuk mewujudkan hidup yang tenteram bersama masyarakat lainnya.

Masyarakat adat Dayak Kanayatn yang mayoritas hidup sebagai petani itu mensyukuri ketenteraman dan panen yang mereka peroleh melalui upacara adat naik dango. Tradisi naik dango sudah ada dalam masyarakat adat Dayak Kanayatn sejak ratusan tahun lalu. Sejak tahun 1985, naik dango dirayakan bersama di tingkat Kalimantan Barat oleh masyarakat adat Dayak Kanaytn.

Masyarakat adat Dayak Kanayatn mendiami wilayah Kabupaten Landak, Kabupaten Pontianak, dan Kabupaten Kubu Raya. Dayak Kanayatn adalah satu dari 350 subsuku Dayak di Kalimantan.

Puncak perayaan naik dango ditandai dengan ngantar panompo ke rumah betang. Dalam tradisi masyarakat Dayak, panompo adalah semacam lumbung untuk menyimpan padi. Panompo memiliki macam-macam bentuk, seperti gubuk dan kapal. Itu tergantung dari kebiasaan masyarakat di suatu tempat.

Upacara adat naik dango ke-25 di Kuala Behe diikuti 23 kelompok atau utusan di tingkat kecamatan di Landak, Pontianak, dan Kubu Raya. Setiap kelompok datang dalam jumlah besar, hingga puluhan orang, tetapi yang terlibat dalam ngantar panompo paling banyak 15 orang per kelompok.

Ngantar panompo dalam naik dango selalu diiringi dengan tari-tarian dan musik khas masyarakat Dayak. Selain padi, masyarakat juga memberikan sesajian seperti ayam kampung panggang. Para pengantar berpakaian khas Dayak dari wilayah masing-masing. Ada yang masih menggunakan kulit kayu dihiasi biji-bijian. Namun, ada pula yang sudah menggunakan kain dengan renda atau bordir.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Tempat Liburan Keluarga di Bandung, Ada yang Cocok untuk Piknik

5 Tempat Liburan Keluarga di Bandung, Ada yang Cocok untuk Piknik

Jalan Jalan
Promo Libur Sekolah di Rivera Outbound & Edutainment Bogor, mulai Rp 65.000

Promo Libur Sekolah di Rivera Outbound & Edutainment Bogor, mulai Rp 65.000

Travel Update
231 Penerbangan di Bandara AP II Layani Kepulangan Jemaah Haji

231 Penerbangan di Bandara AP II Layani Kepulangan Jemaah Haji

Travel Update
Ada Usulan Kenaikan Tarif Pungutan Turis Asing di Bali, Sandiaga: Harus Dilihat Dulu

Ada Usulan Kenaikan Tarif Pungutan Turis Asing di Bali, Sandiaga: Harus Dilihat Dulu

Travel Update
Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Sungai Maron Pacitan

Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Sungai Maron Pacitan

Travel Update
Taman Aglaonema Terbesar Indonesia di Sleman, Ini Jam Buka dan Harga Tiket Masuknya

Taman Aglaonema Terbesar Indonesia di Sleman, Ini Jam Buka dan Harga Tiket Masuknya

Travel Update
Visa Kunjungan Jangka Pendek di Kepulauan Riau Akan Diumumkan Segera

Visa Kunjungan Jangka Pendek di Kepulauan Riau Akan Diumumkan Segera

Travel Update
Nilai Tukar Rupiah Melemah, Kemenparekraf Dorong Tingkatkan Kunjungan Wisman

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Kemenparekraf Dorong Tingkatkan Kunjungan Wisman

Travel Update
Jumlah Pengunjung Gunung Telomoyo Pecahkan Rekor pada Juni 2024, Tembus 63.126 Orang

Jumlah Pengunjung Gunung Telomoyo Pecahkan Rekor pada Juni 2024, Tembus 63.126 Orang

Travel Update
Nilai Tukar Rupiah Melemah, Sektor Parekraf Bisa Apa?

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Sektor Parekraf Bisa Apa?

Travel Update
5 Tempat wisata anak di Jakarta yang murah, di Bawah Rp 50.000

5 Tempat wisata anak di Jakarta yang murah, di Bawah Rp 50.000

Jalan Jalan
Dorong Wisatawan Liburan #DiIndonesiaAja, Kemenparekraf Gandeng Tasya Kamila Luncurkan TVC “Libur Telah Tiba”

Dorong Wisatawan Liburan #DiIndonesiaAja, Kemenparekraf Gandeng Tasya Kamila Luncurkan TVC “Libur Telah Tiba”

Travel Update
Ada Diskon Traveloka hingga 68 Persen untuk Liburan Sekolah 2024

Ada Diskon Traveloka hingga 68 Persen untuk Liburan Sekolah 2024

Travel Update
Konser Musik di Tangerang Ricuh, Sandiaga: Jangan Sampai Citra Baik Konser Dicoreng

Konser Musik di Tangerang Ricuh, Sandiaga: Jangan Sampai Citra Baik Konser Dicoreng

Travel Update
Digitalisasi Perizinan Event Disahkan Presiden Joko Widodo Hari Ini

Digitalisasi Perizinan Event Disahkan Presiden Joko Widodo Hari Ini

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com