Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Gempa di Taiwan

Kompas.com - 19/05/2010, 18:52 WIB

Bayangkan, dalam setahun, warga Taiwan merasakan 200 kali gempa. Hampir setiap hari digoncang gempa, mereka mengakrabi. Di Indonesia, negara dengan jumlah gempa (yang tak terasa) yang bisa puluhan hingga ratusan kali dalam sehari tak juga mengakrabinya. Taiwan memang berbeda.

Wujud keakraban itu di antaranya muncul dari kisah-kisah para pemandu wisata. Mereka bangga mengisahkan beragam bencana gempa.

Di sektor properti, pemerintah Taiwan bahkan "menantang" maut. Taiwan membangun gedung tertinggi di dunia! Gedung Taipei 101 itu di jantung ibukota Taipei setinggi 508 meter. Selain menawarkan pemandangan kota dari atap, bola raksasa seberat 600 ton menjadi daya tarik tersendiri.

Bola bercat kuning di lantai 88 Gedung Taipei 101 itu penyeimbang agar gedung tetap tegak berdiri ketika digoncang gempa. Saking tingginya, terasa sensasi terayun-ayun di atap gedung. Namun, kehadiran bola itu menopang gedung tetap kokoh.

Setidaknya, butuh antre setengah jam sebelum lift supercepat membawa pengunjung ke puncak gedung. Pada Rabu (12/5), Kompas mengunjungi Gedung Taipei 101-sebagai salah satu agenda kunjungan wisata selama sepekan di Taiwan atas undangan Taiwan Visitors Association (TVA) bekerja sama dengan China Airline.

Gedung Taipei 101 menjadi pusat bisnis dan perbelanjaan sejak 2003. Bola peredam gempa itu menggunakan teknologi Jepang. Sebagai suvenir, pengelola gedung membuat beberapa miniatur bola peredam gempa.

Gempa menjadi cerita pembuka ketika berkunjung ke Tai Yi Ecological Leisure Farm. Manager Division Room Tai Yi Ecological Leisure Farm Kevin Chen segera menunjukkan monumen Dewi Flora di tengah hotel dengan 73 kamar, yang dilengkapi kebun bunga itu. "Kami membangun monumen Dewi Flora ini di atas lubang besar yang muncul akibat gempa. Dewi ini lambang keberuntungan," kata dia.

Bangunan di Tai Yi Ecological Leisure Farm pun dibangun dengan standar tahan gempa. Selain pondasi tulang baja, atap bangunan menggunakan genteng ringan. Kaca-kaca bangunan dijamin hancur menjadi butiran kecil ketika gempa terjadi sehingga tak membahayakan pengunjung. Setiap kamar dilengkapi jalur evakuasi dengan tali.

Ketika melancong ke kawasan tengah Taiwan, pemandu wisata Abun Chen mengisahkan gempa dahsyat 21 September 1999 yang meluluh- lantakkan kawasan itu. Akibat gempa, hotel bintang lima di tepi danau terbesar Taiwan Sun Moon Lake, Fleur de Chine Hotel, ambruk. Kini, hotel bertarif Rp 2,4 juta per malam itu berdiri lagi dan menjadi tujuan utama menginap tamu-tamu berduit.

Pulau kecil di tengah Sun Moon Lake, Pulau Lalu, hampir ambles akibat gempa 11 tahun lalu itu. Pemerintah Taiwan memasang beragam bahan pelampung agar Pulau Lalu tak tenggelam. 

Cepat bangkit

Deputy Secretary General Taiwan Visitor Association Mei Hua Wang mengatakan, warga Taiwan cenderung cepat bangkit dari bencana. Pemerintah segera merestorasi kerusakan akibat gempa sehingga pariwisata cepat pulih. Apalagi, Sun Moon Lake dengan kecantikan terbit-tenggelamnya matahari selalu menjadi daya tarik wisatawan.

Kabupaten Hua Lien yang menjadi wilayah pusat gempa pun dikemas menjadi daerah tujuan wisata menarik. Farglory Hotel di Hua Lien dengan 391 kamar yang bergaya Viktorian berdiri kokoh di atap bukit. Menghadap langsung ke Samudera Pasifik.

Seperti DIY, Taiwan sama-sama merasakan gempa. Namun, Taiwan sanggup mengemas bencana alam yang menakutkan itu menjadi daya tarik wisata. Ketika berkisah tentang gempa dahsyat Mei 2006, barangkali kita sulit menemukan monumen sedahsyat apa gempa itu terjadi.

Di Yogya, gempa dilupakan bersama kesadaran antisipasi. Padahal, sejarah mencatat gempa Yogya akan berulang.... (MAWAR KUSUMA, dari Taiwan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com