Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
PARIWISATA

Investasi Ekowisata Perhutani 2010 Mencapai Rp 9 Miliar

Kompas.com - 11/06/2010, 14:39 WIB

BLORA, KOMPAS - Perum Perhutani pusat bakal mengembangkan ekowisata di 12 daerah di Jawa pada 2010 dengan menginvestasikan dana Rp 9 miliar. Empat lokasi ekowisata di antaranya berada di Jawa Tengah, yaitu di Kabupaten Kendal, Semarang, Blora, dan Banyumas.

Kepala Biro Ekowisata dan Jasa Lingkungan Hidup Regio Jawa Perum Perhutani pusat, Teguh Purwanto, mengatakan hal itu saat meninjau potensi lokowisata uap tua di Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Kamis (10/6). Kegiatan itu berbarengan dengan kunjungan wisatawan Jerman, Swiss, Inggris, dan Belanda, yang tergabung dalam Far Rail Tours.

Menurut Teguh, di Kendal, Perhutani akan mengembangkan Wana Wisata Gonoharjo, Kecamatan Limbangan, yang menawarkan panorama air terjun, pemandian air panas Nglimut, dan hutan alam lereng Gunung Ungaran. Di Kabupaten Semarang, sasaran investasinya adalah Hutan Wisata Penggaron yang merupakan jalur migrasi raptor Asia.

Di Banyumas, Perhutani mengembangkan Kampung Panginyongan yang berada di kawasan Curug Cipendok, Kecamatan Cilongok. Adapun di Blora, Perhutani akan memaksimalkan promosi dan pengembangan sarana-prasarana Wisata Lokomotif Uap Tua pengangkut gelondongan jati. "Perhutani menargetkan peningkatan pengunjung kawasan ekowisata sebanyak 30 persen dari tahun sebelumnya," kata Teguh.

Berdasarkan data Biro Ekowisata dan Jasa Lingkungan Hidup Regio Jawa Perum Perhutani Pusat, wisata berbasis lingkungan hidup di Jawa berjumlah 128 buah. Kawasan yang menjadi unggulan sementara ini berada di Jawa Barat dan Jawa Timur, sedangkan Jawa Tengah sedang dirintis.

"Khusus lokotur yang dikelola Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Cepu Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, kami menargetkan bakal menjadi unggulan 1-2 tahun ke depan karena masih banyak sarana prasarana yang perlu diperbaiki," kata Teguh.

Secara terpisah, Wakil Kepala Bagian Sarana dan Prasarana KPH Cepu Agus Susanto mengemukakan, sarana dan prasarana lokotur yang perlu dipulihkan antara lain penggantian bantalan rel, perbaikan jembatan, dan tempat pengisian air. Selain itu, uji tera lokomotif uap tua perlu dilakukan karena sudah lima tahun tidak dilakukan uji kelayakan.

"Kami belum membuat perhitungan biaya pemulihan keseluruhan secara formal. Namun, kira-kira biaya yang dibutuhkan adalah Rp 1 miliar," kata Agus. (HEN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com