Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menelusuri Jejak Blume di Tanjakan Setan

Kompas.com - 13/07/2010, 06:18 WIB

KOMPAS.com - Gunung Gede (2.958 mdpl) di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) salah satu tujuan favorit wisata dan olahraga alam yang bisa ditempuh sekitar 100 kilometer dari Kota Jakarta.

Setiap musim liburan, taman nasional yang memiliki luas 21.975 hektar ini selalu ramai dikunjungi. Pendakian menuju puncak Gunung Gede berjubel ditambah dengan wisatawan yang hendak menuju air terjun Cibeureum.

Jalur yang banyak ditempuh pendaki untuk mencapai puncak adalah melalui pintu gerbang Kebon Raya Cibodas, Cianjur, Jawa Barat. Kemudian mendaki lewat Telaga Biru, air terjun Cibeureum, air panas, dan Kandang Badak.

Jalur ini dibuat oleh Blume, orang pertama yang mendaki lewat Cibodas. Dari Kandang Badak, dia berjalan ke kawah, menyusuri kaki Gunung Gede yang terjal, yang sekarang dikenal dengan "tanjakan setan" dan berakhir di Alun-alun Suryakencana.

Para pendaki menyukai “Jalur Blume” karena bisa menyaksikan berbagai keindahan alam yang asri. Setelah mendaftar di pos Cibodas, pendaki akan menyaksikan Telaga Biru di ketinggian 1.575 meter dari permukaan laut (mpdl) atau dengan jarak tempuh perjalanan sekitar setengah jam.

Selepas menikmati telaga, 40 menit kemudian kita bisa menikmati indahnya air terjun Cibereum (1.675 m.dpl).

Perjalanan selepas air terjun mulai terjal dengan kondisi jalan yang lebih buruk. Sekitar sejam perjalanan setelah air terjun,  air panas sudah menantikan para pendaki. Suhunya berkisar 50-700 derajat celsius.

Serasa  mandi sauna ketika melewati air panas, karena uapnya pasti menerpa seluruh tubuh. Ada baiknya, bagi pendaki yang berkacamata agar melepaskannya karena akan sulit melihat dalam kondisi penuh kepulan asap.

Setelah hampir 3,5 jam perjalanan dari pos Cibodas, pendaki akan menemui tempat berkemah yang biasa disebut Kandang Batu (2.220 mdpl). Tempat ini cocok menjadi tempat bermalam karena tanahnya landai dan ada aliran sungai. Namun, tempat berkemah favorit adalah di Kandang Badak (2.395 mdpl). Tanah landai di tempat ini memang lebih luas dan tersedia kakus. Dulunya disini ada rumah (shelter), namun sekarang hanya tinggal dinding.

Perjalanan menuju puncak tinggal 2 jam. Bagi yang ingin menikmati matahari terbit, dianjurkan pendakian dari tempat ini dimulai sekitar pukul 2.00 dini hari. Perjalanan menuju puncak adalah medan terberat. Jarak antara Kandang Badak dan puncak hanya 563 meter, namun waktu tempuh bisa mencapai 2-3 jam, tergantung kemampuan pendaki.

Menjelang puncak kita harus berhadapan dengan "tanjakan setan" yang sangat terjal. Tapi jangan khawatir, disediakan tali untuk mendaki. Keletihan menggapai puncak bisa terobati karena perjalanan menuju puncak disebelah kiri terdapat kawah.

Setelah mencapai puncak, rasanya kurang lengkap jika belum melihat bunga edelweiss (Anaphalis javanica) di Alun-Alun Surya Kencana di ketinggian 2.800 mdpl. Perjalanan ke alun-alun sekitar sejam. Luas alan-alun yang mencapai 50 hektar terhampar edelweiss yang sangat menarik untuk diabadikan.

Setelah puas menikmati Edelweiss, kita bisa turun dari utara melalui Pos Gunung Putri, Cianjur atau lewat selatan melalui Pos Selabintana, Sukabumi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com