Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alam dan Adat Dayak sebagai Aset Wisata

Kompas.com - 31/07/2010, 16:36 WIB

Selain promosi, masalah lain yang juga menghadang untuk tujuan wisata adalah transportasi. Mindri dan Udin Semprong mengaku, masalah transportasi masih menjadi kendala utama.

Untuk masuk ke Kampung Tanginau, misalnya, pengunjung harus berjalan kaki atau naik ojek yang disediakan warga dengan waktu tempuh sekitar 20-30 menit. Ongkos satu kali jalan dari Loksado ke kampung yang berjarak kurang dari 6 kilometer itu mencapai Rp 25.000 per orang.

Akses masuk ke kampung Tanginau masih berupa jalan setapak yang cukup sulit ditempuh saat hujan. Kondisi jalan berbatu dan berlumpur kerap membuat roda sepeda motor selip. Kalau sudah begini, tentu pembonceng harus turun.

Di beberapa ruas, pengendara juga harus berhenti untuk memberi kesempatan kepada pengendara lain dari arah berlawanan. Kita harus turun dan menunggu karena jalanan berkelok dan naik-turun cukup curam.

Begitu pula jika ingin pergi ke Desa Haratai yang berjarak sekitar 6 kilometer dari Loksado. Cara yang sama harus ditempuh oleh pengunjung. Padahal, di tempat ini ada obyek wisata menarik berupa air terjun dan listrik tenaga mikro hidro hasil pengembangan masyarakat bersama lembaga swadaya masyarakat dan pemerintah daerah.

Transportasi ke Loksado sebenarnya cukup mudah dijangkau. Jika menggunakan mobil pribadi dari arah Banjarmasin, ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan, diperlukan waktu sekitar empat jam (jarak tempuh 150-an km). Sementara jika langsung dari Kandangan, ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Selatan, diperlukan waktu sekitar 30 menit (jarak tempuh 35-an km).

Camat Loksado Rubingan mengatakan, sejauh ini kegiatan aruh memang masih dilakukan secara alami. Kecuali ada tamu, seperti pejabat atau wisatawan yang datang dalam jumlah besar, baru disuguhkan atraksi budaya seperti aruh. ”Kalau aruh yang benar-benar tradisi ini kan sifatnya menyangkut keyakinan, asli. Jadi, sangat bergantung pada masyarakat sekitar,” ujarnya.

Rubingan mengaku bahwa aset wisata lain yang terkait alam sudah sangat dikenal, seperti Air Terjun Haratai dan pemandian air panas Tanuhi.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Hulu Sungai Selatan Suriani sendiri mengaku telah membina pengembangan tradisi dan kekayaan alam itu sebagai bagian dari aset wisata.

Promosi pun sudah dilakukan, selain mengembangkan fasilitas penginapan dan kolam renang, seperti pemandian air panas Tanuhi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Travel Update
5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

Travel Tips
Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Travel Tips
Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com